Life or Love? [Completed]

By rgnaerynti

87.4K 3.7K 54

[Completed] - Entah Mira tak tau akan nasibnya selanjutnya, berakhir senang atau sedih. Sementara semua ia... More

Nam's
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 12
Part 13 [Awal permulaan]
Part 14 [Kelabu]
Part 15 [Merelakan]
Part 16 [Harus Apa?]
Part 17 [Menyesakkan]
Part 18 [Memburuk]
Part 19 [What are you doing?]
Part 20 [Come back?]
Part 22 [Sesak]
Part 23 [Out]
Part 24 [Salah paham]
Part 25 [Trust me]
Part 26 [Perlahan namun pasti]
Part 27 [Kebenaran]
Part 28 [Happy but not true]
Part 29 [Happy but not true '2]
Part 30 [Ending~]

Part 11

2.3K 118 0
By rgnaerynti

Aku disini untuk menemui takdir dan kamu. Jika kamu tidak bisa kudapatkan, maka takdir yang hanya bisa kuraih. Dan jika takdir tak bisa kuraih, maka kamulah yang akan kudapatkan—

***

Mira sudah siap akan pertempuran pagi ini, dimana pertempuran menyelesaikan pelajaran ter ter tergila sepanjang masa. Apa itu? Yaa, kimia. Pelajaran payah yang tidak bisa dikuasai Mira. Lebih baik ia keluar kelas dan lari lapangan, daripada mendengarkan guru itu mengajar dan curhat. Dan pada kodratnya Mira tak akan pernah berani seperti itu.

Teman sebangku Mira, Sinta. Selalu saja bosan melihat raut Mira yang tadinya senyum bahagia menjadi tumpukan baju lusuh saja. Dan itu membuat dirinya kesal akan kelakuan Mira di pelajaran kimia.

"Miraa lo tuh kenapa sih kusut aja mukanya? Bosen tau ga gue liatnya. Hufftt.." desah Sinta kesal sambil melihat Mira yang sedang mencoret - coret buku tulisnya, bisa disimpulkan bahwa yang ditulisnya adalah segerombol benang ruet.

Bu Rosa sedang memberikan tugas kepada murid - murid, ia tahu bahwa murid yang paling payah disini adalah MIRA.

"Hussttt udah deh, ngga usah ganggu ketenangan gue di alam gue ini. Huss sana sana lo kerjain aja, ntar gue tinggal jiplak.." jawab Mira menyunggingkan senyum bodoh.

Sinta mengernyitkan dahi tanda kesal "Enak aja lo. Mau pinter tuh usaha, gue bilangin bu Rosa nih"

"Buuuu, nih Mira ngga mau usaha sendiri. Katanya mau jiplak jawaban saya." lanjutnya.

Dan seketika guru itu menoleh kehadapan Mira dengan menatap menggunakan kacamata yang super tebal itu "MIRA!!"

"MAMPUS gue, pingsan sekarang lo Mir!"

"Eh iya bu?"

Bu rosa masih menatapnya menggunakan tatapan hello kitty, eh salah maksudnya singa.
"Sekarang kamu keluar kelas dan lari lapangan 3 kali!" lanjutnya lagi.

Dan seketika tanpa membantah pun Mira langsung melesat menurut kelapangan.

Sialan, sarapan apa gue tadi pagi, Aji dimana ya? Baru juga taken udah ngilang aja. Hah udahlah.

Hosshhhh hosshhhh...........

"Ya ampun. Ini udah tiga kali, capek banget rasanya." desah napas Mira terdengar kencang, bahkan keringatnya sudah bercucuran kemana mana.

***

"Muka lo kayak habis dihukum deh. Bener ngga tuh?" tanya Zizi, mereka sedang berada dikantin. Dan pastinya Aji dan yang lain juga bersama mereka.

Genta menatap Mira tajam dan menelusuri, "Iya deh. Lo habis dihukum?"

"Heyy jangan natap cewek gue kayak gitu bego." tukas Aji langsung mencolok mata Genta.

Ia meringis kesakitan "Yayalu mentang mentang udah taken. Mana nih pajak jadiannya?"

