IS THIS A DREAM? [DR. STONE]

By ndrln13_

88.4K 13.5K 1.2K

(FullName) gadis yang secara tiba-tiba berpindah dimensi tanpa dirinya sadari. Dirinya yang tadinya 3D beruba... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Epilog
Extra Chapter l
Extra Chapter ll
Extra Chapter lll
Extra Chapter lV
Extra Chapter V
Extra Chapter Ending

46

668 127 10
By ndrln13_

Note: Typo, non baku, spoiler, tinggalkan Vote dan Komen.

-
-
-
-
-
-
-
-
»»-------------¤-------------««

"Tunggu dari mana kau tahu?!" tanya (Name) menatap Sai tajam dengan penuh selidik.

"Ternyata benar. Pantas saja wajahmu terlihat tak asing. Kau tak ingin aku sering bermain game bersama kakakmu."

(Name) masih setengah bingung memang benar isi konten channel kakaknya penuh dengan hal-hal berbau game tapi dirinya tak ingat.

"Maaf, sepertinya aku tak ingat."

"Haha tak apa. Aku memakluminya karena kita hanya bertemu beberapa kali ditambah itu sudah lama."

Sang gadis hanya bisa tertawa canggung karena ia tak ingat apa-apa tentang Sai ini selain yang ia baca di manga.

'Waw plot twist macam apa ini ku kenal dengan Sai. Awas jangan bilang nanti kalau aku yang membuat Why-Man, kan? iya, kan? itu tak mungkin,' batin (Name) yang kembali ke kapal perseus.

Oh ayolah ingatan sebelum pembatuan juga masih jadi misteri baginya dan sekarang pernyataan Sai yang mengenalnya membuatnya semakin pusing.

"Oy (Name) dari mana? lihat kami telah membuat mesinnya!" seru Chrome.

"Wow, keren!"

Kemudian Chelsea menunjukan sesuatu "ini sfalerit. ini yang kupakai untuk membuat layangan bercahaya."

"Rebus, lapisi dengan kertas, dan kita punya kertas print, siap dipakai. Penandanya dibakar dengan listrik," jelas Senku yang membuat gambar pup sebagai eksperimennya.

"Ooh!"

"Kenapa ga gambar legend yang ada di bangku sekolah aja?" celetuk (Name) pelan.

"Membuat mesin agar bisa membacanya agak sedikit rumit. Itu akan mengedipkan cahaya 'lihat' jika titiknya hutan atau putih dan mengubah data menjadi sinyal elektrik. Sinyal itu lalu berubah menjadi gelombang radio yang berterbangan di seluruh dunia, lalu pembalikan proses itu akan memproduksi ulang bagian yang hangus dari kita dan mencetak gambarnya!"

"Ha ha! ini artinya kita jagung akan menanggung beban membuat komputernya selagi kita terus berkeliling dunia dan mencari kota!"

"Oh? waktunya berlayar? bagus! kita harus bergerak tanpa penundaan!"

"Cepat dan kuat, itu gayamu," sweatdrop Gen pada Kohaku.

Beberapa hari kemudian karena bahana bakar dan lainnya sudah didapatkan mereka bisa melanjutkan perjalanan untuk keliling dunia.

"Dengan begitu berakhirlah kebersamaan kita yang singkat. Aku akan tetap di India sini banting tulang untuk diagram sirkuitnya, yang akan kufakskan laxa kalian begitu aku bisa," ucap Sai berpamitan.

"Keluar dari sini. Tidak, serius-- kau ikut kami ke AS, Sai! kita berlayar bersama!" balas Ryusui membuat Sai terkejut.

"Huh? hah? jadi yang mana? maksudku, aku bakal antusias malah dia ikut, tapi ad apa?" tanya Chelsea bingung.

"Kita mungkin bakal butuh kemampuan matematikanya di tiap lokasi yang kita kunjungi!"

"Nuhh!! nggak-nggak! nggak pergi!! Ryusui!!" tolak Sai dengan cepat.

Hari mulai malam dan saat ini (Name) sedang membuat sesuatu dengan Francois, tidak juga (Name) hanya menerangkan apa yang ingin ia buat pada Francois dengan bahan-bahan yang ia temukan sisanya sang koki yang memasak.

Francois juga tidak masalah dan malah senang karena bisa membuat masakan yang belum pernah ia buat sebelumnya.

"(Name) sama sisanya serahkan saja pada saya."

"Boleh?"

"Tentu saja lagipula hanya perlu menggorengnya, kan?"

