How to Get 11 Out of 10 [Harr...

By livelifeloveluke

219K 21.3K 3.5K

Gwen Kruger. Gadis kaya raya manja yang sangat nakal dan sulit diatur, membuat ayahnya yang selalu sibuk beke... More

Prologue
01. The Perfect Plan
02. Young Slut
03. I'm Here to Pick You Up
04. Harry, Harry Styles
05. The Damn Door
06. Program Introduction
07. Badass Bitch from Hell
08. Fake Numbers
09. "Deal"s
10. Pull Over
11. Central Park
12. Party (And) Fever - Part 1
12. Party (And) Fever - Part 2
13. The Girlfriend
14. Room 93
15. Francesca
16. Free for the Night
17. How to Hail a Cab - Part 1
18. Brunch In a Car
19. 19 Abandoned Letters
20. Insolent
21. The Resignation - Part 1
21. The Resignation - Part 2
22. I Could Sue You
23. Jobs
24. Front Door
25. Reconsider
26. A Little Light
27. The Three Musketeers
28. Logo on the Key
29. Raconteur
30. Pillow Talk
31. Big News
32. Puffy Eyes
33. Dresses
34. Not So Prom Queen - Part 1
34. Not So Prom Queen - Part 2
Epilogue
Author's Note + Bonus Scenes + Explanation

17. How to Hail a Cab - Part 2

4.2K 481 127
By livelifeloveluke

G W E N

"Ada ap--" kata-kataku terpotong karena Harry sudah memegang satu kantong yang sangat besar ketika aku menoleh ke arahnya kembali.

Dia kemudia menunjukkan kedua baris gigi putihnya, "aku dapat hadiahnya. Itu tadi memalukan. Whatever, ayo," Harry menarik tanganku dan kami kembali berjalan.

"Harry aku lelah. Sebenarnya kau mau kemana?"

"Jalan saja."

"Jalan saja?! Kau tidak punya tujuan?"

Harry kemudian duduk di anak tangga bangunan yang sudah tutup. Aku duduk dua anak tangga lebih bawah darinya. Di bawahku adalah anak tangga yang agak lebar. "Kau tau ini sangat memalukan."

"Tidak ada yang melihat, semua orang sibuk berjalan," Harry mengabaikanku lalu memgambil karton tebal yang ia peroleh dari kantong, salah satu dari hadiah tadi. Karton itu adalah teka teki silang yang berjudul 'USA Celebration'.

"What's that?" Aku mengambil karton itu dari tangannya.

"I don't know. Pengetahuan sosial, kurasa? Ayo lakukan aku penasaran."

"Kau ada pena?" Aku mendongak.

"Tentu, aku eksekutif," dia berkedip dan memberiku sebuah pena dengan ukiran Harry E. Styles.

"Elizabeth," aku tersenyum lalu megisi teka teki silang itu.

Pertanyaan pertama menurun adalah January 1. Aku menjawab NewYear dan kotaknya pas. Selanjutnya Hari Senin pertama bulan Januari. Aku menjawab MartinLutherKing. Dan aku menjawab banyak seperti AprilFool, Halloween, Independence, Colombus, Veterans, Thanksgiving dan lainnya. Bahkan ulang tahun Mariah Carey dan Angelina Jolie ada disana.

Oke, kalau begini caranya aku tidak akan mati-matian mengumpulkan 10 stiker.

Harry bilang ia penasaran tapi ia tidak membantuku sama sekali, mungkin ia memainkan ponselnya. Entahlah, aku tidak memperhatikannya. Butuh agak lama bagiku untuk menyelesaikannya. Entah mengapa aku agak terkonsentrasi pada teka teki silang itu sambil memakan Hotties Got Dogs dan minuman kuning itu.

"Harry ada apa tanggal 26 December - 1 Januari?" Aku menatap karton itu.

Harry agak menunduk, "berapa kotak?"

"7. Huruf A pada kotak ke 6."

"Kwanzaa," jawabnya.

"What's that?" Tanyaku sambil mengepaskan kata Kwanzaa.

"Perayaan orang Afrika Amerika."

"Okay. And January 17 is St. Patrick's Day, right?"

"Iya. Bukankah itu Irlandia?"

"Pembuatnya bodoh," jawabku dan Harry tertawa.

"Sudah?"

"Satu lagi," kataku, "11 Desember. Huruf ketiganya E."

"December 11. It's today," Harry bingung. "Ada apa hari ini?"

"Entahlah," aku menjawab.

Harry turun dan duduk di anak tangga yang sama denganku, "aku mau coba." Harry mengambil pena dariku dan menulis G, W, dan N di kotak yang tersisa.

Aku langsung menoleh ke arahnya.

"Aku tau aku tampan, jangan lihat aku, lihat belakang."

Aku melihat belakang dan di dua anak tangga di atasku terdapat kue coklat berdiameter sekitar 20cm dengan banyak lilin. Dan aku tidak sempat menghitung karena mata hijaunya.

"Happy birthday, Gwen."

"Wh-what? Da-dari mana kau tau?"