"Nah, IYA nih! Setuju gue!!" teriak Hendri mengomandani.

"Nahhh iya nih gue juga setuju!" susul David mengikuti dan tersenyum lebar.

"Apaan lo pada? Enak aja. Emang ada peraturan pajak jadian?" sergah Aji, dan sedari tadi pun Zizi dan Mira masih saja hanyut dalam pembicaraan mereka berempat.

"Eh udah lo pada, biar nanti Mira sama Aji yang urus. Dan balik ke masalah hukuman tadi, lo dihukum ya Mir?" dan Zizi pun masih ingat saja akan masalah ini, membuat Mira berdenyut pusing.

"Iya tadi gue dihukum gara - gara gue mau jiplak jawabannya Sinta" dan dijawab anggukan kepala oleh mereka berlima. Padahal sepulang sekolah -Mira, Naufal dan Aji masih belajar tentang pelajaran kimia. Dan itu malah membuat Mira semakin pusing aja.

Syukurlah responsnya begitu saja.

"Nam lo kenapa ga makan? Biar gue pesenin ya?" tanya Aji yang masih belum terbiasa memanggil sayang.

"Engga ah Ji, gue ngga laper"

"Lu pada pacaran rasa temenan deh. Pakenya tuh Aku-Kamu dong, atau sayang gitu. Ga romantis lu berdua.." terang Genta sambil menatap Aji dan Mira yang duduk bersebelahan.

"Bawel ae lu Gentong. Siapa coba yang pacaran? Gue atau lo? Sewot dasar!" cibir Mira pada Genta.

"Ehhh enak aja lo ngatain gue Gentong. Mata lo katarak apa?"

"Woy pel pel an kamar mandi! Diem deh! Berisik! Oya btw, ntar habis ini lo mau kemana ji?" tanya Hendri.

"Cabut," singkat Aji sambil menggenggam tangan Mira. Dan itu membuatnya tak ingin melepaskannya dalam waktu 1 bulan saja.

"Okeh ntar gue temenin," seru David bersemangat.

"Lu pada mau ikut ngga Gen? Ndri?" susul David lagi kepada dua sahabatnya itu.

"Gue sebagai Genta yang paling ganteng sesekolah ya ikut lah."

"Ga nyambung tolol. OK gue ikut juga sebagai Hendri murid teladan sesekolah ini!" tawa Hendri membela diri sendiri, dan membuat yang lain merasa jijik dan aneh.

Setelah acara makan dikantin, ternyata ada acara dadakan diadakan di aula sekolah, dan tentu saja semua guru akan berkumpul. Itu menjadikan Aji dan kawan kawannya beraksi, entah hal apa lagi yang ingin mereka lakukan.

"Ikut gua sekarang, gua ada ide buat permainan kali ini!" jail David dengan senyum handalannya.

"Ogah, ide apa dulu?! Gue ga mau ngerjain satpam pake jamu itu lagi. Bisa digorok ntar kita sama guru BK!" tolak Hendri yang sedang duduk bersandar di pinggir lapangan.

Dan tentu saja Aji dan Genta sedang beradu basket, memang mereka keluar kelas disaat guru guru sedang rapat. Padahal tak ada satu gurupun yang tidak memberikan tugas.

Aji melempar bola kearah mereka berdua dan tentu saja mereka melonjak kaget,

"Biasa aja sat." kata David mengambil bola yang dilempar Aji.

"Ide apa lagi lu Vid?" disusul Genta sekarang.

"Kita gangguin anak cewe IPA lo aja Vid! Kan anak cewe IPA lo cabe - cabean semua. Seru tuh kayanya!" ide berlian Hendri muncul seketika, dan membuat ketiganya melongo polos.

"Berarti Zizi cabe - cabean dong?" kata Genta mengajukan pertanyaan sambil menatap Hendri.

"Enak aja lo pada!!" tak setuju David pada Genta dan Hendri.

Aji masih saja diam dan memijat kakinya yang pegal sehabis main basket tadi.

"Lo kenapa diem aja Ji? PMS? atau lagi ngga ada duit?" tanya Genta yang langsung tertuju pada sahabatnya itu.

