How to Get 11 Out of 10 [Harr...

By livelifeloveluke

219K 21.3K 3.5K

Gwen Kruger. Gadis kaya raya manja yang sangat nakal dan sulit diatur, membuat ayahnya yang selalu sibuk beke... More

Prologue
01. The Perfect Plan
02. Young Slut
03. I'm Here to Pick You Up
04. Harry, Harry Styles
05. The Damn Door
06. Program Introduction
07. Badass Bitch from Hell
08. Fake Numbers
09. "Deal"s
10. Pull Over
11. Central Park
12. Party (And) Fever - Part 2
13. The Girlfriend
14. Room 93
15. Francesca
16. Free for the Night
17. How to Hail a Cab - Part 1
17. How to Hail a Cab - Part 2
18. Brunch In a Car
19. 19 Abandoned Letters
20. Insolent
21. The Resignation - Part 1
21. The Resignation - Part 2
22. I Could Sue You
23. Jobs
24. Front Door
25. Reconsider
26. A Little Light
27. The Three Musketeers
28. Logo on the Key
29. Raconteur
30. Pillow Talk
31. Big News
32. Puffy Eyes
33. Dresses
34. Not So Prom Queen - Part 1
34. Not So Prom Queen - Part 2
Epilogue
Author's Note + Bonus Scenes + Explanation

12. Party (And) Fever - Part 1

4.4K 484 44
By livelifeloveluke

G W E N

"We saw you with Harry on Wednesday!" Jerit Carmen dan Helen ketika aku masuk ke dalam mobil Helen. Mobilku ternyata dibawa oleh Steven. Aku tidak boleh memakainya lagi. Itu berarti kemanapun aku harus bersama Harry. Could my life be more perfect?

Sekarang, karena ia sudah mengenal Helen dan Carmen, ia membolehkanku pergi tanpa pengawasannya. Jadi jika ia mengenal Ryan dia akan mengizinkanku dengan Ryan?

Tetap kabari aku, perintahnya.

"Jadi? Aku bersedia kau bertukar posisiku," jawabku santai.

"Kau gila!" Jerit Carmen. "Kau bilang dia supirmu tapi kau dan Steven makan malam bersamanya! Itu tidak pernah terjadi pada Geroge!"

"Oke," aku memutar mata, "jalankan mobilnya sekarang."

"Bagaimana bisa!"

"Diam dan jalankan mobilnya," perintahku dan Helen dengan setengah hati menginjak pedal gas dan menjalankan mobilnya, aku mematikan musik di radio, karena salurannya payah, lalu mencolokkan USB-ku.

"Jadi siapa dia sebenarnya?" Tanya Carmen di belakang.

"Dia itu...semacam...entahlah. Steven menyuruhnya mendidikku."

"Mendidikmu?" Carmen dan Helen lansung melihatku.

"Aku tau, kan? Itu berlebihan!"

"Itu sempurna!" Jerit Helen.

"Ya, kau bisa--"

Aku memotong perkataan Carmen, "Apapun yang hendak kau katakan, jawabnnya adalah 'tidak, dia tidak bisa', kecuali itu berhubungan dengan penyiksaan."

"Dia pelaku BDSM?" Tanya Helen dengan ekspresi polosnya.

Aku memutar mata, "berhentilah bicara dan jalankan saja mobilmu."

***

"Jelek," komentarku saat Helen keluar dari fitting room dengan mini dress bewarna kuning. Mulutnya manyun dan ia mengambil baju lain untuk di coba.

"Mengapa kau tidak coba apapun Gwen?" tanya Carmen sembari berkaca dengan kalung perak yang dilepaskannya dari manekin dekatku.

"Untuk apa aku coba? Aku tidak akan datang ke pesta itu."

"Kenapa!" Teriak
Helen dari dalam fitting room.

"Pujaan kalian itu!" Aku membentak mereka.

"Harry?" Tanya Carmen.

"Harry! Harry, Harry, Harry! Dia memperumit hidupku! Dia mengaturku, dia memerintahku, dia melarangku!"

"Gunakan jurusmu. Rayu dia. Kau tau, seperti yang biasa kau lakukan."

"Ini berbeda! Dia beda!" aku protes dan Carmen langsung menanggapinya. "Beda apanya? Kau lebih mengutamakan pembeda dia dari yang lainnya dari pada perkataan Troy?"

"Reputasimu!" Teriak Helen dari dalam fitting room.

Reputasiku. Reputasiku. Aku biasa saja jika Troy berpacaran dengan orang lain. Tapi jika dia menyebar gossip? Biar aku tekankan. Dia populer. Dia punya pengaruh. Reputasiku. Oke, Gwen tenangkan dirimu. Tenang bagaimana? Harry benar-benar menyebalkan, "ARGGGHHH FUUUUUUUCK!!"

