How to Get 11 Out of 10 [Harr...

By livelifeloveluke

219K 21.3K 3.5K

Gwen Kruger. Gadis kaya raya manja yang sangat nakal dan sulit diatur, membuat ayahnya yang selalu sibuk beke... More

Prologue
01. The Perfect Plan
02. Young Slut
03. I'm Here to Pick You Up
04. Harry, Harry Styles
05. The Damn Door
07. Badass Bitch from Hell
08. Fake Numbers
09. "Deal"s
10. Pull Over
11. Central Park
12. Party (And) Fever - Part 1
12. Party (And) Fever - Part 2
13. The Girlfriend
14. Room 93
15. Francesca
16. Free for the Night
17. How to Hail a Cab - Part 1
17. How to Hail a Cab - Part 2
18. Brunch In a Car
19. 19 Abandoned Letters
20. Insolent
21. The Resignation - Part 1
21. The Resignation - Part 2
22. I Could Sue You
23. Jobs
24. Front Door
25. Reconsider
26. A Little Light
27. The Three Musketeers
28. Logo on the Key
29. Raconteur
30. Pillow Talk
31. Big News
32. Puffy Eyes
33. Dresses
34. Not So Prom Queen - Part 1
34. Not So Prom Queen - Part 2
Epilogue
Author's Note + Bonus Scenes + Explanation

06. Program Introduction

5.2K 527 33
By livelifeloveluke

G W E N

Thank God i didn't slap him or stab him in the eye.

"Aku pikir kau pernah mengatakan kau tak akan kembali."

"Merindukanku begitu banyak, huh? Ini bahkan belum sampai dua hari."

Aku memutar mataku lalu berjalan melewatinya, tapi ia menarik tanganku dan menyeretku ke tempat aku berdiri tadi. Aku hampir terjatuh. Bagaimana jika aku jatuh lalu mati? Apa Steven sudah menyiapkanku asuransi?

Baiklah, mungkin hanya benjol di kepala.

"Seriously? It's my fucking house, not yours," aku mengangkat satu tangan, meminta penjelasan.

"Ketuk pintunya. Atau tekan bel," dia masuk kedalam dan menutup pintunya cepat. What? He can't be serious!

Menghela napas, aku mencari bel--oh, ini rusak sejak berbulan-bulan yang lalu. Aku mengetuk pintunya dengan kencang dan cepat. Harry membuka pintunya lagi dan aku hampir memukulnya lagi. Seperti tadi, dia mengambil pergelangan tanganku dan menurunkannya.

"Lima ketuk per detik. Tidak lebih," ia melepas tanganku dan menutup pintunya lagi.

Steven, jangan bilang kau sudah menjual rumah pada orang ini walaupun dia tampan.

Setidaknya jangan jual dengan furnitur, batinku menambahkan.

Aku memutar mata dan menurutinya. Setelah tiga detik ia membukanya, "Nice," ia tersenyum. Ia menyamping dan membeikan jalan masuk, "welcome home."

Aku memutar mata lagi. "What! The! Damn! Hell!" Aku berteriak selagi berjalan dengan langkah super besar menuju kamar di lantai atas. Aku bisa mendengar dia terkekeh.

***

Aku terbangun dengan kondisi yang mengerikan. Makeup masih menempel di wajah, rambut berantakan, baju serba kusut, selimut di lantai dan bantal di bokong.

Ada apa semalam?

Aku berlari menuju kamar mandiku--terhubung dengan kamarku dan HANYA untukku, tidak ada yang boleh memakainya, Steven sekalipun. Aku hanya membersihkan makeup lalu kembali membuka laptop. Carmen online IM.

caramelcarcarmen: Gwen!

thefabqueengwen: What?

caramelcarcarmen: Jangan lupa minta maaf dengan Peter.

thefabqueengwen: Aku pikir kita sudah selesai dengan ini.

caramelcarcarmen: Belum.

thefabqueengwen: Bagaimana dia bisa tau kita berteman?

caramelcarcarmen: Well, kami sedang bercerita tentang hari kami.

caramelcarcarmen: Dia bercerita duluan, lalu aku, dan ketika aku menyebut namamu....

thefabqueengwen: Guess that's how people become more popular.

caramelcarcarmen: Kemudian dia bilang apa yang kau lakukan padanya.

caramelcarcarmen: Aku jadi kesal denganmu.

thefabqueengwen: Tunggu dulu. Itu aneh.