"Wish you a beautiful life."

"Harry--"

"Healthy body.
Peaceful mind.
Kind heart."

"Honestly I--"

"May everyone you love, never leave you behind."

Dia memotongku lagi tapi kali ini aku terlalu kaku untuk melawan. Mataku menghianatiku dengan menatap mata hijau indahnya. Setiap kalimat yang ia ucap ia memperkecil jarak antara hidung kami.

"May all your dreams...
sooner or later...
will come true.

And you,
always be the Gwen, that people love.
Our beloved one.

Jesus will always bless you, Gwen."

Ia nenunjukkan lesung pipinya yang dalam setelah menyelesaikan ucapan selamat ulang tahun untukku.

Ia kemudian mengangkat kue itu dan menyodorkannya ke arahku. "Tiup lilinnya--maksudku api di lilinya," ia bercanda dan aku tertawa, "sampai tua juga tidak ada apa-apa jika kau tiup lilinya."

"God...," aku mendesah lalu meniup lilinya dan ia bertepuk tangan dan bersorak.

"Why are you crying? You should be happy." Ia menghapus air mataku. Wait. Sejak kapan aku menangis?

"It's just," aku menarik napas. "It's 10 p.m. and you're the first one to say happy birthday to me," aku terisak.

"Steven--"

"He forgot," aku tersenyum.

"Steven ingat. Percayalah," ia meletakkan kedua tangannya di kedua sisi bahuku.

"Okay," bisikku, "thank you."

"YAY! See? Kau tidak begitu buruk di pengetahuan sosial," He's an ice breaker now, "Kau menyelesaikannya! Ini hadiah untukmu," ia memberiku sebuah kotak kecil bewarna merah dengan pita bewarna emas di atasnya.

"Don't cry Gwen," Harry membujukku bagai anak 9 tahun.

Aku hanya membalasnya dengan senyum.

"C'mon be happy!" Ia meraih pinggangku dan berdiri, seketika kakiku terangkat. Ia memutarku 2x 360 derajat hanya dalam 3 detik. Aku tersenyum dan mengangkat tanganku ke atas.

Harry menuruniku dan aku terkekeh. Aku tidak menyadari ia melihatiku. Aku terdiam dan kami saling menatap. Apa kepalaku berputar atau memang kepalanya semakin mendekat ke wajahku?

God. This is awkward.

Hidung kami sudah saling menyentuh dan yang terjadi kemudian adalah iPhoneku berbunyi.

"What's that?"

"Alarm," aku menunjukkan iPhone-ku, "aku harus segera tidur."

"Agenda," ia menjentikkan jari, "ayo pulang."

Harry memasukkan kue ke dalam kotak, lalu menyatukan karton, dan hadiahku dalam kantong. Ia kembali menyuruhku untuk memanggil taxi tapi kali ini poinku hanya ditambah 0,1.

Aku berhasil memanggil taxi dan kami sampai di apartemen sekitar 10 menit. Di mobil kami terus membahas bangunan-bangunan yang kami lihat. Well, lebih untuk menertawainya. Kami sampai dan ia membayar taxinya.

"Aku lebih suka nilai 10 untuk kado ulang tahun," ujarku selagi kami menelusuri lorong menuju 93.

"Aku tidak akan ikhlas mmeberinya," Harry terawa dan aku juga demikian. Dan sekarang kami sudah di depan 93. Harry membukakan pintu dengan kuncinya. Aku melihat ia menggantungkan karakter Zu disana. Dimana dia membelinya?

"Gantungan kunci yang bagus," ucapku dan ia tersenyum, "Apa kau menungguku tidur?"

Well, itu merupakan kata lain 'ayo mampir dan temani aku'.

"Aku masih memiliki beberapa pekerjaan. Sorry."

"Okay," aku tersenyum, "bye Harry."

"Goodnight, Gwen," balasnya tersenyum lalu aku menutup pintu 93. Setelahnya aku langsung membuka kotak kecil itu. Frasa 'holly crap' adalah yang keluar dari mulutku.

Pre-Sale Edition, just for Francesca Thurner. The Rare Ranger 25.

Aku mengangkat buku itu dan membuka plastiknya. Ya ampun ini benar-benar asli. Bagaimana bisa ia membeli ini?

Oke, komik mungkin bukan apa-apa. Tetapi jika kau keranjingan game online dan sudah menghabiskan ribuan jam untuk itu lalu suatu saat ayahmu menghapus akunmu atau temanmu meng-hack akunmu? Kau mungkin saja bunuh diri, karena hasratmu adalah sebagian dari hidupmu. Aku mengirim Harry pesan.

Gwen: Better than Macbook pro. Better than Dior. Best gift ever.

5 menit kemudian dia menjawab.

Fucking Annoying Man-Whore: Glad you like it. Sorry, your celebration was so simple. Tapi aku mengajarimu hidup sederhana jadi itu tak apa kan?

Aku merasakan sesuatu yang janggal dengan pesan itu dan aku segera memperbaikinya.

