Secret Rana [Completed]

By rgnaerynti

264K 9.5K 218

(MAAF CERITA BELUM DI REVISI, CERITA INI SANGAT-SANGAT RANDOM. MASIH MAU BACA? SILAHKAN..) #383 dalam teenfi... More

one
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
Part 11
Author
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Just thank you and information
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
[ENDING]
BIGGG THANKKYOU!

Part 45

3K 130 1
By rgnaerynti

Jika rindu, panggilah namaku, dan jika rindu itu sudah berat. Akan kutanggung bersamamu-
Secret -


Hari ini hari dimana Rei akan tunangan bersama Lisa. Mungkin ini jalan terbaik yang diberikan Tuhan oleh Rana. Acara berlangsung dengan baik dan lancar, senyum Rei mekar lagi, dan Lisa juga bahagia.

"Selamat ya bro, sekarang lo udah tunangan sama Lisa. Semoga sampai ke jenjang pernikahan nantinya ya.." ucap Farhan dengan berat hati.

"Wah thanks ya. And maafin gue.." tunduk sedih Rei pada Farhan. Mereka berdua sedang duduk di teras rumah Lisa.

"Udah ga papa, ikhlasin semua, adek gue udah bahagia kok. O ya gue hampir lupa, nihh sapu tangan lo. Katanya sih sebagai ucapan selamat karena tunangan lo sama Lisa.." senyum tulus dari wajah Farhan.

"Sorry gue ga bisa jagain adek lo.." satu tetes air mata meluncur di pipi Rei. Membuat kenangan terulang lagi.

"Udah ga apa apa. Gue pamit dulu ya, acara lo kan udah selesai.." pamit Farhan pada Rei. Ia sulit menerima kenyataan bahwa akan menjadi seperti ini akhirnya.

Bahkan kedua orang tua Rana pun masih belum menerima kenyataan dimana Rana sudah meninggal. Hati Farhan bagai disayat pisau hidup hidup, bahkan lebih parah dari itu semua. Sekarang ia sadar bahwa hidup yang kita inginkan tidak harus sesuai dengan kenyataan, kita harus menerima dengan ikhlas, dimana semua akan berjalan baik baik saja, bahkan ada kejutan yang luar biasa nantinya.

Farhan berlalu meninggalkan rumah Lisa, dan pergi kerumah bu nayla. Bagaimana pun bu nay adalah orang yang berarti juga dalam hidup adiknya selama ia tak ada disisinya.

"Assalamualaikum bu.." ucap Farhan sambil mengetuk pintu bu nayla.

"Wa'alaikumsalam.. Eh nak Farhan, ayo masuk dulu.." sambut bu nayla dengan senyuman, seakan tak pernah terjadi apa apa.

Yaa, Farhan kesini juga untuk memastikan apakah bu nayla baik baik saja dan juga apakah barang barang Rana masih ada yang tertinggal.

"Tumben kesini nak? Ada apa?" senyum bu nayla menyambut Farhan.

"Gak apa apa bu, cuma memastikan bu nayla baik baik saja.. Terimakasih bu, selama ini sudah merawat Rana selama Farhan gak ada disisinya.." ucapnya getir membuat hatinya sakit lagi. Membuat semua kenangan itu terulang lagi.

"Sudah tak apa, ibu juga senang bisa menerimanya. Satu hal yang ibu tau nak," bangkit bu Nayla dari kursi kekamar yang ditempati Rana dulu.

Lalu bu nayla menyerahkan sebuah buku merah, "cobalah membukanya. Disaat Rana sakit, ia sering menulis di buku ini. Mungkin ini semua curahan hatinya.." senyumnya sambil menyerahkan buku itu pada Farhan.

"Oiya nak, biarkan baju baju Rana dan semuanya ada disini ya. Ibu merasa sangat bahagia bisa menerimanya. Dia anak yang baik dan selalu tegar, banyak orang yang menyayanginya.." ujar bu nayla. Dan Farhan pun menganggukan kepala, memang Rana anak yang baik dan tidak mudah dilupakan oleh orang orang terdekatnya.

"Iya bu, Farhan bisa memaklumi. Yasudah bu, Farhan mau pamit dulu, soalnya masih ada urusan. Assalamualaikum." bangkitnya dari duduk dan menggenggam buku merah adiknya itu. Lalu menyalami bu nayla sebagaimana seperti orang tuanya sendiri.

Sepertinya Tuhan telah mendengarkan doaku, aku sangat bahagia, dimana orang orang masih menyayangi dan mengasihiku. Ku berharap agar mereka dalam lindungan-Mu. Mereka pantas bahagia, dan aku rela bahagiaku hilang untuk mereka. Mereka sangat sangat berarti dalam hidupku, semua orang tak akan mau disakiti, tetapi dibalik ini semua masih ada hikmah yang tertera. Kumohon padamu Tuhan, agar mereka Kau berikan bahagia selalu.

Kirana.

Dan tulisan tulisan Indah lainnya.

****

Hawa pagi menyambut baik kedatangan siswa siswi. Tetapi mungkin tidak dengan Tia yang sepertinya lesu. Bangku yang ia tinggalkan kini menjadi kenangan, mata tak bisa berbicara, mulut dan hatipun juga enggan berbicara.

Banyak orang yang sudah mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Rana, kepergian untuk selamanya. Tia hanya menunduk pasrah, melupakan semua yang terjadi.

"Udah dong ti ngelamunnya. Lu ga kasian sama Rana apa?, dia kan kepengen kita bahagia.." ujar Ihsan, kini mereka berkumpul di meja Tia dan Rana dulu.

"Ikhlasin semuanya ti, mungkin lu akan bahagia tanpa Rana.." ujar Kenzo menyambung.