caramelcarcarmen: Aneh apanya? Kau gila! Minta maaf lah, Gwen.

caramelcarcarmen: Dia bisa membenciku jika tau kau teman baikku.

thefabqueengwen: Kenapa? Sudahilah hubunganmu dengannya. Apa dia tidak memberi tau mu? Aku kan sudah bilang. Biar aku tekankan: DIA MENCIUMKU BALIK.

caramelcarcarmen: Iya, pasti. Tapi tidak mungkin aku meninggalkannya dalam keadan menyedihkan ini.

thefabqueengwen: Thank you?

caramelcarcarmen: Kunjungi dia hari ini. Aku akan mengirimkan alamat kamar rumah sakitnya segera.

thefabqueengwen: Dia di rumah sakit?! Demi belalang, itu berlebihan!

caramelcarcarmen: Maybe he's rich? That's how rich people do.

caramelcarcarmen: Gotta go, bye.

"Bitch," aku mendesis, lalu menutup laptop. Mengapa harus memacari yang kaya ketika kau masih muda? Kau belum tentu menikahinya! Cari dulu yang nakal, kawan.

Oh, mungkin Peter memberikan Carmen voucher belanja setiap minggu.

"Miss Kruger?" Seseorang mengetuk pintuku.

"Berlebihan! Tak perlu diketuk! Aku tidak telanjang!"

Harry masuk dengan t-shirt putih dan celana jeans hitam dan berdiri di ujung pintu. "Apa salahnya menjawab 'ya' atau 'masuk'?"

"My room, my rules," aku mengabaikannya dan dia terkekeh.

"Seriously? Apa sebenarnya yang kau lakukan di sini selain hek hek hek dan hik hik hik?!" Aku memperagakan hidung naik-turun Squidward.

"Aku tidak pernah tertawa begitu. Kau membuatku terlihat begitu buruk. Mandilah."

"Dan kau memerintahku? Kau siapa? Berhentilah bertingkah bossy--"

Aku hendak mencacinya lagi tapi ia mengeluarkan iPhone miliknya dan memutar perekam suara--atau pesan suara--entahlah.

Harry, it's Steven Kruger. Aku menelepon tapi nampaknya kau sibuk. Aku mendapat panggilan dari sekolah Gwen. Dia dipanggil lagi untuk kesekian kalinya. Entah kenapa. Aku tidak bisa datang, aku sedang ada di Liverpool dan entah kemana lagi nanti dan gurunya bilang ini penting. Tolong gantikan ak--

"Turn it off," perintahku, dan dia mem-pause-nya.

"Kenapa?" Ia nyengir.

"Hanya karena kau datang ke sekolah mewakili Steven bukan berarti kau bisa memerintahku."

Ia menentikan jari, "That's it. Listen."

--u. Jika dia di keluarkan urus sekolahnya yang baru. Oh, anak itu. Aku pikir ia sudah berubah. Biarkan dia memilih sekolahnya. Dan jika sudah kau boleh melanjutkan pekerjaanmu. Aku--aku, entahlah.

Tapi jika tidak--yang sungguh aku harapkan--aku minta kau mengurusnya, jadikan ia gadis baik, pukul tidak apa, aku tidak ingin ada panggilan lagi. Ini sungguh membuatku malu jika datang ke kelulusannya suatu saat. Jangan pikirkan pekerjaanmu di kantor, aku akan menyuruh wakil direktur bidang lain menggantikanmu sementara. Gajimu akan aku naikkan dua kali lipat--"

Dia mem-pause ketika aku membuka mulut, "Jadi kau memerintahku hanya untuk mendapat gaji besar?"

Dia tidak menjawab dan melanjutkan.

--atau kau aku pecat.

"Aku tidak punya pilihan," ia memasukan iPhone ke saku jeans nya sambil mengangkat bahu.

"Tentu kau punya. Lebih baik kau di pecat," aku menghempaskan diri di kasur dan hanya menatap langit-langit. Oh, God, kedengarannya tadi Steven tidak yakin aku akan lulus SMA.

"Apa?"

"Apa?"

Tiba-tiba wajah Harry muncul di padanganku. Ia merangkak ke ranjang, menahan tubuhnya dengan kedua tangannya. Dia di atasku. Wajahnya mengadap lurus ke arahku dan ia tersenyum. Apa yang akan dia lakukan?

Oh, siapapun, carikan aku popok.

"Kau tau siapa aku?"

