Life or Love? [Completed]

By rgnaerynti

87.4K 3.7K 54

[Completed] - Entah Mira tak tau akan nasibnya selanjutnya, berakhir senang atau sedih. Sementara semua ia... More

Nam's
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13 [Awal permulaan]
Part 14 [Kelabu]
Part 15 [Merelakan]
Part 16 [Harus Apa?]
Part 17 [Menyesakkan]
Part 18 [Memburuk]
Part 19 [What are you doing?]
Part 20 [Come back?]
Part 22 [Sesak]
Part 23 [Out]
Part 24 [Salah paham]
Part 25 [Trust me]
Part 26 [Perlahan namun pasti]
Part 27 [Kebenaran]
Part 28 [Happy but not true]
Part 29 [Happy but not true '2]
Part 30 [Ending~]

Part 10

2.6K 122 2
By rgnaerynti

Yang deket gara-gara chat aja bisa baper, apalagi yang sekedar ketemu disekolah'

Halo! Happy reading guys. Enjoy ya, stay here and next part!-

(--)

Aku rindu papa, seseorang yang sudah membuatku jatuh cinta kedalam pesonanya. Kupandangi fotonya di figura besar, sosok berbadan tegap, memakai seragam pilot dan topi pilot juga, terkesan sangat angkuh tetapi friendly, berahang kokoh, berkulit putih, berbulu mata tebal dan juga alis tebal, menyunggingkan senyum tulus dari bibir tipis itu. Oh aku sangat rindu-

Tak terasa air mataku sudah mendaratkan tetesan hebat, yang membuatku sesenggukan sehingga menggetarkan tubuhku. Berada di sofa ini, sofa yang pernah diduduki papa, seperti singgasana kebesaran, itu yang membuatku semakin rindu.

Hal ini menjadikan mama menghampiriku dengan perasaan iba dan berkaca kaca juga. Bagaimana pun pasti mama juga rindu.

"Kenapa? Kok gitu banget liatin foto papa?"

Aku menghapus air mataku, padahal baru saja tadi aku bahagia bersama Aji. Tetapi mengingat sofa ini, aku mulai ber nostalgia.

"Kangen lah ma, ga peka banget,"

"Lebay ah kamu. Oh ya, tadi itu Aji ya?" dan hanya kubalas dengan anggukan kepala. Lalu mama duduk disampingku, walau berbeda sofa.

"Ga bilang papa soal Aji?"

"Aji? Orang dia bukan siapa siapa aku kok ma.."

"HELLAWWW, jadi kamu berharap gitu?"

Memang mama seperti anak muda alay jaman sekarang, yang tak tau diri dan umur.

"Lah sewot banget deh kaya Zizi. Kan papa bilangnya 'nanti cerita ya sama papa soal pacar kamu', gitu kan?" kataku sambil menampakkan wajah sinis.

Biarlah, dan biarkan juga mama menjadi sahabatku sendiri selain Zizi.

"Jadi Aji bukan pacar kamu?"

"Bukan ma bukan!"

"You serious about him?"

"Sok inggris banget ma, sejak kapan?"

"Belajar jadi anak alay dulu lah, dikit dikit gaul gitu."

Aku tertawa, "Iya gaul, tapi kalau kelewat salah ya malu, HAHAHAHA..."

"Mama ada sesuatu buat kamu,"

"Tumben baik?"

"ENAK AJA?!" ucap mama berteriak.

"Ma biasa juga kali, ntar kalo oma bangung gimana. Terus sekarang mana sesuatunya itu?" kataku penasaran sambil menatap mama tajam.

"KEPO Ya?" usil mama.

"Tadi kan nawarin, sekarang ditagih malah bilang kepo. Tau dah,"

"Ya ntar mama kasih kalau udah waktunya.. Yang sabar ya sweetheart.." dan kujawab dengan anggukan kepala.

"Yaudah sono tidur, biasanya jam segini udah molor sambil ngiler - ngiler gitu. Sampe - sampe bantal kamu penuh dengan gugusan pulau indah. HAHAHAHAHAHA" tawa mama sambil meninggalkanku.

"Ih Mama!!!" ucapku kesal dan berteriak.

Kita flashback dulu, bentar ya. Cieee 'kita' & cieeee 'flashback'. Oke oke *DILARANGKERASBAPER. No, nothing, Enjoy ae.

4 tahun yang lalu.

"Pa, ntar kalo udah SMA, Lia mau punya pacar kayak papa deh."

