I Met You On Our Wedding Day...

נכתב על ידי baekyeon309

321K 22.3K 1.3K

Hanya sebuah cerita dimana dua insan yang saling tidak mengetahui keberadaan satu sama lain, harus menghadapi... עוד

1 [REVISED]
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Chapter Yang Terlupakan

20

5.7K 480 12
נכתב על ידי baekyeon309

Taeyeon POV

Aku terbangun dan merasakan kepalaku sangat pusing dan sekitarku rasanya sedikit berputar. Aku melihat kearah jam dan sadar bahwa sekarang sudah jam 1 siang. Astaga, jam berapa aku tidur semalam?

Aku bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Disana ada Xiumin dan Seohyun. Xiumin sedang membersihkan meja sedangkan Seohyun sedang menyiakan makanan.

“Selamat Siang, nona,” Xiumin menyapaku dengan panggilan formal lagi. Aku sedang tidak ingin protes sehingga hanya memberikan senyuman padanya.

“Seohyun, apa makan siangnya?” tanyaku sambil duduk di kursi paling ujung. Seohyun dengan segera membawakan makanan dan meletakkannya didepanku. Sup oxtail. “Terlihat enak dan menyegarkan,” ucapku sambil menyisip kuah sup. Rasanya sangat segar dan meringankan sakit kepalaku.

“Untuk menghilangkan pengar mu. Kudengar kau minum cukup banyak semalam,” ujar Seohyun.

Aku tersenyum dan mengangguk, menelan kuah yang menyegarkan ini. “Ya benar. Aku hanya bersikap bodoh semalam. Aku sudah merasa lebih baik sekarang,” jawabku. Xiumin dan Seohyun mengangguk dan pergi ke ruang dapur.

Tiba-tiba aku teringat mengenai pesan yag kukirim ke Baekhyun. Seharusnya aku langsung menemuinya saja. Dia pasti tidak membaca pesanku, membalas pesanku yang dulu saja tidak. Atau aku bisa langsung mengirimkan surat perceraian saja ke rumah Yoona. Hitung saja sebagai ‘hadiah ulang tahun’ dariku.

Aku menghabiskan supku dan pergi mandi. Air dingin mungkin dapat lebih menyegarkan ku.

Selesai mandi, aku berbaring di tempat tidur sambil mengelus perutku dengan lembut. Aku dapat merasakan tendangan dari kakinya yang kecil, membuatku tertawa kecil. Aku berniat untuk mengirimkan fotoku pada keluargaku juga Jessica. Kuambil handphoneku dari laci dan melihat ada satu pesan masuk. Dari Baekhyun.

Darimana saja kau? Baru kau balas pesanku setelah aku ingin cerai.

Aku membacanya. Dia memintaku untuk datang kekantornya, tapi haruskah aku? Aku tidak terlalu yakin, tapi kurasa aku harus. Aku harus memperjelas semua ini dan mengetahui alasan tingkah Baekhyun selama ini.

Studio Baekhyun

Tidak kusangka Yoona benar-benar mengurung Baekhyun. Kukira hanya rumahnya yang dijaga oleh bodyguard, ternyata di kantornya pun seperti ada teroris didalam. Untuk apa semua ini? Mobilku bahkan ditahan dan mereka melarangku untuk masuk. Rasanya aku ingin meledak.

Saat aku sudah muak dan memutuskan untuk memundurkan mobil dan pulang, aku melihat salah satu staff Baekhyun berlari ke mobilku dan berbicara dengan salah satu Bodyguard. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan namun setelah itu mereka membiarkanku masuk. Staff tersebut tersenyum padaku dan aku mau tidak mau membalasnya.

Aku turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam studio, diikuti staff tadi. Ketika aku masuk ke studio dan ruang kantor, para staff mengucapkan selamat atas kehamilanku dan betapa aku bertambah cantik. Aku hanya membalas mereka dengan senyuman yang sedikit setengah hati. Meskipun aku sedang tidak mood, aku tetap harus menghargai mereka.

Sesampainya di depan ruangan Baekhyun, aku mengetuk pintunya. Pintu langsung terbuka tanpa aku harus menunggu lama.

“Masuklah,” ia menyuruhku. Aku duduk di kursi yang ada didepan mejanya sedangkan ia duduk di kursinya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku langsung, tidak ingin membuang waktu sedikitpun.

Baekhyun menatap mataku. Aku menyadari bahwa matanya terlihat sayu dan tidak semangat, seperti ia tidak tidur semalaman.

“Kau benar-benar ingin cerai?” ia bertanya balik.

Aku mengangguk. “Ya,” jawabku dengan tegas. Baekhyun menunduk dan menghela napasnya dengan berat sebelum melihat kembali ke mataku.

“Kenapa?” tanyanya dengan lemah. Aku tertawa kecil mendengarnya.

“Tanyakan sendiri pada dirimu. Menurutmu kenapa?” sindirku.

Baekhyun berdiri dari kursinya dan duduk di meja, tepat di depanku. “Taengoo, maafkan aku karena tidak membalas pesanmu. Aku-“

“Mengapa?” aku memotongnya. Baekhyun terlihat bingung dan menatapku dengan alis berkerut. “Mengapa kau tidak membalas sama sekali? Mengapa kau tidak menghubungiku sama sekali? Apakah kau tahu betapa aku merindukanmu? Apakah kau tahu bagaimana aku menunggu kabarmu setiap waktu? Apakah kau tahu ketakutan ku terjadi sesuatu padamu?” aku terus berbicara. Mataku mulai buram oleh air mata yang menggenang.

