Fiuhhhh, hari pertama masuk sekolah. Memang deg deg an ga karuan, uhhh seperti mau di interogasi polisi saja atas kasus pembunuhan.
Aku berjalan menuruni tanggaa dan duduk di meja makan bersama keluarga ku, untuk sarapan sebelum menuju ke sekolah baru.
"Selamat pagi" salamku kepada kedua orang tuaku dan kakaku yang asik melahap nasi goreng.
"Heii selamat pagi my lovely" ujar mama yang hanya membalas salamku tadi.
Sarapan kali ini adalah nasi goreng, ya berbeda seperti biasanya. Hari hari sebelumnya biasanya Roti tawar dan susu.
Semogaaa sajaa ini awal dari pagi yang menyenangkan bagiku.
"Ma, adek berangkat dulu yaa! Doain semoga lancar ya maa!. Yuk kakkk berangkat, byeeeee maaa" ucapku sambil melambaikan tangan menuju halaman depan bersama kakakku.
"Iyaaa hati hati yaaa, jangan ikut pergaulan ga jelas. Cari temen yang baik yaaa" jawab mama dari pintu depan sambil melambaikan tangan.
Mobil kakaku sudah membelah jalanan Jakarta yang agak sedikit macet seperti biasanya.
Macet kali ini agak sedang, ya mungkin ingin menyambut hari pertamaku di sekolah baru.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit. Aku sampai didepan sekolah yang besar dengan gerbang menjulang tinggi, dan dikawal 2 satpam berseragam.
"Kamu masuk dulu gih, ntar kakak nyusul aja. Mau markirin mobil dulu di seberang sana" kata kakaku sambil menyuruhku keluar dari mobil untuk masuk duluan ke sekolah.
"Aku ikut kakak aja deh, nanti kita masuknya barengan aja yaaa. Ya?" rengek ku sambil memasang wajah seperti biasanya.
Setelah diperbolehkan untuk ikut. Aku langsung menuju ke ruang Kepala Sekolah, untuk mengetahui letak kelas dan ekstrakurikuler di sekolah ini.
Akhirnyaaa aku sudah masuk ke dalam kelas, dan seperti yang dilakukan oleh murid baru yang lain. Yaituuuu memperkenalkan diri dan tempat asal sekolahku sebelumnya dari mana.
Kumulai dari awal
"Hai, perkenalkan nama saya Kirana Putri Vansasa, biasa dipanggil Rana. Saya berasal dari kota Semarang, Jawa tengah. Rumah saya ada di Perumahan Setiabudi. Saya anak terakhir dari 2 bersaudara. Ada yang ditanyakan lagi? Kalau tidak ada sekian dan terimakasih!" tuturku panjang lebar dengan keringat dingin yang menembus dahiku.
Shit. Jantung pindah tempat -,-
Kulihat tatapan mereka yang senang akan kehadiranku.
Tapi akuu??? Melihat tatapan mereka seperti ingin membunuhku sajaaa.
Aku dipersilahkan duduk oleh bu Niva, disebelah Tia.
Itu nama yang kudengar dari guru baruku itu.
"Yasudah ya anak anak, semoga kalian senang dengan kehadiran teman baru kalian. Pelajaran pagi ini kita mulai ya" ucap bu Niva dengan nada yang sedikit keras.
Setelah pelajaran berakhir. Bel berbunyi menandakan jam makan siang dimulai.
Dan pada istirahat ini aku berkesempatan berkenalan dengan teman sebangku ku.
Entah dia cuek, dingin, atau baik?, aku juga tidak tau.
"Ohh haii?? Namaku Tia Amelia. Panggil saja aku Tia, btw namamu bagus Ran? Semoga kau suka berteman denganku" uarnya dengan senyumnya yang sangat manis itu.
"Oh iyaaa Tia. Iya aku pasti senang sebangku denganmu" jawabku tidak menyangka bahwa dia yang akan menyapaku duluan.
Aku pergi kekantin bersamanya.
Awal keluar dari kelas, aku terlalu risih dengan pandangan laki laki se-usia ku. Tapi lama lama waktu sampai dikantin, aku sudah merasa biasa dengan pandangan mereka.
Ada yang sinis sambil bergosip, ada juga yang menyinggung senyumnya dan mengatakan "hai", ada pula yang menatapku tajam.
"Ti, kita disini aja ya duduknya. Agak sepi" ucapku pada Tia yang berjalan disampingku.
Baru berkenalan sebentar saja, aku sudah tau Tia orangnya seperti apa, dia wanita yang kalem, cantik, sopan, tapi ada sedikit yang berbeda, dijauhi oleh teman teman sekelasnya? Bahkan se sekolah? Tia berpenampilan agak berbeda dari murid perempuan lain.
Bisa dikatakan culun tapi cantik, rambutnya dikuncir kepang kuda, dia juga memakai kacamata kotak. Dan dia memakai rok sampai diatas lubang yang ada di perut.
Kelihatan culun tapi dia tetap cantik kok. Waktu sepanjang aku lewat tadi, banyak yang mengejek dan menertawakan Tia. Tapi apa Tia membalas?
Tidak, dia hanya membalasnya dengan senyuman yang sangat lembut. Aku heran masih saja ada perempuan berhati bak malaikat seperti Tia.
