MISERABLE ANGEL [Taki Ni-ki M...

By Akiraa8

16.1K 2.1K 73

#Enhypen #Andteam #Ni-ki #Maki #Taki Niatnya sih, cepet nyabut nyawa orang lain, biar bisa liburan ke surga... More

❐⛓01. Tugas Malaikat (1)
❐⛓01. Tugas Malaikat (2)
❐⛓02. Jalur Orang Dalam (1)
❐⛓02. Jalur Orang Dalam (2)
❐⛓03. Kutukan Manusia (1)
❐⛓03. Kutukan Manusia (2)
❐⛓04. Tangisan Bocah (1)
❐⛓04. Tangisan Bocah (2)
❐⛓ 05. Masuk TK (1)
❐⛓05. Masuk TK (2)
❐⛓05. Masuk TK (3)
❐⛓06. Duren atau Duke (1)
❐⛓06. Duren atau Duke (2)
❐⛓07. Satu Menit (1)
❐⛓07. Satu Menit (2)
❐⛓07. Satu Menit (3)
❐⛓08. Golongan Iblis(1)
❐⛓08. Golongan Iblis (2)
❐⛓09. Kehidupan & Kematian (1)
❐⛓09. Kehidupan dan Kematian (2)
❐⛓09. Kehidupan & Kematian (3)
❐⛓10. Kebahagiaan Kecil (1)
❐⛓10. Kebahagiaan Kecil (2)
❐⛓11. Tumbal (2)
❐⛓12. Runtuhnya Kesombongan
❐⛓12. Runtuhnya Kesombongan (2)
❐⛓13. Pesan Rahasia
❐⛓13. Pesan Rahasia (2)
❐⛓14. Guratan Takdir
❐⛓14. Guratan Takdir (2)
❐⛓15. Malaikat Maut
❐⛓16. Tempat Peristirahatan Terakhir
❐⛓16. Tempat Peristirahatan Terakhir (2)
❐⛓17. Kebenaran
❐⛓17. Kebenaran (2)
❐⛓18. Mantan Malaikat (1)
❐⛓18. Mantan Malaikat (2)
❐⛓19. Penghianat (1)
❐⛓19. Penghianat (2)
❐⛓19. Penghianat (3)
❐⛓20. Akhir (1)
❐⛓20. Akhir (2) [TAMAT]

❐⛓11. Tumbal (1)

288 49 0
By Akiraa8

Pagi hari keributan sudah terjadi di panti asuhan. Semua ini disebabkan, oleh Tariel, Nathan dan Mikey yang telat bangun tidur. Alhasil mereka bertiga terburu-buru pergi mempersiapkan diri, untuk masuk sekolah.

Tingkah ketiganya membuat para pekerja panti asuhan keheranan. Karena di balik tubuh kecilnya, ketiga anak itu bersikap selayaknya orang dewasa yang tahu jam. "Dari mana mereka tahu?"

Tariel tak peduli dengan pertanyaan para pekerja. Dia lebih mengutamakan pakaian dan alat-alat untuk sekolahnya. "Gawat! Darurat! Kita telat! Kita telat!

Nathan mendengkus, sembari membawa sepatu kecilnya dari lemari. Dia berkata, "Ini semua karena lo!"

"Loh?? Kok karena Tariel?!" kata Tariel.

"Karena lo telat bangun!" kata Nathan.

"Nathan juga telat bangun! Jadi jangan nyalahin Tariel aja!" jelas Tariel dengan mata menyipit.

Mikey mendengkus, lalu mengajak Tariel dan Nathan untuk sarapan bersama. Setelahnya, ketiga anak itu terburu-buru berlari menuju lantai luar. "Jangan berantem lagi, cepet pake sepatunya!" perintah Mikey.

Tariel terdiam memperhatikan sepatunya. Dia lalu berkata, "Ini gimana cara pake talinya, ya?"

"Iya juga. Gue gak bisa naliinnya. Nathan! Lo bisa pake sepatu kayak gini?" tanya Mikey.

Nathan tersenyum lebar, lalu berkata, "Gampang, tinggal sat set sat set beres!"

Tariel menatap tajam ke arah Nathan. Dia lalu berkata, "Beres apanya? Tali sepatu Nathan aja, gak bener ditaliinnya."

Tariel menyentuh tali sepatu Nathan, lalu menariknya. Dalam hitungan detik, tali sepatu itu kembali lepas. "Tuh, kan! Ditarik dikit aja langsung lepas."