Aku hanya terdiam dan membeku.

Ia mendekatkan kepalanya dan berbisik di telingaku, "Aku COO di perusahaan Ayahmu," dan ia segera beranjak dariku. Oh, itu tadi menegangkan.

Dan seksi.

Wait--what?

Aku beralih duduk dan membuka mulutku lebar membentuk 'O'.

"Shock, huh?"

Aku menutupnya, "yea, well, aku tidak tau apa itu COO. Aku hanya tau CEO dan itu Steven. "

Dia menatapku datar seolah berkata--jadi-apa-arti-ekspresi-tekejut-tadi, lalu menarik napas, "Chief Operating Officer. Posisiku di bawah ayahmu."

Aku tertawa kencang. Oh Tuhan, apa ini bisa menjadi lebih nyata? Oh, ya ampun seorang bodoh yang menganggap aku bodoh.

"Harry Styles. Jika posisimu di bawah Steven--yang berarti itu sangat penting--mana mungkin Steven menyuruhmu tidak bekerja dan malah menjadi 'babysitter' ku," aku mengibaskan tangan ke arahnya, "aku tidak terlalu bodoh, Styles."

"Well, cukup pintar untuk peraih nilai kimia E+."

"Apa?"

"Apa?"

"E+? Itu brilian! Aku mengira aku akan mendapat F!" Aku tertawa besar. Ini luar biasa untuk hasil sendiri! Terima kasih Mr. Lambert. Ternyata aku tidak begitu bodoh.

Ya, tidak sampai keriting itu tertawa dan berkata, "Aku pikir tidak ada lagi nilai E jaman sekarang. Mandilah, Kruger. Ini sudah jam 11.45."

A, B, C, D. F! Sial. Kenapa dia licik sekali! Dasar satan!

"Sial!"

"Kau pintar untuk alphabet."

"Shut up. Kau menyuruhku mandi tapi kau sendiri belum mandi!"

"Apa yang membuatmu berasumsi begitu?"

"Kau masih menggunakan baju kemarin."

"Aku punya banyak t-shirt putih dan celana jeans hitam. Dan aku sudah mandi. Aku tunggu di bawah tepat jam 12."

"Jika aku tidak mau?"

"Kau dan aku sama-sama tidak punya pilihan."

***

Aku duduk di kursi penumpang di mobilKU sendiri! Dia tidak membiarkan aku mengendarainya dengan alasan aku tak tau dia mau membawaku kemana. Well, benar juga, tapi ia bisa saja memberi arah kan?

"Could you please, tell me where we're going? Tolong jangan bunuh aku."

"Pekerjaanku lebih mudah dan gajiku lebih besar. Untuk apa aku membunuhmu?"

Aku hanya mentapnya datar.

Dia tersenyum, "kita hanya pergi makan siang, Miss Kruger. Kenapa pikiranmu begitu negatif terhadapku?"

"Well, kau bisa saja menyuruh Bonita memasak," komentarku.

"Bonita? Kau tidak kasian dia membersihkan rumah, memasak, lalu mengerjakan tugas kuliah?"

"Kau kasian padanya?"

"Ya, dia gadis yang baik."

"Aku tidak selalu menyuruhnya memasak," aku membela diri, lalu melihat jendela. Kenapa aku kesal dia memuji Bonita? Gadis itu kadang menyebalkan.

Aku dan Harry tetap diam sampai dia bebelok menuju Così. Dia keluar dan aku menunggunya untuk membukakan pintu ku tapi dia tidak melakukannya.

What a gentleman.

"Senang mengendarai R8," gumamnya dan aku memutar mata.

Di dalam tidak ramai tapi harry memilih duduk di bagian luar restoran. Entahlah ini membuatku berpikir dan mengeluarkan kata, "Kau merokok?"

Jawaban "tidak. Hanya ingin udara segar," menenagkanku. Aku tidak suka laki-laki perokok. Well, walau aku tidak memacari karyawan Steven.

Tak lama kemudian seorang pelayan perempuan datang. Ia melihat ke arah Harry selama beberapa sekon lalu ke arahku, lalu ke arah Harry. Apa-apaan?

"Selamat siang, selamat datang di Così. Boleh aku catat pesanan kalian?"

"Tandoori Chicken sandwich," jawab aku dan Harry bersamaan. Shit. Aku menoleh ke arahnya seolah berkata 'plagiat!'.

"Dan satu Tomato Basil soup," dia membela diri, "Kau mau?"

