How to Get 11 Out of 10 [Harr...

By livelifeloveluke

219K 21.3K 3.5K

Gwen Kruger. Gadis kaya raya manja yang sangat nakal dan sulit diatur, membuat ayahnya yang selalu sibuk beke... More

Prologue
01. The Perfect Plan
02. Young Slut
03. I'm Here to Pick You Up
04. Harry, Harry Styles
05. The Damn Door
06. Program Introduction
07. Badass Bitch from Hell
08. Fake Numbers
10. Pull Over
11. Central Park
12. Party (And) Fever - Part 1
12. Party (And) Fever - Part 2
13. The Girlfriend
14. Room 93
15. Francesca
16. Free for the Night
17. How to Hail a Cab - Part 1
17. How to Hail a Cab - Part 2
18. Brunch In a Car
19. 19 Abandoned Letters
20. Insolent
21. The Resignation - Part 1
21. The Resignation - Part 2
22. I Could Sue You
23. Jobs
24. Front Door
25. Reconsider
26. A Little Light
27. The Three Musketeers
28. Logo on the Key
29. Raconteur
30. Pillow Talk
31. Big News
32. Puffy Eyes
33. Dresses
34. Not So Prom Queen - Part 1
34. Not So Prom Queen - Part 2
Epilogue
Author's Note + Bonus Scenes + Explanation

09. "Deal"s

4.3K 475 13
By livelifeloveluke

G W E N

Setelah mandi, menggunakan piyama dan makan malam, seperti yang diperintahkan Harry, aku masuk ke kamar dan mencari text book yang aku tinggalkan di rumah satu-satunya.

Sejarah. Kau tau mengapa? Karena jika kau tidak membawa text booknya, kau akan disuruh keluar dan kau bebas! Tadaaa!

Aku membaca setengah halaman, sampai teringat perintah Harry yang lain. Aku membuka Mac dan mendapat e-mail.

Yap. Dia tau nomorku, tentu dia tau e-mail ku dengan mudah.

Dari: Harry Styles
Untuk: Gwen Kruger
Tanggal: 15 September 2014
Waktu: 18.12
Perihal: Kriteria

Miss Kruger.
Seharusnya aku berada di rumahmu sampai kau tidur, tapi aku memiliki beberapa pekerjaan untuk diselesaikan. Banyak kriteria yang harus kau maksimalkan untuk mendapat nilai 10. Ini hari pertama, apa yang kau pelajari? Tentu bukan sabar menghadapi orang brengsek. Aku lah yang belajar itu. Ini adalah hal yang telah kau pelajari hari ini:
• Bangun pagi
• Makan apapun yang pembantumu siapkan (jika itu racun mereka akan dipecat segera)
• Mengambil barang pribadimu sendiri
• Meletakan pakaian kotor di keranjang laundry
• Meletakan sepatu di lemari
• Mengurangi kata-kata sumpah
• Memberikan nomor asli pada orang TERPERCAYA

Aku harap kau bisa melakukannya besok. Belajar dan kerjakan PR-mu jika ada. Apa yang akan kau pelajari besok? Tidurlah sebelum 10.30 PM.

Selamat malam Miss Kruger.

Harry Styles.

Aku terkekeh membaca beberapa kalimatnya. Lalu membalas.

Dari: Gwen Kruger
Untuk: Harry Styles
Tanggal: 15 September 2014
Waktu: 19.23
Perihal: Pelajaran aneh

Harry Perfectionist Styles.
Aku baru saja membaca setengah halaman buku sejarahku yang membosankan. Dan tidak, aku tidak punya PR.

Tentang bangun pagi, aku memang tidak terlambat, tapi hampir terlambat. Tentang mengurangi kata sumpah, well, aku hanya menggunakannya jika butuh. Tentang nomor, well, mari anggap kau tak penah menulis itu. Sisanya, aku hanya memanfaatkan tenaga kerja yang dipekerjakan Steven.

Apa yang akan aku pelajari besok? Mungkin lebih sabar menghadapi orang brengsek.

Aku menekan kirim dan menunggu beberapa menit. Tapi ia tidak membalas. Aku kembali membaca buku sejarah. Diam-diam aku berpikir dan mencari dimana cctv yang diletakan di kamarku. Well, aku bisa saja menghancurkannya dengan tongkat golf Steven. Beberapa JAM kemudian dia membalas.

Dari: Harry Styles
Untuk: Gwen Kruger
Tanggal: 15 September 2014
Waktu: 22.18
Perihal: Ekspektasi

Miss Kruger.
Tadinya aku tidak mengira kau akan membalasnya. Well, apa yang bisa aku balas?