"Kamu mau makan apa Ran? aku pesenin kok, kalau kamu mau makan" ucap Tia sambil menawarkan daftar isi makanan yang ada di kantin belakang sekolah.
"Aku udah kenyang kok Ti, kamu aja deh yang makan. Aku cukup makan snack aja"
"Ohh yaudah kalo gitu. Kebetulan aku juga gak laper banget sih. Heheheh" balasnya sambil menyunggingkan senyum kepadaku.
"Iya Ti, eh kamu ga main sama temen temen kelas kamu? Ajak ke kantin gitu?" tanyaku sambil mengambil snack dan memakannya.
"Hehe, aku ga ada temen Ran dikelas. Aku biasanya sendiri aja kalau mau kemana mana, kamu kaget ya? Aku memang anak yang ga supel kaya kamu" ucap Tia.
"Oh maaf yaa. Tadi aku ga tau aja kalau kamu begini. Sekali lagi maaf ya ti?" memohon maaf kepadanya dan sesekali memberi sedikit senyum.
"Ngga pa-pa kok Ran, santai aja. Sekarang kita kan sebangku" ujarnya berkata enteng, seakan tidak ada masalah yang sedang terjadi padanya.
Bel masuk pun berbunyi, aku segera berlari kecil menuju kelas bersama Tia. Aku pun juga tak tau Kak Farhan ada dimana?, daritadi aku tidak melihat wajahnya. Pelajaran mulai seperti tadi pagi, berjalan lancar dan tenang.
Kita diberikan tugas, ya karena guru sedang ada Rapat dadakan di Aula sekolah. Kulihat suasana kelas yang begitu tenang karena menyelesaikan tugas terlebih dahulu.
"Gimana Ran? Bisa kan? Kalau gak bisa tanya yaa, jangan sungkan sungkan sama aku" tawarnya kepadaku, begitu baik sekali tia.
"Hehe bisa kok Ti, iyaaa aku usahain nanti kalau ga bisa tanya kamu kok" jawabku pada teman baruku ini. Dia memang cerdas, baik hati pulaa..
"Oyaa Ran, kamu cantik lo. Btw udah ada gebetan belom?, eh maaf ya aku tanya beginian. Abis aku penasaran banget " Tanyaku pada Rana, dia cantik, putih, tinggi, sipit, baik, dan cerdas pula. Tak salah kan? Aku menanyai dia begitu?. Semoga saja dia bisa menjadi sahabat baikku selamanya.
"Ahahaha aku masi single kok Ti, iya gapapa kok. Eh emang kamu udah ada? Kalau boleh tau cerita dong?" jawabku sambil menutup bukuku yang sudah selesai kukerjakan.
Beberapa jam berkenalan dengannya, aku sudah merasa asik dan nyaman disampingnya.
"Hehe kan kamu tau? Aku kaya gimana? Aku tuh culun, suka dibully, ga ada temen, suka sendiri. Jadi mana mungkin cewe kaya aku punya pacar? Kamu ada ada aja deh Ran". Tawanya sambil memberikan senyum palsu.
"Ehhh maaf Ti, sekali lagi maaf. Aku ga ada maksut buat nyinggung kamu, maaf yaa??. Aduhh gue bego banget si!" kutepuk jidat ku beberapa kali dan meminta maaf pada Tia.
"Santai Ran, ga masalah kok. Aku harap kamu bisa jadi temen baik aku, soalnya aku suka dijauhin sama temen sekelasku" pintanya kepadaku, aku tau dia pasti ada masalah tersendiri sehingga dia seperti ini.
"Iyaaaa... Ehh udah bel pulang. Pulang yuk Ti?oya kamu pulang sama siapa?" ucapku sambil mengemasi barang barangku yang berantakan di meja, lalu memasukan kedalam tas dan berjalan keluar kelas bersama Tia.
"Aku dijemput sama papaku kok Ran, aku duluan ya? Eya kamu sama siapa?, mau bareng ga?"
"Eh ga usah Ti. Aku nunggu kakakku keluar kelas dulu" jawabku pada Tia.
"Oke, aku belum punya pin atau nomor kamu loh? Boleh minta?" ucap Tia, sambil menyodorkan handphone nya
"Sudah nihh Ti, byeeee" sambil melambaikan tanganku padanya.
Aku menunggu di dekat lapangan basket cukup lama sekali. Apa kakaku belum keluar kelas?, tapi tidak mungkin. sekolah juga sudah hampir sepi.
Akhirnya aku memutuskan untuk ke parkiran.
"Arghhhhh kakaakkkk... Ditunggu dideket lapangan basket malah taunya disini!". Marahku padanya, ternyata dia sudah menaiki mobil dan mengeluarkan dari parkiran dekat sekolah.
"Ahahahha,, yaudah siii, sini cepet masuk. Maafin yaa". Jawab kakaku sambil memohon permintaan maaf dariku.
Menyebalkan sekali dia?. Sudah kutunggu 15 menit an, dia malah sudah ada di mobil.
Huhhhhh kalau dia bukan kakaku, sudah kucekik lehernya mati matian.
"Hmmm". Jawabku lagi tanpa senyuman.
Jadi. Apa perpisahan begitu menyakitkan sehingga kamu tak mau lagi menemui adanya pertemuan?