Dengan kata mutiara itu, aku sukses menyapu bersih semua ornamen di meja display dan menjatuhkan tiga manekin di dekatku dengan tanganku. Semua orang yang ada di toko itu menatapku, bahkan Helen segera keluar dari fitting room dan Carmen terkejut, jadi aku berdiri dan berteriak "Mind your own goddamn business!"

Mereka perlahan mengalihkan perhatian, tetapi seorang pegawai toko mendekat ke arahku, dan aku sudah tau apa yang hendak di katakannya, jadi sebelum ia membuat jarak kami menjadi satu meter aku berkata "Aku akan bayar semuanya! Semuanya!" Dia segera berbalik, tersenyum ketakutan dan pergi.

"Gwen?" Carmen mendekat.

"What?"

"Menyelinaplah nanti malam," ia berbisik padaku.

"Ya, lakukan itu," Helen menambahkan, "kau Gwen Kruger, apa yang kau pikirkan?"

Menyelinap. Mengapa aku tak terpikir begitu?

Ah, sekarang aku tau kenapa. "Ada cctv disetiap ruangan!"

"Lalu? Pergilah tepat saat dia pergi, ia tidak akan mengawasi cctv itu. Ketika ia sampai dirumahnya, mungkin iya, tapi kau sudah pergi."

Wow. Sejak kapan Carmen jenius? Aku menarik napas, "oh, oleh-oleh Steven dari Paris ada dirumahku. Tapi mereka semua brilian, aku tidak mau memberikannya pada kalian."

Carmen--yang secara terpaksa---telah aku janjikan--secara tidak langung---tentang Paris hendak berbicara (atau yang aku tau akan protes), jadi aku memotongnya.

"Belanja apapun hari ini gratis untuk kalian berdua."

***

"Kau," Adalah kata pertama yang Harry ucapkan tepat setelah kami masuk mobil, tepat setelah ia menyeretku dari kasir toko tadi.

Aku: Mana mungkin itu terjadi!

Kasir: Aku sudah mencoba beberapa kali, Miss, tapi hasilnya sama.

Aku: Coba lagi!

Kasir: Mungkin anda memiliki kartu kredit yang lainnya?

Aku: Itu sudah yang ke-tiga! Mana mungkin semuanya gagal!

Kasir: Tapi aku bersungguh, Miss.

Aku: Bisakah aku pulang lalu kembali kesini?

Kasir: Aku minta maaf, tapi tidak, Miss.

Aku: Kau pikir aku akan bohong! Apa wajahku terlihat seperti maling!

Kasir: Ini kebijakan.

Carmen: Gwen..

Aku: Bagaimana jika kalian tinggal disini, sementara aku pulang?

Carmen & Helen: Hell no!

Aku: Fuck!

Helen: Telepon Harry.

Aku: Modus yang bagus, tidak akan!

Carmen: Jadi bagaimana? Uang kami tidak sebanyak itu.

Aku: Tolong beri aku pilihan lain.

Dan pilihan lainnya adalah mereka yang menelepon Harry. Jadi disinilah aku. Berdebat dengan orang yang sama setiap harinya.

"Kau tidak boleh datang ke pesta itu satu menitpun, dan. Dan! Kau, tidak akan aku biarkan pergi lagi, entah dengan siapapun itu, Helen, Carmen, or any man!" Seru Harry.

"Tapi kau memblokir kartu kreditku! Itu salahmu!"

"Steven dan aku berusaha mengurangi cara hidup borosmu!"

"Mengurangi? Kau memblokir semua! SEMUANYA!"

"Untuk apa kau menghancurkan semua barang yang ada disana? Kau gila!"

"Kau yang gila!"

"Kau tau berapa yang harus aku bayar untuk itu?! Ornamen yang kau rusakan, perhiasan yang kau hancurkan, baju yang temanmu beli. $9785!"

"Itu toko mahal, wajar saja!"

Dia menghela napas, "Mulai sekarang, kau menggunakan uang saku, bukan lagi kartu kredit, kau mengerti?"

"You're unbelieveable!"

"I just--"

"Don't talk to me!"

Aku mengabaikannya dan melihat ke luar jendela.

"Gwen?"

"..."

"Gwen, apa kau dengar aku?" Tanyanya. Ia lalu mencengkram daguku dengan satu tangannya dan membuatku menghadapnya, nadanya melembut dan aku terpaku, "kau mengerti?"

Aku diam. Oh. Satu pertanyaan; kenapa?

"Mencari uang tidak mudah, Gwen."

"Tapi--"

"Oke?"

"Aku--ah, oke."

***

Pukul 10.00 aku berpura-pura tidur tanpa memberi tau Harry, jika aku memberi taunya dia bisa curiga. Tadi, saat makan malam, aku  juga berdebat dengan Harry tentang pesta itu. Kau tau, mendramatisir dengan bakat actingku yang mengalahkan Angelina Jolie. Sekarang, aku ber-sms-an dengan Helen di bawah selimut.

Gwen: Jangan datang sekarang.