Kau hampir terlambat karena kau a) lama mandi dan b) lama berdandan. Mari anggap argumen denganku pagi tadi hanya percakapan biasa yang tidak membuang waktu sia-sia.
Kau menggunakan dua sampai tiga kata sumpah dalam satu kalimat. Bagaimana aku menganggapnya oke?
Pekerja. Mereka sudah punya pekerjaan, dan kau memperumitnya.

Aku yakin kau bisa melihat jam. Ingat jadwalmu?

Harry Not-Too-Perfectionist Styles

Aku tersenyum aneh. Berdebat dengannya tidak pernah berakhir biasa saja. Aku mematikan Mac, menutup buku sejarah, menggosok gigi dan merangkak ke ranjang. Setelah memikirkan jika selama ini aku tidak pernah memiliki ekspresi saat membaca pesan, tepat 10.30 aku tertidur.

***

Keesokan harinya, dan keesokan harinya lagi, Harry masih harus menggendongku ke bathtub dan menyiramku dengan air shower. Aku masih berteriak seperti biasanya tapi ia mengabaikanku. Hari Selasa ia menyarankanku untuk menyiapakan pakaian pada malam hari agar waktu berdandanku lebih cepat.

So here i am on Wednesday. Duduk bersebelahan dengan Helen sambil mengobrol, menungu kelas pagi Mr. Lambert dimulai. Kali ini dia sudah menyiapkan tempat duduk untukku disebelahnya.

"Wah, Gwen. Untuk pertama kalinya kau menunggu guru datang," ujar Helen ketika aku datang. "Ada apa denganmu?" Ia tertawa.

"Entahlah."

"Apa itu karena supir barumu? Apa dia tinggal di rumahmu? Apa George di pecat? Hari Senin aku melihat mobilmu di kerumuni!"

"Hentikan, Helen."

"Oke, oke," dia mendekat ke telingaku, "Aku melihat Lynette meggoda Harry."

"Bukan urusanku," aku memutar mata.

"Nah!" Ia membentakku. "Dan kemarin ia baru saja berpacaran dengan Troy!"

"What?! Troy Jolson?"

"Kau cemburu?" Ia menunjukku dengan pensilnya.

"Ew, tentu tidak. Troy Jolson. Aku tau ia menyukaiku." Ya, tentu saja, dia sering merayuku dan kami berakhir di ranjang orang asing beberapa kali.

"Okay. Anyway Troy Jolson mengadakan pesta Jumat nanti!" Ia berseru dengan ria.

"I'm definitely in!" Seruku balik tapi aku teringat pada Harry yang akan berada di rumah sampai aku tidur. Demi lumba-lumba dia benar-benar menyebalkan!

"Gwen? Kau oke?"

Mr. Lambert masuk ke kelas dengan gaya sok-bangsawannya, seperti biasa. Dan dengan seorang siswi, you know, teacher's pet.

"Good morning, class. It's nice to see you again. Hari ini aku akan--oh. Ada penghargaan khusus. Selamat pagi, Miss Kruger," Mr. Lambert tersenyum dan mendekat ke mejaku. Anak-anak tertawa dan aku bisa melihat Troy menatapku.

"Oh, selamat pagi. Mr. Lambert," aku berdiri, ia nampak terkejut, "bagaimana sistem organ pencernaan tua mu yang mampet itu? Apa sudah kau bersihkan? Atau sudah satu minggu kau tidak bung air? Pantas saja bokongmu membesar." Aku kembali duduk. Anak-anak tertawa dan sebagian menahan tawa. Mr. Lambert. Unutk apa takut dengannya?

Ia menggenggam tangannya seperti hendak memukulku, tapi aku tidak menyadarinya sampai seseorang bersahut, "wah, Mr. Lambert! Hati-hati kekerasan dalam pendidikan! Tapi tak apa, mungkin hanya sebentar waktumu di penjara!"

Kelas kembali tertawa mendengar Ryan Cowan. Woah, he's loud.

"Ryan Cowan dan Gwen Kruger! Detensi setelah pulang sekolah!" Mr. Lambert berteriak dan keluar dari kelas entah untuk apa. Anak-anak kembali tertawa, Ryan berkedip padaku.

***

Oh boy. Antrian Cafeteria panjang seperti kerta api bertabrakan dengan kereta api lainnya.

Gwen Kruger tidak menunggu.

Aku berjalan melewati semuanya. Aku memanggil sesorang yang ada di barisan depan, Jason, anak futbal. "Hey Jase."

"Gwen, hai," ia tersenyum gembira.

"Aku lelah sekali menunggu. Bolehkah aku...," Aku menunjuk nampan makanan yang di bawanya. Tanpa aba-aba ia langsung menyodorkannya padaku. "Yeah, yeah, yeah, sure Gwen, here."

"Thanks," aku berkedip padanya, "should i pay?"