Tawa anak kecil sambil duduk disamping ayahnya, wajah imut walaupun sudah duduk dibangku SMP. Suasana Taman belakang yang indah menemani keduanya.

"Lah kenapa Lia bisa berpikiran seperti itu?"

"Ya kan papa itu superhero nya Lia. Jadi Lia mau yang special juga."

"Dengerin papa ya sayang. Suatu saat nanti, papa bukan lagi menjadi tanggung jawabmu, melainkan suamimu nanti. Walaupun kamu masih SMP, tapi papa yakin kamu ngerti.."

Ucap seorang ayah kepada Putri semata wayangnya, pewaris segala Harta untuk anak satu satunya.

"Tapi pokoknya, kalau Lia nikah. Papa yang pertama kali meluk aku dan cium aku.."

"Pasti, karena kamu puteri kecil papa yang selalu jail dan terus tertawa. Jangan kalah sama dunia, kamu perlu bangkit untuk bertindak, bukan menunduk lalu tertindas. Tapi papa gak janji ya kalau nanti papa yang pertama peluk dam cium Lia."

"Lah kok gitu pa?. Papa gak bangga ya sama Lia?"

"Bukan gitu, tunggu saja nanti. Dan satu hal lagi, ceritakan juga ya ke papa kalau kamu sudah ada pacar nanti."

"Papa bangga sama Lia?"

"Tentu saja, seorang ayah selalu ingin mengharapkan puterinya menjadi seorang wanita yang sholehah, memakai baju cantik di pelaminan juga nanti, dan tersenyum bahagia didepan semua orang, tetap tegar walau masalah menerpa. Didalam seorang hati ayah, ia selalu berdoa untuk kebahagiaan puteri kecilnya, karena puteri kecilnya nanti sudah tidak menjadi tanggung jawab ayahnya lagi. Melainkan menjadi tanggung jawab seorang pria yang berdiri dipelaminan bersama puteri nya nanti.."

"Pa, kenapa wanita selalu tersakiti?"

"Karena wanita adalah seseorang yang sempurna, walau semua orang menjatuhkan atau mencaci makinya, ia tetap sabar, ia selalu menyembunyikan tangisnya dibalik senyumnya. Berjanjilah sama papa ya sayang?"

"Janji apa pa?"

"Janji buat selalu jadi puteri kecil papa, Lia yang hebat, Lia yang kuat, Lia yang bisa mengalahkan dunia, jangan lupa shalat tepat waktu, sunnah rasul harus selalu dijalankan, ikuti dunia tetapi jangan sampai terobsesi dan mencintai. Dan berjanjilah juga untuk tidak menangis karena hal sia - sia. Karena air matamu jauh lebih berharga dari dunia dan alam semesta. Jika kamu menemukan laki - laki yang kamu cinta lebih dari Allah, lebih baik tinggalkan. Satu hal lagi, papa selalu bangga sama Lia, jangan pernah menangis untuk hal sia - sia, jangan pernah biarkan mahkotamu jatuh, jangan juga biarkan kehormatanmu jatuh. Papa selalu mendoakanmu,"

Kecup kecil di pipi seorang puteri kecil tersebut.

"Iya pa, Lia janji sama papa. Lia juga selalu mendoakan papa.."

"Puteri kecil papa memang hebat.."

"Ih papa, kan Lia sudah SMP"

"Iya, tetapi kamu tetap menajdi puteri kecil papa."

Lalu disambut tertawa oleh puteri kecil tersebut.

Flashback end.

***

Mira bahkan lebih semangat daripada hari - hari sebelumnya. Ia masuk ke sekolah dengan keadaan gembira, mencoba menyembunyikan semua hal yang terjadi.

Murid - murid sudah berhamburan keluar kelas, bahkan semenjak bel berbunyi ia sudah berlari menuju kelas Zizi, ah tanpanya dirumah, rumah Mira menjadi sepi.

"Namira Talia.." panggil seorang guru Seni padanya. Oh kutukan apalagi ini Tuhan.

"Ya bu?" Mira membalikan badannya dan mengehentikan langkahnya.

"Sepulang sekolah nanti kamu harus belajar kimia. Tadi bu Rosa tidak masuk, dan saya harus menyampaikan ini." kata guru itu tegas.

"Memang nilai kimia saya terlalu buruk ya bu?"

"Saya tidak tau. Pokoknya selama seminggu ini kamu harus mengejar nilai kimia kamu menjadi lebih baik."

"Iya bu. Tapi ngomong - ngomong, saya harus belajar sama siapa ya bu?"