Helen: Jadi kapan? Pestanya akan dimulai!

Gwen: Ah! Yang penting kau tunggu saja di belakang rumah dekatku. Oke?

Helen: Rumah di dekat rumahmu banyak!

Gwen: Tunggu didekat rumah berpagar pink itu!

Gwen: Lalu amati, dan beri tau aku jika BMW Harry sudah keluar dari rumahku.

Helen: Rumahmu terlalu besar, dia bisa keluar dari mana saja!

Gwen: Hanya ada satu gerbang untuk mobil, bodoh!

Pesan dari Helen masuk ketika seseorang membuka pintu kamarku. Aku reflek meninggalkan iPhoneku dan menutup mata.

"Gwen?"

Aku tidak bodoh, makanya tidak kujawab.

Tak lama kemudian, ia keluar dari pintuku dan aku segera melesat ke lemari dengan iPhone-ku.

Helen: Benar.

Helen: Carmen sudah bosan menunggu. Dan aku juga --__--

Helen: Gwen?

Aku membalas pesan Helen sembari mencari dress ketat yang bagus

Gwen: Harry sudah pulang, apa ia sudah keluar?

Helen: Sejauh mata memandang, belum.

Gwen: Kabari jika sudah.

"Shit," desisku saat mendengar knop pintu terbuka lagi.

Untuk pertama kalinya, aku bersyukur kamar mandi terhubung dengan kamarku dan juga lemari, jadi aku bergegas masuk ke dalam sana.

"Gwen!" Ia kedengarannya panik.

"Ya?"

"Kau di kamar mandi?" Tanyanya setelah mengetuk pintu kamar mandi yang terhubung dengan kamar.

"Ya!"

"Baiklah, aku pikir kau pergi. Kunci mobilku ketinggalan, aku akan pulang."

"Ya!"

"Selamat malam."

"Ya!"

Aku segera keluar dan melanjutkan misi mencari pakaian yang cocok. Dan tidak ada yang cocok. Semuanya sudah pernah aku pakai. Sialan!

Aku membongkar kantong dari Paris dan menemukan mini dress perak dengan bagian atas di potong rendah. Wah, Amy, kau pasti memasukkan baju ini ke kantong yang salah. Steven bisa membunuhmu.

Aku memakainya dan terlihat sempurna setelah aku menambahkan makeup. Aku sudah mendapat sms dari Helen sejak 15 menit yang lalu. Wow.

Helen: Tidak ada BMW yang keluar, tapi ada Range Rover.

Helen: Gwen?

Helen: Apa kau ikut? -.-

Gwen: Ya, aku sedang menuruni tangga. Itu dia, mungkin ia punya mobil lain.

Gwen: Tunggu aku di pintu belakang

Aku berjinjit di dapur yang gelap, takut membangunkan orang-orang, walaupun sebenarnya, jika mereka bangun, aku tetap bisa menyuuh mereka untuk diam. Sudah aku bilang, aku lebih patut dipatuhi dari pada Harry. Ew, yang benar saja.

"Gwen?"

"Bonita! Kau membuatku serangan jantung!"

"Kau mau kemana?"

"Diamlah, atau gajimu kupotong," well, sebenarnya aku tidak ada hak untuk memotong gajinya, "dan kabar baik untukmu, hari ini kau tidur di kamarku."

Bonita dengan mata berkaca mengatakan, "kau serius? Aku benar-benar mengagumimu Gwen!" Ia merentangkan kedua tangannya.

"Tidak ada pelukkan! Cepat ke atas!"

Ia tersenyum dan berlalu, sementara aku keluar dari pintu belakang. Aku mulai berlari dengan heels-ku di taman belakang ketika milihat mobil Helen. Ia dan Carmen membuka jendela ketika melihatku sembari berteriak.

"WOO! THAT'S OUR GIRL!"

Dan ketika aku masuk, ke dalam mobilnya, music ber-genre Dance dari Avicii menyambar ketelingaku lebih jelas, menambah semangatku untuk berpesta.

*

*

*

Continue Reading

You'll Also Like

41.4K 3.5K 12
Ini cuma cerita konyol dari dua orang yang bertemu secara tidak sengaja lalu jatuh cinta pada pandangan pertama. Klise banget? I know. Kenalan tanpa...
21.5K 4.3K 56
Park Shin-hye seorang ibu tunggal dari seorang anak bernama Park Shin-hwa. Awalnya semua baik-baik saja sebelum Park Shin-hwa masuk SMA. Setelah masu...
99.2K 4.4K 12
Anak kedua klan Murphy, Queen, memilih menjadi mandiri dan melakukan segalanya seorang diri. Bahkan Queen tidak membagi perasaannya pada siapapun, wa...
1.4M 159K 57
Sepeninggalan sahabatnya setelah melahirkan anak pertama, Eva menerima wasiat dari Amelia untuk menjaga dan membesarkan anaknya. Tetapi, permintaan l...