"No, no. No. Enjoy your lunch, pretty," ia balas berkedip padaku.

Aku meninggalkan Jason mengambil kembali makanannya dan mencari tempat duduk. Beberapa orang berteriak pada Jason tapi apa peduliku? Tentu tidak sulit bagi anak populer. Carmen melambaikan tangannya ke arahku, aku mendekat ke meja itu.

"How's your morning, babe?" Ia menggodaku.

"Better than better," aku mengabaikannya lalu menggigit hamburger-ku.

"Gwen kau sangat keren tadi saat kimia!" Seorang yang duduk bersama kami, Denise Detours -- juga anak populer, dia Cheerleader -- menyadarkanku akan keberadaanya.

"Hell, i know i am," aku mengibaskan rambut pirangku dan satu meja tertawa. Dan tiba-tiba Troy Jolson duduk di hadapanku tanpa nampan makanannya. Bagus, setidaknya dia tidak akan makan disini.

"Gwen."

"Troy," aku memutar mataku dihadapannya, sementara Denise dan Helen yang ada di sisi Troy mulai menahan teriakkan.

"Kau datang ke pestaku hari jumat?"

Aku mengabaikannya tapi tetap menatap matanya dan menggigit hamburgerku. Ia terkekeh, "well, sepertinya kau sudah dengar tentang Trynette."

"That's the worst ship name i've ever heard."

"Oh, really?" Dia mendekat ke arahku dan menahan badan bagian atasnya dengan kedua lengan di meja, lalu berbisik "Jika kau tidak datang, aku anggap kau cemburu," ia berkedip lalu mundur.

Aku menendang kemaluannya dari bawah meja dengan kakiku (dan mungkin sepatu hak), dia menjerit kesakitan dan sekarang aku medekat ke arahnya dan menahan bagian atas badanku dengan lengan, persis sepertinya, "Deal." Aku mengangkat alis, "aku tidak akan melewatkannya," aku berbisik. Lalu berdiri untuk menuju kamar mandi.

Aku melihat seorang kutu buku--dari gayanya--berjalan ke arah tempat duduk yang aku tinggalkan tadi, "hey."

Dia menghadapku dan menunduk.

"Walaupun kau tetap diam dan cafeteria penuh...i'm not done with my food. And you can't sit with us," aku mendorong bahunya dan pergi ke toilet. Dia pikir dia siapa? Tidak tau malu! Gadis itu berbalik dan berjalan entah kemana.

Kamar mandi kosong. Aku duduk di closet, buang air kecil dan mengambil iPhone-ku, mengecek SMS. Ada tujuh. Empat dari strangers, dua dari toko pakaian, dan, satu dari Steven.

Steven: Gwen, aku pulang hari ini. Tapi aku harus mengurus beberapa pekerjaan terlebih dahulu.

Gwen: Great!

Apa lagi yang bisa aku balas? Ada tidaknya Steven di Manhattan tidak membuat perubahan besar bagiku. Aku menyiram closet dan keluar lalu menemukan seorang setan berambut pirang berdiri tepat di depanku sekarang--oke hanya karena pirang bukan berarti aku berkaca dan aku setannya.

Lynette Westmore.

"Wow, nampaknya ada yang merayu pacar baruku," ia tersenyum.

"Wow, nampaknya aku mendapat fan baru," aku mengambil tiga langkah menuju wastafel dengan sengaja menyenggol bahunya, lalu mencuci tangan.

"Fan?"

"Tergila-gila. Sampai dia menungguku di kamar mandi," aku mencipratkan air ke wajah buruknya itu.

"What did you do!" Dia menjambak rambutku dan aku membalasnya. Mengapa kami selalu bertengkar? Oh karena ia iri pada ku, tentu.

"Kau memang jalang!" Dia menarik kepalaku.

"Begitu juga dengan kau!" Aku memukul perutnya.

"Kau! Adalah! Orang! Yang--"

"Tutup! Mulut! Bau! Mu! Itu!"

"Bitch!"

"Whore!"

Kami saling menjambak sekitar 5 menit sampai ia berkata, "Okay stop!"

"Kau yang mulai!"

"Aku tidak ingin berdebat, oke?" Dia merapikan rambut dan bajunya, sementara aku membuang napas kesal lalu mengikutinya dengan melihat ke cermin. "Jadi langsung saja. Kita berdua tau Troy pasti akan menjadi Prom King."

"Prom masih lama. Kenapa kau memikirkan hal bodoh itu?"

"Bodoh? Kau pasti akan melakukan segala cara untuk menjadi Prom Queen. Ingat persaingan kita merebutkan gelar Prom Princess? Jadi aku tawarkan sesuatu," dia memulai seringaian liciknya. Aku hanya mengangkat alis. "Aku tidak akan mencalonkan diri. Aku akan mengalah."