"Sama Naufal dan Aji. Mereka berdua adalah murid teladan, yaa walaupun suka berbuat onar, sedikit." curhat guru didepan Mira ini.

WHAT THE HELL???!!! NAUFAL DAN AJI?.

Dan Mira hanya menganggukan kepala tanda mengerti.

"Hei Mir. Lo kenapa bengong gitu?" tanya Zizi yang sudah berdiri disamping Mira.

"Gak, gak apa - apa. Yuk kekantin.."

Mereka berdua berjalan sepanjang perjalanan menuju kekantin. Entah kenapa kantin semakin hari semakin ramai saja. Membuat kedua sahabat itu geram sendiri.

"Sialan. kenapa kantin makin hari makin rame aja sih. Huhhh" dengus Zizi dengan bahasa alay.

"Hei!" lambai seorang laki laki.

Zizi dan Mira berjalan kearah meja itu, oh sepertinya itu perkumpulan para laki - laki idaman semua wanita. Siap - siap aja digorok sama fans fansnya.

"Kenapa?" tatap Mira bingung karena panggilan Hendri tadi.

"Duduk sini aja lo berdua. Meja udah pada penuh tuh," kata Genta bersuara, dan Aji? Dia masih saja menyantap baksonya tanpa melihat Zizi dan Mira.

"Ga gausah," Mira dengan gengsi tingginya.

Zizi berbisik pada Mira, "Heh terima aja kali, gue laper. Lo tega sahabat lo mati disaat pelajaran matematika? Udah duduk disini aja"

"Eumm yaudah kita disini aja, yakan Mir?" senggol Zizi pada Mira.

Dan Mira hanya menunduk pelan sambil mengatakan sumpah serapah pada Zizi didalam hati.

"Em, nilai lo rendah di kimia Nam?" Aji menatap Mira, dan Zizi hanya bersantai santai setelah memesan dua bakso untuknya dan Mira.

"Eheheh iya.."

"Yaudah nanti kita belajar di perpustakaan aja ya.."

David yang sedari tadi diam, mulai menimbrung. "Cieee berdua nih?"

Mira memelototkan matanya kaget, "Haa? Kata siapa berdua doang. Kan ada Naufal yang nemenin gue sama Aji nanti."

Aji tersedak, lalu menatap teman - temannya dengan tatapan khawatir.

"Jadi nanti lo ada pelajaran tambahan Mir? Sejak kapan lo ogeb?" tambah Zizi.

"Sialan lo Zi. Oya kenapa lo Ji? Sakit?"

"Ohh eng, enggak kok. Yaa yaudah oke kalau gitu, bertiga lebih baik." dan Mira hanya tersenyum lega.

(*)

Karena malas, mereka berempat akhirnya pergi ke rooftop, tempat dimana bisa menenangkan pikiran.

"Gimana Ji? Lo belum nembak Mira?" Genta bersuara.

Dan dibalas gelengan oleh Aji, sambil menatap lurus kedepan.

"Oon lo emang. Sampe kapan semua kek gini! Jangan goblok goblok deh ji. Lo harus bertindak!" Hendri menggeram kesal karena tingkah Aji yang lemot.

"Pokoknya lo harus tembak dia di perpus nanti, atau pulang sekolah nanti, kalau perlu didepan semua murid dan guru sekalian. Ga mau tau gue, katanya lo jatuh cinta? Tapi kenapa gak ada perjuangan sama sekali..." David menambahkan.

"Ah bawel lu pada. Yaya, gua tuh masih mikirin kedepannya."

"Ya tapi lo juga harus pikir gimana permainan itu. Jujur dah, gua waktu itu pengen nonjok lu, lu tau? Karena lu udah jadi pengecut. Tapi kalau lu ga jalanin permainanya, lu malah jadi super pengecut Ji. Gua harap lo sadar bro.." memang Genta yang sangat perduli pada Aji. Walaupun yang lain juga perduli, tetapi tetap Genta yang masih saja khawatir.

Aji hanya bisa berdecak kesal dan berusaha bertanggung jawab atas semuanya.

***

"Jadi ada yang ngga lo mudeng Mir?" Naufal membuka suara ketika mereka bertiga sedang berkumpul untuk mengajari Mira. Aji sudah tampak gusar dan panas atas perlakuan Naufal yang membuatnya cemburu membabi buta.

"Eummm... Engga"

"Udah sore banget nih Nam. Kita pulang aja ya, eh sorry Fal, gue sama Namira mau balik dulu. Udah sore, takut ntar Namira di cariin sama mamanya.." serbu Aji cepat sambil menggandeng tangan Mira.