Nathan langsung menepuk punggung tangan Tariel. Dia berkata, "S*alan lo! Gue udah susah payah nali, malah lo tarik! Jelas lepas lah, Beg*!"

Tariel menjawab, "Ya maaf! Tariel kan cuman meringatin doang! Kalo talinya lepas terus keinjek kan bahaya!"

Ketika Nathan ingin memukul Tariel, Zea sudah lebih dulu muncul di belakang Tariel. Zea berjongkok, lalu membenarkan tali pada sepatu Nathan. "Lihat caranya baik-baik."

Mikey mengangguk-angguk, ketika Zea sedang menalikan sepatu Nathan. "Oh, ternyata gitu caranya biar simpulnya kuat."

Zea tersenyum kecil, setelah menalikan sepatu Nathan, dia juga ikut menalikan sepatu milik Mikey dan juga Tariel. Tariel tersenyum dan berkata, "Makasih, Kak Zea."

Zea mengangguk, kemudian Mikey bertanya, "Kak Zea hari ini gak kuliah?"

"Iya, hari ini gak ada matkul jadi Kakak libur," kata Zea.

Mikey bertanya lagi, "Kalo gitu, rencana Kak Zea hari ini apa?"

Zea berpikir beberapa saat, setelah itu dia menjawab, "Mungkin nanti Kakak bakalan nyari dana buat panti asuhan ini."

Setelah mengatakan hal itu, Zea merogoh sakunya. Dia kemudian memberikan uang saku kepada Tariel, Mikey dan juga Nathan. "Buat hari ini, kakak cuman bisa ngasih ini aja."

Mikey tersenyum lalu berkata, "Makasih, Kak."

Tariel bersorak, "Asyik! Bisa beli eskrim lagi. Ya kan Nathan? Nathan juga suka eskrim mint choco, ya?"

Nathan menjawab, "Biasa aja."

"Biasa aja, tapi corong-corongnya dimakan sampe habis," sindir Tariel.

"Corongnya emang bisa dimakan, Beg*!" Nathan dan Tariel kembali ribut. Sementara Mikey akhirnya mendorong keduanya untuk segera pergi dari panti. Dia berpamitan pada Zea, "Kak Zea busnya udah dateng, kami bertiga pamit dulu, ya!"

"Jangan lupa cari uang yang banyak! Tariel liat ada banyak malaik---" Belum sempat Tariel menyelesaikan ucapannya, Nathan sudah lebih dulu mendekap mulut Tariel. Dia memelototkan mata, lalu berbisik, "Dasar bawel! Jangan ngomong yang aneh-aneh di depan manusia!"

"Ayo pergi!" ajak Nathan.

Setelah naik ke bus terakhir, akhirnya Tariel, Nanthan dan juga Mikey berhasil datang tepat waktu. Mereka bertiga melirik ke kiri dan ke kanan halaman taman kanak-kanak. Banyak sekali anak-anak baru yang diantarkan oleh orang tua mereka.

Tariel berkata, "Wah, semuanya punya pendamping masing-masing. Apa gak papa, kalo kita masuk tanpa pendamping juga? Lagian malaikat Senior gak bisa terus bantu kita kan? Dia lagi sibuk ngurusin nyawa manusia. "

Mikey menepuk-nepuk dadanya sendiri. Setelah itu dia berkata, "Gak papa! Kita anak TK mandiri, gak ada manja-manjanya! Ya kan Nathan?"

"Nathan! Nathan! Nathan! Nathan!" panggil Mikey.

Karena Nathan tak kunjung menyahut, akhirnya Mikey menepuk bahunya. Mikey bertanya, "Kenapa ngelamun terus? Apa lo gak takut kerasukan Setan?"

Nathan menggelengkan kepala. "Gue gak takut setan. Tapi... akhir-akhir ini gue jadi penasaran sama target malaikat maut selanjutnya. Soalnya, dari kemarin dia diem di panti asuhan kita terus."

Tariel bertanya, "Apa Nathan udah coba tanya, siapa yang mau dia jemput?"

Nathan menggelengkan kepala. Dia berkata, "Emangnya gue kayak lo? Yang gunain orang dalem buat apa pun juga."

Tariel menepuk-nepuk bahu Nathan. Dia menjelaskan, "Nathan, komunikasi itu penting, loh. Lumayan juga buat mempermudah hidup kita di sini. Coba bayangin, kalo Tariel gak punya kenalan malaikat... mungkin kita bakal susah masuk TK."