"Benar sih, baiklah aku mau ketempat yang lain!" pamit (Name) dari dapur dan pergi ke tempat yang lain berkumpul.

Disana mereka sedang menunggu hasil penguji coba mesin Faks dengan tim kota jagung.

"Darimana?" tanya Chrome pada (Name) yang baru muncul.

"Biasalah, urusan perut."

"Suika pikir (Name) sudah tidur."

"Mana mungkin aku tidur jam segini dan melewatkan ujicoba ini."

Terlihat dari ekspresinya sepertinya Senku khawatir kalau mesinnya akan gagal. "Sulit menyamakan waktu antara bagian input dan bagian pencetakan. Semua hanya kurang dari sempurna berakhir error, itu akan menghasilkan gambar yang kacau."

"Ooh, ada yang datang! dari kru di kota jagung!!" seru Chrome saat mesinnya sudah mulai bekerja.

Perlahan-lahan kertas yang tadinya polos kemudian berisi sebuah foto grup dari tim kota jagung, belarti dengan ini mesin Faks (sebenarnya) didapatkan.

Foto tersebut bahkan sampai dipajang agar yang lain bisa melihatnya.

(sial salfok sama Ukyo)

"Foto grup!"

"Untuk merayakan, ya? sepertinya mereka semua bersenang-senang dari tim Jepang dan tim AS."

"Tidak buruk juga hasilnya."

Gen yang merasa ada yang aneh melirik ke Nanami bersaudara yang tidak biasanya si bungsu diam saja. (Name) juga sempat melihat raut sedih keduanya.

(Name) sudah tahu apa yang terjadi dari sudut pandang Sai tapi ia ingin tahu dari Nanami lainnya.

"Francois! apa sudah jadi?!" Tanya (Name) yang kembali ke dapur.

"Ya, sudah selesai. Hanya tinggal membagikannya pada yang lain."

(Name) mengangguk-angguk paham dan sesekali mengambil beberapa saat Francois sibuk membagikan makannya ke beberapa wadah.

"Oh iya, Francois. Bagian punya Ryusui biar aku saja yang mengantarkannya karena ada yang ingin ku bicarakan tentang ruangan sisa yang ada di kapal ingin kujadikan tempat penyimpanan seni milikku."

"Baiklah, saya akan mengantar pada yang lainnya," balas Francois yang kemudian meninggalkan ruangan dan setelah tak terlihat (Name) menghela nafas lega.

Sebenarnya alasan barusan hanya alibi saja biar bisa modus buat nanya dari sudut pandang si bungsu Nanami.

Sesampainya di ruang sang kapten tentu saja ketuk pintu dahulu ga boleh langsung terobos.

tok, tok, tok..

"Kapten, yu buat boneka salju- eh, salah lirik. Ekhem.. Kapten, yu buat miniatur kapal! kali ini gratis."

"Serius?! Gratis?! Janji!!" Ucap Ryusui yang langsung membukakan pintu.

"Eum, ya?" sepertinya (Name) menyesali ucapan tapi tak bisa menolak juga karena wajah Ryusui yang berbinar-binar dan penuh harap.

"Bagus ku pegang janjimu! Tapi, sepertinya tidak bisa hari ini karena sedang membuat sesuatu."

"Sedang buat apa dan boleh lihat? ah, sebelum itu aku membawa cemilan untukmu."

"Tentu saja!" balas Ryusui yang mengijinkan (Name) untuk melihat apa yang sedang ia buat. "Tunggu, kenapa kau yang membawa makanan?"

"Oh, Francois sedang membagikan pada yang lain," balas (Name) dan menyerahkan nampannya.

Ryusui sibuk menelaah isi nampan yang takut di jahili oleh (Name), sedangkan sang gadis melihat-lihat meja sang kapten yang sepertinya sedang memahat sesuatu.

"Tenang saja itu aman dan apa yang sedang kau kerjakan?"

"Membuat catut. Apa ini? croissant mini?"

"Bukan. Yah, sekilas lumayan mirip sih, tapi beda!" ujar (Name) yang ga terlalu terkejut karena Francois juga awalannya mengira ini adalah croissant mini saat (Name) menunjukkan gambar makanannya.

"Ini itu namanya molen. Lebih tepatnya pisang molen adalah suatu hidangan ringan berbahan baku pisang yang dilapisi gulungan lembar-lembar adonan pastry dan kemudian digoreng dengan minyak. Cobalah rasanya enak."