"Aku tidak habis sedirian."

Dia terkekeh lalu memesan minuman, "Satu Lemonade."

"Satu Mojito Lemonade," balasku dengan nada hey-aku-tidak-mau-yang-sama-denganmu.

"Itu saja," gumam Harry, pelayan itu melihatnya lagi, tersenyum dan bergumam 'oke' lalu pergi.

Selama menunggu, aku berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melihat ke arahnya. Jika ya, dia bisa mati kepedean, jadi aku hanya melihati semak disekitar pagar sampai ia menegurku.

Thanks, Harry. Leherku sudah mulai pegal.

"Apa?"

"Kau tidak keberatan?"

"Keberatan apa?"

"Perintah ayahmu untukku tadi."

"Bukankah 'pekerjaanmu lebih mudah dan gajimu lebih besar'? Well, aku juga tidak punya pilihan. Lagi pula itu perintah Steven," aku sedikit cemberut dan pelayan datang membawakan pesanan kami. Aku meminum minumanku.

"Aku dapat melihat kau sudah tidak menyukaiku," dia terkekeh dan memotong sandwich-nya.

"Aku tidak suka diperintah," ujarku dan menelan sandwhich-ku.

"Ada aturan di setiap tempat."

"I don't give a shit about it."

Kami tidak berbicara lagi sampai kami memakan habis semua ornamen yang ada di piring sandwich kami. Harry mendorong mangkuk supnya ke arahku.

"Makanlah."

"Aku sudah bilang aku tidak habis sendirian. Lagipula kau yang memesannya."

"Bagaimana kau tau kau tidak bisa menghabiskannya?"

"Entahlah."

"Makanlah. Aku sisanya."

"You what?"

"You heard me," balasnya dan aku mulai menurutinya.

"Kau tidak memberiku privasi untuk makan sup lagi?" Aku menggodanya dan kami berdua bercampur dalam tawa.

Selagi aku makan ia memperhatikan ku. Dan ketika aku melihat ke arah lain dia justru terkekeh. Aku menghabiskan sekitar 3/4 supnya lalu mendorong mangkuk itu ke arahnya.

"Jadi apa yang akan kau lakukan padaku?"

Ia memakan sup tadi. "Itu terdengar seperti aku akan menyiksamu, Miss Kruger. Sebut saja proses. Atau program."

"Program apa?"

"Setiap hari aku akan 'medidikmu'. Dan memberi nilai jika memang sudah waktunya", ujarnya sambil membuat tanda kutip di udara, lalu kembali ke sup-nya. "Seperti kata Steven, sampai kau berlaku baik. Yeah, mulai dari urusan sekolah sampai tingkah lakumu"

"Dan kau juga akan memukulku jika aku tudak menurut?"

"Tidak akan. Tapi jika kau keterlaluan?"

"Tegaaaaaaaa!" Aku berpura-pura menangis lalu membenamkan wajah di meja.

"Just kidding," ia mengangkat kepalaku lalu mencolek daguku.

Oh, why he has to be so playful?

"Apa di skala nilainya ada E?" Dia tertawa dan meneguk lemonade-nya. Aku terkekeh. Kenapa Tuhan tidak buat dia tersedak?.

"Peringatan yang bagus," ia menunjukku. "Karena itu aku akan mengubah skalanya. 1-10."

"O--kay. Sampai kapan aku harus megikuti program aneh ini? Sampai aku lulus?"

"Tidak akan berhenti sampai kau mendapatkan nilai 10 dariku."

*

*

*

A/N: Drag me down MV is so asdfghjkl

Continue Reading

You'll Also Like

6.4K 832 21
Kwon jiyong yang bekerja di perusahaan ayahnya merahasiakan identitasnya karena permintaan ayahnya . Ayahnya ingin menguji kemampuan jiyong dalam bek...
145K 4.3K 25
Sthepani Cathren adalah nama seorang gadis yang rela menunggu sahabat kecilnya sekaligus lelaki yang disayangnya bernama Daniel Reonald .V. sudah cu...
198K 10.4K 29
Tersedia di google playbook : https://play.google.com/books/details?id=ljODwAAQBAJ Nora jatuh cinta dengan teman sekolah yang paling tampan dan popul...
1.8K 606 51
[MISTERY-ADULT ROMANCE] Su Li menerima sebuah paket misterius yang ternyata berisi informasi jika ibunya meninggal karena dibunuh. Su Li memutuskan r...