Secret Rana [Completed]

By rgnaerynti

264K 9.5K 218

(MAAF CERITA BELUM DI REVISI, CERITA INI SANGAT-SANGAT RANDOM. MASIH MAU BACA? SILAHKAN..) #383 dalam teenfi... More

one
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
Part 11
Author
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Just thank you and information
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
[ENDING]
BIGGG THANKKYOU!

Part 25

3.1K 114 2
By rgnaerynti

Pagi hari ini aku sudah berada dikota Pacitan, dengan nuansa pantai Indah yang ada disini. Angin sepoi sepoi berhembus membuat rambutku sedikit terkoyak, ombak yang bergulung menambah kesyahduan suasana, begitupun karang karang yang menjulang seperti saksi bisu hatiku.
Aku berlari dan mulai menikmati suasana klayar dipagi hari, membuat hatiku sedikit gembira oh tidak bahkan sangat gembira.

"Aduhhh... Maaf kak gue ga liat," ucapku meminta maaf, karena keasikan berjalan sambil merem. Aku menabarak seorang laki laki pengurus osis.

"Ck! Kalau jalan pake mata!" namanya kak Jovan, perawakannya bahkan sebanding dengan kak Rei. Wajahnya putih, rahangnya kokoh, bibirnya merah muda, dan tinggi gagah. Oh apa ini tuhan!.

"Gue kan ga lihat! Lagian lo tadi juga jalannya ga liat liat. Jadi bukan salah gue aja dong?" oh ku kutuk mulutku ini, bodoh sekali kau rana.

Dia hanya membalas dengan wajah yang datar sambil memasang headsetnya lagi, ihh betapa sebalnya aku melihat dia mencaci maki ku. Dia juga terkenal di SMA apalagi dia juga teman baik kak Rei. Udah sama sama tampan, pintar, baik? Oh tidak mungkin baik adalah kata yang tidak pantas diucapkan untuk mereka. Tampan sih tampan, tapi kalau hanya sekedar berbicara sepatah dua patah namanya tampan irit ngomong. Ga sudi banget deh.

Aku duduk dipasir bibir pantai, entah teman temanku pergi kemana dan aku juga tak ingin tau. Pantai ini cukup sepi karena mengingat ini bukan hari libur, yang lain juga sibuk. Padahal aku harus menyiapkan makalah tentang pantai, ah aku harus memikirkannya lagi.

Cessss "ya ampun, kenapa keluar disaat yang ga tepat sih? Hh bego" gerutuku pada hidungku yang mulai mengeluarkan darah segar.

"Eh ran? Lo gapapa? Sini biar gue obatin," tia menghampiriku.

"Gue udah biasa kok ti, lagian ini mimisan biasa doang. Mending lo langsung ke tempat pengamatan aja deh, gue disini aja. Ntar kalau gue ikut, gue malah nyusahin kalian" ucapku padanya, aku menunggu di villa dekat pantai.

"yaudah kalo gitu. Ntar gue ijinin lo aja deh, lo disini baik baik ya. Kalo butuh apa apa langsung telpon gue, gue stay bawa hp kok. Ok gue tinggal ya!" lambainya sambil keluar dari kamarku.

Aku langsung mengambil handphoneku, lalu mencari nama kontak kak Farhan. Siapa tau dia ada disini untuk mengikutiku? Haha.

"Ya halo? Ada apa dek?" ucapnya dari seberang sana.

"Ga kok gapapa. Lagi apa lo? Mama sama papa lagi pada ngapain?" tanyaku diujung sini.

"Nih lagi santai aja, mama sama papa lagi santai katanya, mumpung ga ada kerjaan. Eh btw bukannya lo pengamatan? Kok lo malah telpon gue?" anjir dia tau rupanya.

"Oh gue, nggg gue ga ikut. Males aja ah" alibi palsuku.

"Lo gausah boong. Jujur sama gue!" gertak nya dari telepon.

"Iii tuuuu.. Gue lagi sakit perut, makanya gue ga ikut" aku tak tega kak kalau kau khawatir padaku.