“Maafkan aku. Yoona mengambil dan menyembunyikan handphoneku,” jawabnya. Aku tertawa tidak percaya.

“Dan butuh waktu 4 bulan untukmu menemukannya,” sindirku dengan nada mengejek.

“Tidak. Aku sempat menemukannya namun tertangkap dan dia memindahkannya. Aku baru menemukannya lagi semalam saat ia sedang tertidur. Aku tidak bermaksud untuk mengabaikanmu, Aku tidak bisa pergi kemanapun. Ia mengurungku dalam kandang besi dan tidak ada pintu keluar,” Baekhyun berusaha menjelaskan padaku. Dan jujur saja aku percaya. Lihat saja semua bodyguard itu.

Tapi bukan berarti aku memaafkannya begitu saja. “Kau bisa mengirimku email. Kau bisa mengirimkanku pesan video,” balasku.

“Aku… tidak terpikirkan hal itu,” jawab Baekhyun dengan suara pelan, tidak menatap mataku. Rasa kecewa muncul dalam hatiku. Sebagian dari diriku berpikir bahwa Baekhyun tidak melakukan usaha apapun untuk menghubungi. Tidak satupun. Tapi bagian diriku yang lain berpikir bahwa ia hanya terlalu stress untuk bahkan terpikirkan hal itu.

“Aku punya satu pertanyaan,” mulaiku, menarik perhatiannya padaku.

“Apa?”

Aku tidak bisa menanyakannya dengan mudah. Ada dua kemungkinan jawaban yang mungkin keluar dari mulutnya. Dan aku tidak yakin apakah aku bisa menerimanya jika jawaban yang ia berikan tidak sesuai dengan keinginanku.

“Apakah kau mulai mencintainya? Seperti kau mulai mencintaiku?”

Aku memaksakan diriku untuk bertanya. Terlihat jelas bahwa Baekhyun terkejut dengan pertanyaanku. Dia tidak langsung menjawab dan hanya menatapku dengan mata melebar dan mulut yang sedikit terbuka.

“Katakanlah, apakah kau mencintainya?” aku mengulang pertanyaanku.

“A…aku…. Aku tidak…. Tahu,” jawabnya dengan lemah dan tergagap.

Aku tertawa pahit. “Kau tahu? Kau terlihat bahagia kemarin saat aku melihatmu di toko. Kau senang? Kau sedih jika dia marah padamu? Kau senang melihatnya tertawa? Apakah kau selalu mencoba membuatnya tersenyum? Kau merindukannya saat ia pergi?” aku menyerangnya dengan seluruh pertanyaan yang muncul dalam otakku.

Melihatnya tidak menjawab apapun dan hanya melihat kearah lantai, aku merasa kecewa dan sakit hati dengannya. “Jika kau tidak bisa menjawab semua itu dengan mudah, maka hanya ada satu jawaban. Dan jawaban itu menambah alasanku untuk bercerai denganmu. Aku tidak bisa berbagi sesuatu yang kusayangi dan terkadang aku harus melepaskan apa yang kusayangi,” ujarku.

“Aku akan mengirimkan surat cerai padamu secepat mungkin. Sampaikan salam ku pada Yoona,” lanjutku, berdiri dari kursi dan berjalan menuju pintu.

Saat aku ingin memutar gagang pintu, Baekhyun menarik tanganku dan memegangnya erat. “Aku tidak mau. Aku mencintaimu Taengoo. Aku tidak akan pernah melepaskanmu,” ujarnya memelukku erat.

Dengan lembut aku mendorongnya.

“Kau tidak mau. Tapi kau akan dan harus melepaskan. Aku tahu kau menyayangiku, dan kau juga tahu aku menyayangimu. Tapi aku tidak bisa hidup seperti ini. Maafkan aku,” aku berbalik badan dan membuka pintunya.

“Tapi satu hal yang harus kau tahu,” aku berhenti sebelum berjalan keluar. “Kau tidak akan jatuh hati padanya jika kau begitu menyayangiku.”

Baekhyun POV

Taeyeon berjalan pergi begitu saja setelah mengatakan itu. Aku ingin mengejar dan memohon padanya untuk tidak menceraikanku. Tapi kakiku terasa seperti tertanam di lantai.

“Taengoo,” aku merasakan air mata mulai jatuh ke pipiku.

“ARGH!” aku menyingkirkan semua barang yang ada diatas mejaku. Melemparnya kesegala arah dan membiarkannya tergeletak begitu saja dilantai. Aku jatuh terduduk di kursiku, membiarkan semua airmataku keluar dari tempatnya.

Kenapa aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya padamu? Kenapa?

Maafkan author beberapa hari ga update. Sibuk anet sama urusan kampus T^T

המשך קריאה

You'll Also Like

1.1K 76 11
Beberapa cerita pendek tentang mbak Jeongyeon yang kadang muncul diotak saya Note : update tidak menentu
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
640 107 20
[Novel Romcom yang membuat perut anda terkocok setiap saat.] Aku, Akira Mirai adalah pemuda biasa yang dapat ditemukan dimana saja, hidup secara norm...
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...