Gwen: More than enough. It was embarassing though. Bukannya kau eksekutif? *wink*

Harry Styles: Bukan, jika di depanmu.

Harry Styles: Go to sleep. Have a nice dream :)

***

Makan siang di cafeteria aku lalui dengan duduk di salah satu meja di bagian tengah. Banyak orang disana tapi aku menganggap aku sendiri, sibuk mengunyah spaghetti sambil membalas pesan Amy.

Sebenarnya Amy yang aku maksud adalah asisten Steven. Ia meng-emailku beberapa waktu lalu. Ia bertanya apa yang aku inginkan karena adiknya sedang berlibur ke Dubai.

I know, right? Dia memikirkanku, padahal aku bukan siapa-siapanya. Sejak itu kami mulai dekat--well, bagus karena Carmen mulai menyebalkan dan Helen juga, walau ia masih sedikit berkomunikasi denganku. Amy kemudian memberi tauku untuk tidak mengirim email, karena itu email kantor, jadi ia memberi tauku nomornya. Dia cukup sibuk ternyata.

Anyway, siapa yang butuh dua orang bodoh itu?

Aku menutup lokerku setelah mengambil buku dan melangkah menuju kelas Matematikaku. Aku membuka pintu dan menemukan Mr. Lim berdiri disebelah mahkluk yang sangat indah.

Rambutnya ditata ke atas, tinggi, mata bewarna cokelat muda yang sangat indah, dan badan yang sangat brilian. Oh, for the love of Jesus tolong katakan dia murid baru bukan guru pengganti.

"Miss--who's your name...ah aku lupa," Mr. Lim menggaruk-garuk dagunya.

"Kruger," jawab orang itu.

Oh. He knows my name. HE KNOWS MY NAME! Okay, calm your tits, Gwen.

"Ah! Miss Kruger. You're late," ucap Mr. Lim dengan aksen Cina-nya. "Aku punya lembar kerja tambahan untukmu nanti. Duduk."

Mr. Lim adalah satu-satunya guru yang tidak pernah memasukkanku ke ruang detensi karena ia selalu memberiku tugas tambahan. Itu bagus. Aku bisa menyuruh kutu buku Asia untuk mengerjakannya, lalu membayar makan siang mereka.

"As you see, kita punya murid baru disini. Please, introduce yourself."

"Hi," suaranya tidak terlalu berat, "sebenarnya aku hanya tukar kelas. Aku sempat mengikuti Kalkulus kelas 12 saat aku di tahun Junior, tapi aku keluar karena Mom menyuruhku untuk mengikuti sesuai dengan, you know, kelasku. Aku suka Matematika, karena itu ilmu pasti. Tetapi aku tidak terlalu pandai di bangun ruang. Aku juga suka..."

Dia bercerita banyak tentang dirinya tetapi semua orang tak berhenti memandangnya, dia...berkarisma, kurasa?

"...I guess that's all. Dari situ kalian semua pasti sudah tau siapa aku," ia tersenyum.

"Mungkin hanya untuk memperjelas kau bisa menyebutkan namamu?" Tanya Mr. Lim.

Why is it so hard for him just to mention his name? Maksudku, dia bisa menjelaskan banyak tentang dirinya yang lain atau mungkin ia bisa membuat tiga lembar karangan tentang bagaimana apel bisa jatuh ke bumi. Tapi untuk satu detik, aku berusaha untuk memperjelas pendengaranku. Karena, obviously, siapa yang percaya dengan pernyataannya selanjutnya.

"Gillian Swanson."

*

*

*

A/N:
Gua tau akhir-akhir ini sering late update. Karena, tbh, aku sudah tau alur ceritanya gimana cuma gak tau gimana mau jelasinnya (?) Oke, gua gaje. Jadi, feedbacks kalian itu berarti banget untuk nyemangatin aku nulis (?)

Oh!

Couldn't send you guys a wrapped gift under your christmas tree, so here it is! HAVE A WONDERFUL CHRISTMAS X (It's too late though, sorry)

AND!

HAPPY NEW YEAR FOR EVERYONE!

P.S. I know I can't dedicate one part for two persons, but whatever their comments on Chapter 17, Part 1 rock; dharold and buah32.

But, i love all of you guys x

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 159K 57
Sepeninggalan sahabatnya setelah melahirkan anak pertama, Eva menerima wasiat dari Amelia untuk menjaga dan membesarkan anaknya. Tetapi, permintaan l...
41.4K 3.5K 12
Ini cuma cerita konyol dari dua orang yang bertemu secara tidak sengaja lalu jatuh cinta pada pandangan pertama. Klise banget? I know. Kenalan tanpa...
145K 4.3K 25
Sthepani Cathren adalah nama seorang gadis yang rela menunggu sahabat kecilnya sekaligus lelaki yang disayangnya bernama Daniel Reonald .V. sudah cu...
51.4K 2.4K 12
wia yang ditolak saat hari pertama bertemu dengan orang yang dijodohkan dengannya, mau tidak mau menempuh segala cara agar dia bisa menikah dengan la...