"Banyak bacot lo semua ah. Lo ga tau gimana perasaan gue, udah deh njing mending lo diem aja." jawab Tia dengan nada marah dan kesal.

"Kita semua tau perasaan lu ti. Jadi yaudah deh lu gausah sok nangis, gua jujur deh, gua tuh ga nyangka waktu itu lu bisa nuduh Rana.." ucal Dimas.

"Eh bangsat, lu diem njir. Ini kita lagi berduka, lu malah nambah nambahin masalah.." jawab Ihsan nyolot, dan Tia masih saja sedih.

"Stop ti! Lu ga boleh gini terus!. Menyesal itu boleh, tapi jangan sampe kaya gini. Lu bisa bahagia tanpa Rana, karena emang kodratnya Rana udah ga ada. Lu terima baik baik!" ketus Dimas tajam.

Dan Tia menghela nafas "oke gue siap."

Skipppp....

Tia menuju rumah Rana, dia masih penasaran kenapa waktu itu Rana keluar dari lemari bajunya yang mungkin bisa dianggap gila oleh siapapun. Dan kini dia akan membongkar semuanya.

"Assalamualaikum..." ucap Tia masih dengan keadaan yang lusuh.

"Waalaikumsalam. Eh non Tia, ada apa ya kemari?" tanya pembantu Rana, padahal ia tau bahwa Rana sudah tak ada, tapi mengapa temannya masih datang kemari.

"Eh bibi, emm Tia mau ijin ya masuk kedalam? Mau ketemu kak Farhan.." ucap Tia gugup.

"Oh iya silahkan kalo gitu. Den Farhan ada didalam.."

Tia masuk dengan perasaan yang hancur, bagaimanapun dia pernah bercanda ria oleh Rana disini, suasana yang begitu sepi dan tenang.

"Loh Tia? Ngapain lo kesini? Ada perlu sama siapa?" tanya kak Farhan bingung dengan kedatangan Tia yang mendadak.

"Eh sorry kak gue kesini mendadak banget. Emm gue mau ngomong sama lo, tapi ga disini."

"Yaudah kalo gitu, kita kekamar Rana aja." jawabnya enteng. Rencananya semakin berhasil.

"Mau ngomong apa?" sambung kak Farhan.

"Gini kak, lo tau ga? Kalau Rana pernah keluar dari Lemari bajunya?" tanya Tia sambil menunjuk ke arah lemari besar Rana. Masih tercium bau parfum Mawar Rana, dan juga aroma tubuhnya.

"Maksud lo?"

Tia bergerak cepat ke lemari Rana dan membukanya. Sedangkan kak Farhan hanya menganga melihat Tia.

"Oh shit, jadi?" batin Tia.

"Kenapa ti?" tanya kak Farhan sambil menyusul Tia.

"Lihat kak! Jadi selama ini dia nyimpen ruang rahasia di dalem lemari. C'mon! Kita masuk.." jadi selama ini yang disembunyikan Rana sudah terbongkar.

Sekali lagi kak Farhan bingung dan hanya bisa berdecak kagum.

Satu tetes air mata mengalir di pili Tia, kesedihan itu mulai kambuh lagi sekarang. Ia sudah salah membuktikan semuanya, bahwa Rana sangat sayang kepada orang orang terdekatnya.

Tia menangis sesenggukan melihat fotonya ditempel di tembok, dan juga tulisan tulisan keluh kesah Rana ditembok. Semua memori yang terjadi, ada disini semua.

"Jaaa dii? Adek gue bikin ini semua? Kenapa gue ga tau?" tanya Farhan sambil menangis tersedu-sedu.

"Gue sempet lihat dia dulu keluar dari sini, jadi gue pikir ini peninggalannya yang mungkin sangat berharga dari video itu. Untungnya kuncinya ada," jawab Tia sambil menghapus semua air matanya.

"Udah stop. Kita ga boleh nangis lagi, gue udah bertekad buat kuat. Kita keluar aja kak.." sambungnya lagi.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk keluar, Rana memang seorang yang sangat tertutup.

"Thanks ya ti, lo udah mau nunjukin semua ke gue. Walaupun gue ga pernah tau apa yang dilakuin Rana, tapi lo selalu nyari tau semua." ucap Farhan tulus.

"Okey noprob kak. Yaudah kalo gitu gue pulang dulu yaa. Oh iya pesen gue, jangan lo apa apain tempat itu. Nanti kalau kita kangen sama Rana, kita bisa kesana." ucapnya sambil tersenyum dan menunduk dengan nafas tidak teratur.

Dan dibalas oleh anggukan Farhan.

Semoga semua akan baik baik saja. Mengingat apa yang telah mereka perbuat, menyesal di akhir memang perlu diakui adanya.

****

Hallo! Aku kembali, udah lama ya ga muncul notif kalian hehe. Alhamdulillah udah selesai, apa ada yang mau satu part lagi?.

Terimakasih buat yang selalu comment dan vote, terimakasih juga udah PC aku ya. Terimakasih sekali buat kalian.

Yg mau chat? @vzg8180b pakai @ ya sayang.

Maafkan typo dan alur cerita ruet, lagi ga mood bgt.

Bingung mau ngomong apa, yaudah kalo gitu.

See you soon readers!

Salam: Icha.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 1K 44
Terlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga me...
37.6K 854 13
Rasa dari nyaman sungguh membuatku lupa atas status kita berdua
3.2K 413 52
cover by Apriyani12 "Selagi musuh bisa membuat mu bahagia, kenapa tidak?" © May, 2020.
4.4K 1K 51
"Digosipin sama si Marvel, tapi jadian sama sahabatnya. Siapa? Ya, Hani lah!" Sebuah kotak hadiah yang hendak diberikan kepada sang pujaan hati, mala...