Mikey berkata, "Dibanding mikirin nyawa siapa yang bakal diambil, gue lebih bingung... di mana sekarang arwah hitam yang mau kita tangkep."

Belum sempat Mikey melanjutkan perkataannya, tiba-tiba seorang pria bertubuh besar membentak sekaligus menggeser tubuh Mikey. "Minggir, bocah!"

Mikey yang didorong hampir kehilangan keseimbangannya. Namun, dia masih bisa berdiri tegak dan mengomel, "Om! Kalo mau lewat tuh, bilang permisi kek! Bukan malah dorong-dorong kayak gini! Lagian kami gak tuli, kok. Kalo dimintai baik-baik pasti minggir juga! Om punya etika gak, sih?!"

Pria bertubuh besar itu bertanya, "Etika? Tau apa bocah baru masuk TK, sama etika, hah?!"

Nathan menepuk jidatnya, dia bergumam, "Mulai lagi, Mikey gak bisa jaga sikapnya."

Mikey tersenyum kikuk, sembari mengusap-usap kepalanya sendiri. Dia berkata, "Itu... anu... jadi... jadi Mikey diajari etika sama ibu kepala panti! Ya! Ibu kepala panti asuhan!"

Pria bertubuh besar itu langsung tersenyum kecut. Dia menebak, "Oh, pantesan aja. Ternyata dari panti asuhan. Pasti kalian orang-orang yang dapet beasiswa itu, kan?"

"Kalo lu bener-bener tahu etika, harusnya lu juga tahu kalo berdiri di tengah jalan, ngalangin orang lewat itu juga gak beretika!" jelas pria itu.

"Tapi---" Belum sempat Mikey meneruskan ucapannya, sesosok anak perempuan berambut diikat dua, memerintah pria bertubuh besar, "Om Kevin! Cepetan jalan, dong! Tia gak suka nunggu!"

Pria itu langsung membalas, "Baik, Non Celestia."

Anak yang dipanggil Celestia mengangkat wajahnya tinggi-tinggi. Dia menatap tajam ke arah Mikey, lalu berkata, "Dan buat si Anak panti!"

Mikey menunjuk ke arahnya sendiri. "Maksudnya Mikey?"

Celestia menjawab, "Iya! Mau Mikey, mau Mickey, mau Mickey mouse... Tia gak peduli! Tapi inget ini baik-baik, TK ini punya Tia! Semua orang harus tunduk sama apa yang Tia bilang!"

Celestia berjalan masuk ke TK, sementara Mikey menyindir, "Sombong banget. Padahal masih bocah juga."

Tariel berkata, "Di sini banyak anak-anak kaya."

Nathan berkata, "Anak tadi adalah anak pemilik TK ini. Sekaligus anak dari orang yang nyebabin banyak arwah hitam berdendam di tempat ini."

Mikey menganggukkan kepala, lalu berkata, "Pantesan aja. Anaknya udah songong, apalagi bapaknya."

Mikey menyipitkan mata. "Dilihat dari buku dosa si Om, bukunya tebel banget. Sementara anak songong tadi, karena dia masih bocil... buku dosanya belum dibuka."

Nathan menjawab, "Gak usah dipikirin, palingan anak itu bakal jadi sasaran dendam arwah hitam. Karena bapaknya---"

Nathan tiba-tiba berhenti berucap, dan langsung memelototkan matanya. "Bocil songong itu adalah kunci, supaya kita bisa mancing arwah hitam!"

"Kita bisa numbalin dia!"

•••  

Continue Reading

You'll Also Like

12.1K 5.5K 20
#𝐬e𝐚𝐬o𝐧1 Jake Austin kehilangan ingatannya setiap hari. Ia selalu terbangun di tempat yang berbeda di dalam kota (I-Land) tanpa ingat apa yang te...
286K 27.8K 23
Kaki kecilnya memar. Tangan kecilnya juga penuh luka. Bibi pemilik toko bunga mengusirnya. Dan sang mama juga mengusirnya. Dimalam penuh bintang den...
4.3K 1.5K 49
Membantu arwah untuk mendapatkan hidupnya kembali? Bukankah itu mustahil? Siapa yang bisa percaya mitos seperti itu? Namun nyatanya hal itulah yang d...
31K 7.1K 25
Sebuah eksperimen psikologi super gila berhasil menciptakan ratusan pembunuh bayaran di sebuah perumahan terpencil di kaki gunung. "Perumahan ini san...