Selesai mengetahui keadaan keluargaku, aku segera keluar villa. Teman temanku yang lain mungkin sudah berkelana entah kemana untuk melakukan pengamatan.

Cittttt  "aduhhh sialan, pake kepleset lagi" aku ndelosor mencium lantai teras villa, argh memalukan.

"Dasar bodoh" ucapnya pelan, tetapi aku masih sedikit mendengar. Siapa dia? Kalau bukan kak jovan?.

Aku bangun dengan keadaan yang sedikit mrawut dan berjalan dengan pincang. Aku heran, mengapa dia tidak ikut mengamati angkatanku untuk melakukan pengamatan?. Ah bodo amat.

"Ngapain lo disini? Ngikutin gue karena gue ga ikut pengamatan?. Mau marahin gue ha? Yaudah marahin aja cepetan" cerewetku tak sopan.

"Tutup mulut lo yang kayak kaleng rombeng," wajahnya masihhh sangat datar sekali, aku tak tau dia terbuat dari apa sehingga susah sekali untuk tersenyum.

Sejenak aku mengingat kak rei. Kemana dia? Sejak sampai di Pacitan aku tak melihat Batang hidungnya muncul sedikitpun. Khawatir sudah pasti, tapi aku tetap egois untuk melupakannya demi sahabatku Lisa. Walau aku harus berkorban demi dia.

"Eh kak tunggu. Kak rei mana ya? Kok daritadi gue ga lihat? Lo tau dia dimana?" tanyaku pada kak jovan yang sedang duduk santai di ruang tamu villa, cuih sungguh memalukan.

"Gatau. Ga penting juga buat gue tau" hihhh!!! Manusia macam apa diaaaaa tuhannn??? Ingin kujedotkan kepalanya ke dinding hingga bocor!.

"Gue kan nanya! Sewot banget jawaban lo," ucapku meninggalkan dia keluar villa.

Aku berjalan menuju pantai, kupandangi seluruh sudut demi sudut. Masih sama seperti tadi, aku menghirup udara segar sedalam dalamnya, hatiku berasa plong dan lega. Tanpa kuketahui kak Rei menghampiriku, entah manusia itu muncul darimana.

"Ngapain lo disini," ucapnya pertama kali.

"Main petak umpet," jawabku sedikit menggertak.

"Oh gitu, bego ya lo ternyata" tawanya sendiri.

Aku hanya melenges dan berkata "ngaca"

Plakkkk!!!....

"Lo ngapain sama Rei! Murahan banget lo jadi cewek!. Bejat banget ya lo deketin cowok gue! Punya otak ga!" aku meringis kesakitan disaat wanita yang dulu kalem sudah menamparku dan menceramahiku dengan kata kata seperti itu. Siapa dia? Ya! Lisa....

"Guuu...guee. Ga ada maksud buat deketin cowok lo lis" jawabku gemetaran dan juga berkeringat dingin.

"Setelah gue pikir pikir! Lo ga ada bedanya sama bangsat bangsat yang ada diluaran sana!. Gue mikir lo sahabat yang baik! Tapi ternyata? Lo itu kayak gini dibelakang gue!. Apa yang lo mau sih? Haaahhh!" teriaknya didepanku.

Hatiku hancur melihat sahabatku sudah berubah menjadi seperti ini, kepalaku sakit, rambutku acak acakan, bahkan bibirku sedikir mengelurkan darah. Kak Rei hanya membisu didepanku, mengapa dia sebejat ini tidak mau mengaku?.

"Berhenti lo! Jangan deketin Rana," ucap seorang lelaki tak salah lagi adalah kak Jovan, senior baru yang kukenal tadi.

"Heh lo cowonya?? Jaga dong cewe lo! Bisa bisanya main dibelakang!. Mau aja sih lo pacaran sama cewek munafik kayak gini! Gak habis pikir gue sama kalian! Ihh dasar murahan!" ocehnya dari tadi.

Aku menangis pilu, mataku mungkin sudah sembab. Hidungku mengeluarkan darah yang segar begitu derasnya. Wanita itu kian sudah tak tau malu menceramahiku, sekarang aku juga tak tau bagaimana Lisa bisa menjadi seperti ini.

