Pov Alva
Sudah tiga hari berturut-turut alva selalu menghabiskan malamnya di diskotik. Sejujurnya alva baru kali ini memasuki diskotik, karena rasa frustasinya akibat penyesalan yang telah ia perbuat. Dulu frilla akan melarangnya dengan keras untuk datang ke diskotik jika teman sekolah mereka mengadakan party dan menjadikan percekcokan kecil di antara mereka. Namun akhirnya alva lah yang mengalah, ia tak bisa menentang perkataan frilla yang terselip ancaman sehingga alva selalu menuruti perintah frilla.
Alva masih ingat dimana ia bersama teman-temannya merokok di belakang gudang sekolahnya dan frilla memergokinya, langsung saja dengan gelagapan alva membuang rokoknya dan frilla hanya diam lalu meninggalkannya. Kejadian itu membuat alva jera untuk merokok, karena frilla mendiamkannya sampai satu minggu. Berbagai cara alva lakukan saat itu untuk meminta maaf, namun frilla tak menggubrisnya sama sekali dan lebih parahnya lagi, frilla selalu membuatnya cemburu dengan cowok yang sudah lama menyukai frilla. Hal itu sangat di manfaatkan oleh laki-laki tersebut untuk mengajak frilla ke kantin bersama, belajar bersama dan mengantarkan frilla pulang, bahkan mengajak frilla malam mingguan. Hati alva memanas saat itu tanpa banyak cerita langsung saja alva menonjok laki-laki yang saat itu mengantarkan frilla pulang. Kontan frilla berteriak dan membantu laki-laki itu untuk bangkit dan menyuruhnya pergi.
Alva masih ingat apa yang ia katakan pada frilla sehingga membuat kekasihnya itu takut dan hari itu juga mereka berbaikan 'Hanya karena aku ketahuan merokok olehmu dengan begitu kamu jalan sama laki-laki itu, aku bersumpah frilla sekali lagi aku melihatmu bersamanya, bukan hanya mukanya yang babak belur, bisa jadi nyawa-nya hilang ditanganku sendiri, aku sudah minta maaf padamu bahkan aku berjanji tak akan mengulanginya lagi, jadi ku mohon sayang maafkan aku, aku tau kamu melakukan ini karena kamu peduli padaku, bisakah kita berbaikan, apa aku harus bersujud padamu dulu baru kamu memaafkan ku'kontan saja perkataan alva menjadikan frilla memeluk alva sambil menangis tersedu-sedu, alva pun membalas pelukan frilla di barengi elusan di rambut panjang frilla
Hembusan nafas alva begitu terdengar, mengingat begitu banyak hal yang mereka lakukan bersama, mulai dari hal romantis sampai percekcokan terputar di ingatan alva.
Masih boleh kah ia berharap suatu saat menemukan frilla dan meraihnya kembali. Bagaimana jika ia bertemu frilla telah bersanding dengan laki-laki lain.
Tidakkk.. Tidakkk.. Tidak ada yang boleh memiliki frilla selain dirinya. Ya, frilla harus jadi miliknya apapun caranya. Biar pun takdir tak mengizinkan mereka bersama, alva akan menentangnya dan mengubah takdir dengan keinginan nya sendiri.
Dari awal frilla adalah miliknya, cinta pertamanya, jadi tak boleh ada satu pun laki-laki yang boleh memiliki frilla kecuali dirinya dan keluarganya.
Memikirkan frilla dengan laki-laki lain saja rasanya hatinya memanas, apalagi jika ia melihat dengan nyata frilla bersama laki-laki lain.
'Astaga, bagaimana ini, aku rasanya ingin meledak, tahan alva, ini hanya pemikiranmu saja, frilla sangat mencintaimu tak mungkin dia menghianatimu, tapi aku sudah menyakitinya, ahhhh semua ini membuatku gila, ingat frilla, kamu hanya milikku jadi setia lah padaku sampai aku berhasil menemukanmu dan membawamu kembali padaku' dengan frustasi alva mengacak-acak rambutnya
Mungkin benar alva sudah gila ataupun terobsesi dengan frilla sehingga semua tembok kamarnya di penuhi foto frilla maupun foto mereka saat bersama. Dan satu foto yang paling besar menghadap tempat tidurnya, jadi kalau ia mau tidur dapat memandangi foto frilla. Yah hanya itu yang dapat di lakukan alva saat ini, memandangi wajah frilla melalui foto tersebut.
Lamunan alva buyar ketika ponselnya berdering, alva segera mengambil ponselnya di nakas samping tempat tidurnya.
"Ya hallo.."ucap alva ketika menerima panggilan telepon tersebut
"Alva where are you?"tanya suara di seberang sana
"Apartemen, why jorsh..?"alva heran dengan pertanyaan temannya, tak biasanya menelpon di jam segini
"Oh, my God, if you don't remember in the world"ucapan temannya semakin membuat alva bingung, astaga apakah temannya tidak tau bahwa kini pikirannya sudah di penuhi dengan berbagai masalah
"Jorsh don't make me more confused, let's just say to me straight, what's wrong..?"ucapan alva di balas dengan pekikan oleh jorsh
"Alva, what you don't remember what college mr trey, and you know that it was not included in the course of the value of what gave it to you..?"mata alva membulat mendengar ucapan temannya, langsung saja mata alva melihat arah jarum jam dan tanpa aba-aba alva langsung berteriak segera berlari ke kamar mandi dan mengabaikan ponselnya yang telah di lempar keranjang
Waktu alva hanya 30 menit, saat ini ia melakukan mandi kilat hanya 5 menit lalu berpakaian 5 menit, lalu segera berlari menuju besmen tanpa meneliti penampilannya. Untung saja alva selalu menyediakan parfum didalam mobilnya jadi walaupun pagi ini mandinya tak seperti biasanya akan tertutupi dengan parfumnya.