Jadi lo udah bisa ngerebut Namira? Cewek yang selama ini gue kejar?. Dengan gampangnya, ternyata lo bisa dapetin tuh cewek yang udah bikin hati gue penasaran. Tunggu aja?!

"Lo sakit? Ha?" tanya Mira sambil memandangi Aji.

"Ngga, yaudah yuk balik." senyumnya paksa sambil mengetok kepala Mira.

Aji mengendarai motornya dengan cepat, tak peduli rasa apa yang berkecamuk di hati. Namira harus segera menjadi miliknya...

"Emm thanks. Gue masuk ya?"

"Eh Nam," cegah Aji yang sedang berpikir tentang acaranya nanti.

"Yaaa?"

"Nanti lo ada acara ga? Pasti ga ada kan?, ikut gue yuk... Gue ga nerima penolakan, yaudah gue balik.. BYE.." Aji langsung mengenakan helmnya dan segera menyalakan mesin motornya. Lalu dicegah oleh Mira yang menatap Aji bingung.

"Songong banget lu, sok tau banget soal idup gue. Dihhhh...."

"Udah diem, gue balik." katanya sambil nyelonong pergi.

***

Setelan baju putih, dan celana jeans pun sudah dikenakan Mira. Paling paling cuman jalan - jalan aja, dengan rambut di ikat satu, memakai lipgloss juga. Segini menurutnya lebih menarik dan simple.

Jam menunjukan pukul 7 malam, mama dan oma Mira pasti sudah selesai makan malam. Sementara disisi lain, Aji gelagapan dan keringet dingin.

"Duhhh mau nembak cewe aja gini amat groginya. Tenang woi tenang Ji, calm down, oke? Hahhhh gimana calm down, ini juga udah gemeteran."

Mira dan Aji sudah sampai di Taman kota, begitu banyak lampu - lampu yang menghiasi. Tidak begitu banyak juga orang orang yang berkunjung, entah kenapa Aji membawanya kemari.

Mira sempat berpikir mengapa Aji selalu diam dalam perjalanan? Biasanya sesekali Aji berbicara. Itu hal yang membuat Mira merasa kalau Aji berubah sedikit demi sedikit. Jangan, ini permulaan jatuh cinta, jangan sampai hancur ditengah jalan.

Lalu Mira dan Aji memilih tempat yang sepi, eh ngga terlalu sepi juga. Tempat yang tepat menurut Aji untuk menyatakan perasaannya yang sudah lumayan lama untuk dipendam ini. Sedangkan waktu taruhan tinggal 3 minggu lagi. Apakah itu terlalu cepat untuk menjalin hubungan dan memutuskan hubungan?

Hal ini tidak akan putus ditengah jalan.

Keadaan semakin awkward, membuat Mira sedikit canggung dan bingung.

"Mau ngapain Ji ngajakin gue kesini?"

"Sebenernya-- gue mau ngomong sesuatu Nam.." ucap Aji dengan tegang dan keringat yang sudah bercucuran.

"Oh ya? Ngomong aja." jawab Mira singkat dan membuat Aji semakin ragu.

Tadi sebelum Aji berangkat, teman - temannya juga sudah memberikan pencerahan dan semangat. Dan itu membuatnya semakin yakin dan pasti.

"Gue udah lama suka sama lo Nam. Jadi lo mau ngga jadi pacar gue?"

Terdengar suara Aji dengan lantang dan lancar mengucapkannya. Tinggal menunggu jawaban yang keluar dari mulut Mira.

"Hah lo nembak gue?" Mira memelototkan matanya kaget, apa ia tak salah dengar?

"Maaf tapi gue ga bisa—" lanjut Mira lagi dengan wajah datar dan biasa. Aji yang mendengarnya langsung hancur dan tersenyum paksa.

"Maaf tapi gue ga bisa nolak.."

"Jadiii lo nerima gue?!" teriak Aji dengan perasaan lega.

Ternyata perasaan buruknya itu tidak terjadi, membuat Aji lega dan memeluk Mira dengan erat.

***

Jadikan jatuh cinta sebagai pelajaran, pelajaran dimana akan ada patah hati setelahnya-

***














Hallo. Maaf absurd dan lama ga update, masih banyak tugas dan ngga mood juga.

TBC*

Continue Reading

You'll Also Like

527K 35.9K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
3.9M 229K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
1.9M 92.2K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...