"Yaudah yuk ran! Gausah diladenin mereka. Dan buat lo rei! Gue tau lo itu mati kutu sama cewek ini!, lo berusaha deketin rana? Dan lo tinggal gitu aja?. Cowok pengecut banget lo rei! Ga nyangka gue kok bisa bisanya lo setega ini" ujar kak jovan sambil menyeretku ke villa, dan berusaha menjauhkanku dari mereka.

Sambil mengobati luka lukaku kak jovan berkata "lo gapapa kan ran,?"

"Ah gapapa kok kak. Cuman ngilu aja" ucapku sambil mengelapi darah segar yang ada dihidungku.

"Itu kok mimisannya ga kelar kelar ran? Perasaan udah lumayan lama lho" gawat, kak jovan mulai curiga dan aku hanya  menggelengkan kepala.

Lisa POV

Sebenernya apa yang udah gue lakuin ke rana itu sangat keterlaluan. Melihat sahabatku yang sudah berlumuran darah, sungguh membuatku gila dengan apa yang gue lakukan. Semenjak acara ulang tahun rana, gue batalin niat buat ngebongkar semuanya. Gue sangat merasa bersalah, tapi apa daya?. Rei adalah miliku, ya memang mama sudah menjodohkanku.

Tetapi aku tak tahu kalau rei itu sedang dekat dengan Rana. Aku tidak ada cara lain untuk menyembunyikan ini, maafkan aku ran. Suatu saat pasti aku akan menyesal bertindak seperti ini padamu, aku sungguh rindu saat saat kita bersama. Tetapi waktu yang tidak memungkinkan kita kembali bersama seperti dulu--

End.

****

Aku kembali ke Jakarta dengan keadaan miris, kembali seharusnya dengan keadaan senang ataupun bahagia karena sudah mengetahui Pacitan dengan sejuta panoramanya. Kedatangan wanita itu membuatku sungguh tersiksa, oh bukan yang kumaksud adalah kedatangan lelaki itu, tak punya hati untuk bergelut antara perasaan dengan rasa kasihan.

Aku kembali ke Jakarta diantar dengan kak Jovan, lumayan lama dalam perjalanannya. Tapi aku sudah bersyukur karena terbebas dari amukan sahabat kecilku yang entah sedang dirasuki setan macam apa. Maaf tuhan, seharusnya aku tidak berkata seperti itu, meskipun dia bersikap tidak baik padaku. Aku harus tetap bersikap baik padanya.

Aku sampai dirumah tadi pagi, sejak kedatanganku tadi pagi, mama papa dan kak Farhan sangat khawatir. Aku selalu mengurung diri di kamar, menangis atau sedang melamun, entah itu hal yang kunikmati saat ini. Bahkan semua orang selalu membujuku, tapi kata akhir yang kulemparkan adalah "aku tidak apa apa", ya memang bahwa faktanya aku tidak apa apa. Sesungguhnya aku menutupi fakta bahwa aku tidak apa apa, hal ini sungguh membuatku tegar. Yaitu belajar menghargai dan juga merelakan, suatu saat aku akan mengalaminya keduanya, dan pada fase ini aku akan menjadi wanita yang tegar dan berwibawa. Sebetulnya aku tak tau kenapa Tuhan memberikanku cobaan seberat ini, aku sadar aku tidak boleh mengeluh karena dengan mengeluh akan membuat hal semakin rumit.

Hal sesak ini masih bergantung pada dadaku, mungkin mataku sudah mengeluarkan lebih dari seratus tetes. Kepalaku berdenyut sangat kencang, mataku juga mungkin sudah sebesar kantung mata panda. Rambut yang acak acakan, baju yang lusuh, syaraf yang mungkin sudah putus, barang barang yang sudah tak karuan karena kulemparkan. Aku baru sadar, aku harus bangkit setelah semua ini terjadi--

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
243K 9.6K 69
Sequel 'Kevino dan adira' #1 dalam kategori 'vira' [22 Juli 2019] #03 dalam kategori 'rafael'[27 Juni 2019] #04 dalam kategori 'feeling' [22 Juli 201...
2.3M 82K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
2.3M 72.8K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...