"Cut the crap off."

"Tapi...kau harus membuat seragam cheerleader yang baru."

Aku menyipitkan mata di cermin lalu berbalik ke arahnya. Dia memutar mata lalu melanjutkan, "Coach Acker. Dia membawa seragam baru dan aku reflek berkomentar, 'garbage'. Karena itu memang buruk. Aku berani bertaruh kau juga akan mengatakan itu sampah."

"Then?"

"Dia marah dan menyuruhku membuat yang menurutku bagus. Kau tau, julukan 'Acker Sucks'."

"Mengapa kau menyuruhku?"

"Ingat pada tahun sophomore kau mengatakan kau suka mendesain baju? Kau mengatakan 'aku Gwen Kruger dan aku suka mendesain baju'," kami berdua tertawa mengingat memori itu. Oke, belum sampai lima menit yang lalu dia menjambak rambutmu.

"Why me?"

"Karena kau mau gelar itu? Dan aku tidak ingin mengeluarkan uang untuk itu."

"I thought you're rich."

"Aku tidak ingin membuang uangku atau orang tuaku sia-sia. Ada 21 anggota!"

Aku tertawa mengejek, "Why is it so important? Sebentar lagi kau lulus."

"Aku ingin cheerleading scholarship untuk kuliah. Coach Acker mempromosikannya brberapa waktu lalu. Aku juga tidak ingin kehilangan jabatanku sebagai captain."

"Jika aku melakukannya kau akan putus dari Troy?"

"Ya. Dia seksi, tapi aku tidak terlalu tertarik padanya."

Sebenarnya aku tidak pernah keberatan seseorang berpacaran dengan Troy. Tapi berhubung ini dengan Lynette, dan menyangkut prom--walaupun masih lama--aku mengatakan,

"Deal."

Tunggu--apa? Aku suka mendesain baju tapi aku tidak pernah bisa mendesain baju.

***

Sepulang sekolah aku duduk dan dengan tidak senang hati mengerjakan hal tidak penting yang di berikan pengawas detensi. Ada sekitar 15 orang disana dan seluruhnya laki-laki. Tak apa, Gwen, anggap saja mereka memperebutkanmu.

"Gwen," seseorang berbisik.

"Kau--"

"Ryan Cowan," dia mengingatkanku. Oke, dia tampan. "Aku harap kau sudah mengetahuinya."

"Ya, aku sudah."

"Kau tau malam itu aku menunggumu sampai jam satu."

Aku segera menoleh kearahnya, "seriously?"

"Just kidding."

"Fuck."

"Ouch."

Kami kembali fokus pada pekerjaan kami. Well, mungkin dia, aku tidak pernah fokus dalam hal apapun yang dilakukan di sekolah, kecuali jika aku terpaksa buang air besar.

Lima menit kemudian Ryan kembali berbisik.

"Mungkin kau mau menggantinya. Kau mau hang out setelah ini?"

"What?" Aku teringat dengan Harry, dia pasti tidak membolehkanku hari ini. Jika tidak ada program aku dapat pergi kapanpun, dengan siapapun, dan kemanapun. "Aku tidak yakin."

"Mungkin besok? Jika kita tidak mendapat detensi," ia tertawa, aku mengikutinya.

"Jika kalian berdua tidak diam detensi kalian akan aku tambah," teriak pengawas detensi dan kami berdua langsung menegapkan punggung dan melihat kertas masing-masing.

"So?" Ryan mendekatkan kepalanya ke arahku.

"Deal."

Tunggu--apa? Aku tidak yakin Harry membolehkanku. Ada apa dengan seluruh peranjian yang aku buat hari ini? Aku belum tentu dapat memenuhinya.

Oke, Gwen, just cross your fingers.

*

*

*

A/N: Hola! Fast update because of your feedbacks! Makasih banget atas 450+ votes. Aku bener-bener ngargain itu loh x Btw, mulai perhatiin setiap detail yang ada di cerita ini k? Things will get complicated setelah chapter-chapter selanjutnya *wink*

Don't forget to leave feedback(s)!

Love you x

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 281K 81
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
198K 10.4K 29
Tersedia di google playbook : https://play.google.com/books/details?id=ljODwAAQBAJ Nora jatuh cinta dengan teman sekolah yang paling tampan dan popul...
1.4M 159K 57
Sepeninggalan sahabatnya setelah melahirkan anak pertama, Eva menerima wasiat dari Amelia untuk menjaga dan membesarkan anaknya. Tetapi, permintaan l...
21.5K 4.3K 56
Park Shin-hye seorang ibu tunggal dari seorang anak bernama Park Shin-hwa. Awalnya semua baik-baik saja sebelum Park Shin-hwa masuk SMA. Setelah masu...