Secret Rana [Completed]

By rgnaerynti

264K 9.5K 218

(MAAF CERITA BELUM DI REVISI, CERITA INI SANGAT-SANGAT RANDOM. MASIH MAU BACA? SILAHKAN..) #383 dalam teenfi... More

one
two
three
four
five
six
seven
eight
nine
ten
Part 11
Author
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Just thank you and information
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
[ENDING]
BIGGG THANKKYOU!

Part 24

3K 113 1
By rgnaerynti

"Kenapa muka lo kusem gitu? Mama sama papa juga udah pulang, masih ditekuk aja mukanya ih" candanya padaku, mungkin aku sedang dilanda mood buruk.

"Kenapa ya lo sewot banget ih? Tugas lo itu cuman jagain gue," tukasku padanya.

"Lah gue kan berhak tau apa yang terjadi sama lo, ntar kalo lo bunuh diri terus gue biarin gitu aja?. Kakak macam apa gue, mungkin gue akan ngutuk gue sendiri kalo hal hal yang ga diinginkan terjadi sama lo" celetuknya tak habis habis.

"Gue sebenernya sih pengen curhat, tapi gue agak ga yakin gitu sama lo,"

"Elahh lu mah, emang gue apaan? Kayak sama siapa aja sih. Udah buruan curhat"

"Gajadi, mood gue tiba tiba ancur gini, gue tidur aje ya gut nite kak"

"Ih dasar bocah"

Besok akan diadakan study tour ke pantai klayar yang berada di Pacitan, otomatis Pengurus osis akan ikut juga untuk memantau dan pasti Rei akan ikut serta. Ah ya tuhan cobaan macam apa ini?. Mama dan papa juga sudah pulang ke Jakarta, katanya sih sudah tidak ada pekerjaan lagi disana. Syukurlah aku lega jika keluargaku kembali berkumpul.

****

"Yakin? Gue ga dibolehin ikut sama lo? Ha?," tanyanya untuk kesekian kalinya padaku.

"Okeyy plisss, gue udah besar kali kak. Yaga mungkin gue ditunggu sama lo, ngarang aja deh," sarapan pagi ini sudah mulai lengkap akan kehadiran orang tuaku, sungguh aku sangat merindukan masa masa ini.

Sebenarnya aku ragu untuk pergi kesana sendiri, sementara aku belum antisipasi dengan penyakitku yang sewaktu waktu kambuh walaupun hanya sekedar mimisan dan pusing hebat. Aku berusaha untuk tidak mengeluh demi orang yang aku sayangi dan cintai, agar mereka tetap bahagia dan tidak memikirkan sakitku. Sungguh, aku akan sedih bila mereka ikut terlibat dalam penyakitku.

"Pokoknya gue tetep ikutin lo, sampe lo ngelak pun gue juga bakal ikutin lo, and stop no comment!" liciknya padaku yang sudah keterlaluan ini.

"Ish lo keras kepala banget sih kak, gue ga mau dibilang manja sama temen temen gue, pliss kak tolongin gue, biar gue urus semuanya sendiri," elakku membela terhadap diriku sendiri, walau mungkin orang tuaku menyetujui ide kak Farhan.

"Udah kenapa kalian jadi berantem? Ok biar adil, kakak gausah ikutin adek nanti kalau ada apa apa tinggal hubungin mama aja ya, mau berangkat sekarang?" tanya mama.

"Ayo gue anter, gue ga nerima sebuah kata 'gue ga mau' lo tetep sama gue," ujar kakaku yang keras kepala itu.

"Gue mau naik angkot aja, nanti kan temen temen lo mau kerumah? Jadi lo beresin rumah aja dan gue pergi naik angkot. Deal?," senyumku licik padanya.

"Udah lo banyak ngomong" dia menyeretku masuk kedalam mobil dengan paksa, lalu memakaikan sabuk pengaman secara paksa juga ih kakak macam apa dia ini?.

****

"Eh kupret udah ada disini lo?" sapa pagi hari ini dari Tia.

"Udah daritadi malah. Yang lain pada kemana? Sepi amat ni sekolah? Terus kok ga ada bis bis gitu sih bukannya kita mau study tour?" tanyaku bingung akan hal sekitar sekolah yang lagaknya sepi sekali.

"Elah ini masih jam berapa juga ran? Ini masih jam enem. Jelaslah nih sekolah masih kayak kamar mayat. Oh iya gue lupa, gimana sama lisa and rei?" sewot tia lagi.

"Kemarin sih rei sempet nabrak gue mungkin itu ga sengaja, dan gue dibawa ke uks dengan cara memaksa gara gara luka biasa kayak gini, mimpi apa deh lo semalem ti? Heran gue, tuh orang lama lama makin nyebelin tapi gue tambah suka. Eh ups" cerocosku yang tak henti hentinya dan tak tau malu.

"Ah modus lo basi tau gak sih"

Sekolah sudah mulai ramai akan murid seangkatanku dan pengurus osis, aku melihat kak Rei yang memakai baju berwarna abu abu berlengan panjang dan juga celana panjang. Rambutnya di jabrikan agar terlihat alay alay gitu, aku semakin terpesona dengannya.

Ah tidak rana, kau itu wanita yang masih mempunyai harga diri untuk dikejar, dan bukan mengejar. Batinku.

"Oke anak anak, kalian silahkan masuk ke dalam bis kalian masing masing. Membutuhkan waktu lama untuk sampai ke Pacitan, jadi sebelum kalian mempelajari pantai klayar sebaiknya kalian menyimpan energi untuk kegiatan nantinya. Ada yang perlu ditanyakan? Kalau tidak mari kita panjatkan doa bersama dan menurut agama masing masing. Berdoa mulai-- selesai," kata guru pembinaku itu.