Alva menghembuskan nafasnya ketika mobilnya telah terparkir di fakultasnya lalu melihat jam mewah yang melingkar di pergelangan tangannya, waktunya tinggal 3 menit lagi, langsung saja alva berlari sambil tergesa-gesa tak mempedulikan orang-orang melihatnya, kakinya rasanya mau patah saat berlari menaiki tangga, ketika alva baru sampai tak lama kemudian mr trey membuat alva menggerutu dalam hati.
'Dasar bandot tua, tak bisa membuatku bernafas sejenak, kalau saja aku tak punya tujuan untuk menjadi lulusan terbaik agar dapat meraih frilla, aku tak akan sudi memasuki kelas bandot tua ini'gerutu alva dalam hati
Walau lelah sehabis berlarian sebisa mungkin alva berkonsentrasi. Tak ada waktu untuk bermain-main. Yah demi cita-citanya dan juga demi mendapatkan frilla kembali.
Selama dua jam semua mahasiswa mengikuti mata kuliah dengan tenang, seakan konsentrasi sepenuhnya pada pelajaran tersebut atau hanya mata mereka seakan melihat apa yang di terangkan di setiap pergerakan mr trey namun pikirannya melayang kemana-mana.
Terdengar bunyi seseorang berbicara menandakan jam kuliah berakhir di barengi hembusan nafas lega oleh semua mahasiswa karena terlepas dari mata kuliah mr trey.
Jorsh menghampiri alva ketika mr trey pamit keluar, alva langsung menyembunyikan wajahnya di kursi meja kuliahnya. Kekehan jorsh terdengar melihat alva yang sudah menjadi temannya selama empat bulan kini menampilkan wajah lelahnya seperti habis maraton.
Kekehan jorsh di balas dengan dengusan sebal dari alva. Mengapa temannya itu memberi tau saat detik-detik masuk kuliah bukan sejam sebelum mata kuliah berlangsung. Pikirannya kacau balau karena yang di benaknya hanya frilla, apapun yang di lakukan nya semua seakan mengingatkan semua tentang frilla. Entahlah rasanya alva hanya bisa mencintai frilla saja sehingga melihat perempuan manapun tak berselera.
"Are you drinking again..?"tanya jorsh
Alva menghelakan nafas beratnya "Hemm, my mind's spinning"ucap alva sambil mengacak-acak rambutnya
"Because your girl again..?"alva langsung menggangguk mendengar pertanyaan sahabatnya
"Yeah, I miss her so much"alva menundukkan kepalanya dengan kedua tangan menutupi wajahnya
Ya jorsh mengetahui bagaimana kisah percintaan alva dan frilla karena alva telah menceritakan semuanya hingga frilla meninggalkannya akibat ulahnya yang menyakiti hati frilla.
Saat menceritakan semuanya, jorsh sangat kaget tak menyangka alva melakukan itu semua. Jorsh sempat mengira alva adalah laki-laki baik tapi ternyata alva mempunyai sisi kejam yang sekarang menjadi penyesalannya. Walau begitu jorsh tetap mendukung apa yang di lakukan alva, jorsh tau, alva melakukan itu karena kalut hingga ia mengeluarkan kata-kata yang menjadikan bumerang baginya.
Jorsh bukan lah laki-laki baik jadi ia tak menghakimi apa yang di lakukan alva. Bahkan jorsh lebih kejam daripada alva, maka dari itu jorsh menerima alva sebagai teman nya. Mereka sama-sama mempunyai kenangan pahit yang mencoba bangkit bersama, jadi mereka sama-sama membutuhkan dukungan satu sama lain.
Dan mungkin mereka akan bersahabat, jorsh adalah pribadi yang hangat sedangkan alva pribadi yang cuek sehingga mereka bisa saling melengkapi.
"I than you are confused, it is we eat, I saw there any restaurant just opened near the campus"ajak jorsh dan di setujui alva
Keduanya bangkit lalu berjalan keluar kelas menuju restoran yang di maksud jorsh. Restoran yang menyediakan berbagai seafood. Ketika pesanan mereka telah tersaji di meja, rasanya alva semakin lapar, sehingga alva begitu lahap memakannya. Apalagi rasanya begitu nikmat, sangat beda dengan seafood yang pernah alva rasakan.
Alva yakin restoran ini akan menjadi restoran favorit banyak mahasiswa tanpa terkecuali dirinya. Sehabis menyantap hidangan, mereka pun mengobrol yang bersangkutan tentang kuliah mereka. Baik alva maupun jorsh, mereka sama-sama mempunyai cita-cita untuk memajukan perusahaan papa mereka.
Tak terasa mereka sudah mengobrol selama satu jam, untung saja hari ini hanya ada satu mata kuliah, jadi mereka bisa lebih bersantai. Obrolan mereka terhenti ketika ponsel jorsh berdering, setelah memutuskan panggilannya jorsh berpamitan pada alva.