Diantara mereka pasti Aji lah yang selalu diam dan tak asik, tetapi sahabat sahabatnya selalu saja mengerti Aji.

Aji memang berperawakan cool dan tampan, gayanya juga berandalan dan siapapun yang menemuinya pertama kali, pasti langsung menilainya Bad Boy. Bagaimana tidak? Name tag nya saja enggan dipakai, biasanya dipakai kalau ada acara - acara saja ya seperti upacara atau sedang ada rapat murid dan orang tua, rambutnya juga berantakan tapi terkesan keren, memakai dasi dan sabuk pun tidak. Dan anehnya ia kesekolah hanya membawa beberapa buku yang penting saja, tetapi dia juga termasuk murid yang teladan dan pintar? Hell teladan? Ah entahlah.

Eh udah kembali ke topik pembicaraan tadi.-

Teman - temannya terus mendesak Aji untuk bercerita, tampak dari mukanya seperti sedang banyak masalah saja.

"Cerita ae sih Ji, tapi beneran kan lo udah taken sama Namira?" selidik Hendri menatap Aji yang sedang asik dalam imajinasinya sendiri.

"Menurut lo?" jawab Aji mendongakkan kepala melihat sahabat sahabatnya.

"Gua bingung sama lo, perasaan lo itu gimana sih? Tiap hari kayanya beda deh Ji, udah kayak cewek aja, sulit ditebak anjir.." sewot David berdecak kesal.

"Arghhhh!!! Gue terlalu pengecut buat nyayang dia. Makanya gue ga seromantis orang pacaran biasanya, gue ngga siap sama kebelakangnya.." sekarang giliran Aji yang berdecak kesal dan tak karuan.

"Kalo lu udah siap nembak Mira, berarti lu udah siap kebelakangnya. Itu resiko Ji, jangan mau cinta doang tanpa resiko. Lu harusnya inget kalau ntar pasti ada yang tersakiti, tujuan lu dateng kedunia bukan untuk seneng - seneng aja kan? Pasti juga ada sedih dan dukanya. Jangan jadi tambah pengecut Ji dengan cara lu yang kaya gini! Kita - kita udah temenan cukup lama dan saling ngenal sifat satu sama lain. Percaya sama gua kalau lu pasti bisa!!!" siraman rohani dari Genta pun berhasil membuat Aji tertegun. Hendri dan David pun ikut mengangguk tanda setuju.

"Oke, gua coba ngejalanin ini sehebat mungkin. Waktu juga udah tinggal 2 minggu lebih, dan gue ngga akan ngelepasin Mira."

---


"Jadi lo bener bener jadian Mir?" tanya Zizi.

Mereka berdua sedang berada di rumah Mira, menghabiskan waktu sore bersama. Kalau tidak belajar ya ngobrol - ngobrol. Zizi yang dibuat penasaran pun akhirnya bertanya untuk memastikan kepada Mira, sebab sehabis jadian Mira bungkam pada Zizi, dan hanya mengucapkan kata 'gue jadian'. Aneh tapi seneng.

Mira yang tadi duduk bersender di kasurnya pun kini beranjak duduk, "Iya, emang kenapa? Ngga percaya lo?"

"Pasalnya waktu itu lo sok - sokan nolak Aji didepan gue. Ya jadi gue ngga percaya lah"

Mira diam sejenak,

"Gue juga ngga tau. Aji juga ngga ada romantis - romantisnya ke gue, masih proses kali yaaa?" sambungnya.

"Tapi kan lo seneng!" tukas Zizi dengan nada meninggi.

"WAHAHAHAHA IYELAH BRO! Seneng banget malah!!" teriak Mira girang dan memeluk Zizi erat.

"Ih udeh ah lebay tau ngga."

***

Jika tidak bisa membuatku tertawa, cukup buat ku merasa nyaman saja. Jangan membuat tertawa dan nyaman lalu pergi meninggalkan begitu saja-










~~~

Please new comment and vote.

Thankyou.

*tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 88.5K 60
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
3.4M 161K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
12.1M 751K 56
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

1.7M 71K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...