Kami mulai memasukki bus yang akan berkelana ke Pacitan. Aku juga sudah mempersiapkan banyak obat ditas p3k ku, jadi aku sudah mengantisipasi mimisanku dengan tisu banyak dan sebuah kantong kresek. Semoga ini awal yang menyenangkan bagiku.
Aku melihat segerombolan pengurus osis masuk kedalam bus yang ku naiki, apa maksud mereka akan duduk di bis ini?.

"Kak rei?," aku melongo saat manusia tampan ini duduk didekatku, tak ada hujan tak ada badai langsung saja dia duduk disebelah ku.

"Kenapa? Pasti lo bepikir? Kenapa gue bisa disini?" ucapnya yang datar.

"Kalo lo tau gue berpikir seperti itu, kenapa lo masih tanya lagi?. Bukannya bis osis cukup lebar buat lo duduk di bis sana?" cibirku sangat kesal.

Aku sudah memulai perkenalanku dengannya sama seperti awal bertemu, masih sangat datar dan melupakan sejenak kenangan yang pernah kita lalui, KITA? mungkin hanya aku saja yang masih mengenangnya.

"Bis disana udah ga muat kali buat pengurus osis dan guru guru. Akhirnya gue ke bis lo yang kemungkinan masih kosong, dan sialnya bangku yang kosong cuman bangku lo," ih memangnya aku ingin berdampingan dengannya?, lagian juga tia sudah duduk didepan karena ia suka mabuk akan aroma bis. Sedangkan bangkuku berada ditengah lumayan belakang, jadi aku tidak duduk dengannya.

Aku tak membalas ucapannya, aku segera memasang headset ke telingaku dan memutar lagu lagu indah yang ada di perpustakaan musik. Tak kuhiraukan manusia yang berada disampingku, aku harus melupakannya segera karena ia sebentar lagi memiliki kebahagiaan baru bersama sahabatku, lisa. Walaupun status masih menyatakan tunangan, ya tetapi mereka sudah memiliki ikatan yang resmi.

"Kenapa rana berubah? Apa mungkin dia udah lupa sgala kenangan kita? Aku semakin berambisi untuk semakin mengejarnya dan mendapatkannya" batin Rei.

Hari sudah menjelang sore, bus kami sudah berhenti disebuah rumah makan untuk menunaikan ibadah shalat lalu makan. Aku ingin berada didalam bus karena aku juga tidak sedang shalat, ya masalah wanita. Kutengok manusia yang berada disampingku sudah turun, aku terus memandangi punggungnya yang mulai masuk kedalam rumah makan lalu menghilang.

Tak terasa bus sudah mulai berjalan melanjutkan perjalanan yang masih jauh. Sedangkan manusia disampaingku ini? Dia sedang bermain game tak jelas dan terus membisu.

"Lo udah bangun? Nih gue bawain makan buat lo. Tadi lo kan ga turun buat makan" ucapnya sok peduli padaku, dan aku juga sudah tidak mau peduli dengannya lagi.

"Buat gue?"

"Yaya lah, kan gue ngomong sama lo. Bego banget sih" ih manusia macam apa dia yang mengataiku bego seenaknya?.

"Oh terimakasih" jawabku singkat dan padat.

Aku melahap makananku yang dibawakan oleh manusia satu ini, entah mengapa semakin lama perasaanku semakin sebal dengannya. Padahal sebelumnya aku sangat rindu.

"Ga sopan kalau kita sebangku tapi kita saling diem" celetuknya membuka pertanyaan.

"Ngomong aja sono sama bangku lo, gue mah mana peduli" aku memalingkan wajahku kearah kaca besar samping, untungnya aku duduk disebelah kaca sehingga aku bisa menikmati suasana luar walaupun hanya memandang.

"Lo tau? Pacitan itu punya sejuta alam yang indah. Dijawa mungkin jogja yang paling terkenal, tetapi selain jogja ada juga Pacitan yang tak kalah indahnya" celotehnya lagi.

"Tau apa lo soal pacitan?" jawabku ketus.

"Yakali pacitan kota penuh rahasia lo ga tau?. Pasti semua orang tau lah Pacitan itu indah" ihh ingin kucowel mukanya dengan sepatuku.

"Lah gue kan belum pernah kesini walaupun gue tinggal dijawa dulu" belaku pada diri sendiri, ah jadi rindu Semarang.

Malam semakin larut, sudah banyak kata yang ku lontarkan untuk manusia disampingku ini. Entah sekedar berdebat atau berbeda pendapat atau juga membahas yang tidak penting. Mataku sudah tak mau diajak kompromi untuk malam ini, kantuk yang melanda saat ini mungkin sudah stadium akut. Aku mulai memejamkan mata lalu berlampau kedalam mimpi.

"Gue kangen semua tentang lo ran, walaupun sebelumnya gue ga pernah seakrab ini kenal sama lo. good night and have a nice dream Rana" batin Rei sambil mengusap rambut rana.











***










Sial banget ya, gimana kelanjutannya?. Scroll down ye!
See you!

Continue Reading

You'll Also Like

37.6K 854 13
Rasa dari nyaman sungguh membuatku lupa atas status kita berdua
923 175 57
Menang itu, bukan tentang siapa yang mendapatkan medali maupun piala. Bukan pula orang-orang yang menyimpan puluhan piagam di rumahnya. Tapi, menang...
3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
2.3M 72.5K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...