Ryusui kemudian mulai mencobanya dan dilihat dari ekspresinya dia menyukainya. "Ini enak!!"

"Hahaha, kan?"

(Name) ikut membantu mengukir bidak catur yang tersisa. Ruangan yang awalnya diisi dengan kesunyian berubah saat Ryusui yang mulai menceritakan tentang dirinya dan saudaranya.

Gadis itu memilih menjadi pendengar yang baik dan tidak menyela saat sang kapten bercerita.

Sejauh yang ia tangkap tidak jauh berbeda dengan yang Sai cerita saat ini dengan Gen.

"Begitu rupanya kau hanya tak ingin Sai merasa sendirian dan menarik perhatiannya dengan caramu sendiri," balas (Name) yang akhirnya buka suara.

"..."

"Yang kau lakukan itu tidak sepenuhnya salah, aku juga sering menjahili saudaraku untuk mendapatkan perhatiannya atau malah sebaliknya."

"Tunggu kau punya saudara juga?"

"Yah, begitulah. Dia nyebelin banget kalau bisa ingin ku jual saja, dia itu..." alhasil (Name) malah membongkar aib kakaknya yang laknat.

"Aku iri denganmu."

"Sungguh? Mau tukeran saudara? eh, tapi jangan deh nanti ibuku malah makin parah ngebandingin sama Sai yang jago matematika," canda (Name).

Ryusui menawarkan untuk bermain catur bersama dan tentu saja ia terima karena (Name) itu jagonya soal catur, biasalah suka ikut nongkrong di pos ronda.

"Ku tak menyangka kau kau mengajakku bermain catur. Kukira orang yang akan bermain denganmu itu Sai?"

"Aku tak yakin dia bakalan mau. Terakhir kali ku ingin mengajaknya bermain catur dia sudah pergi ke India."

"..."

"..."

"Hei, itu dulu, kan? tak ada salahnya kau mencoba lagi dan ku yakin Sai akan mau bermain denganmu kali ini. Aku akan mendukungmu!" ucap (Name) sembari tersenyum dan menepuk-nepuk punggung tangan Ryusui pelan.

Ryusui tersenyum tipis mendapatkan dorongan dari gadis didepannya. "Benar juga, tidak ada salahnya mencoba lagi. Ngomong-ngomong skakmat."

"Hah? APA?!!" pekik (Name) karena salah pergerakan padahal tadi dirinya memimpin permainan.

"Sial. Ku kalah." Lirih (Name).

"Ha ha permainan yang bagus (Name) dan terimakasih."

"Terimakasih untuk apa?"

"Semuanya."

Karena apa yang diinginkannya sudah tercapai (Name) memutuskan untuk pamit. Lagipula tidak baik wanita berlama-lama ditempat pria mana hanya berdua lagi.

"Jadi bagaimana?" Tanya seseorang.

"Aman. Lalu bagaimana dengan Sai?" tanya balik (Name).

"Baik. Jangan remehkan mentalist sepertiku."

"Terserah. Jadi misi kita menyatukan Nanami selesai?"

"Bisa dibilang begitu."

Keesokan harinya saat mereka sedang mengangkut barang terakhir untuk berlayar.

Sai datang ke mereka disaat kapal ingin berlayar dan kemudian memutuskan untuk ikut bergabung dengan mereka. Tapi sepertinya mereka tidak akan berangkat sekarang.

Suasana kapal jadi lebih ramai ditambah lagi dari tadi Senku dan Sai sedang berkutat dengan rangkaian pembuatan yang ingin dikirim ke kota jagung.

Di kota jagung sepertinya yang paling mahir membuat donat besi adalah Yuzuriha, Joel dan Luna.

(Name) membisikan sesuatu pada Gen untuk membuat perlombaan dan sepertinya sang mentalist juga setuju dengan ide itu. Meski sedikit negosiasi dengan Ryusui karena dia yang punya uang sebagai hadiah.

"Memory?" Tanya Chrome.

"Cara untuk merekam dan menyimpan data. Tanpa memory mesin, tak akan bisa mengingat angka Han membuat kita tak bisa melakukan kalkulasi kompleks. Kita punya sirkuit yang mampu berpikir dan sirkuit yang mampu mengingat. Gabungkan, lalu kita punya komputer berkinerja tinggi yang punya kemampuan matematika yang gila-gilaan!" Jelas Sai.

"Mesin." -Chrome.

"Bisa mengingat?"- Suika.

"Caranya?"- Kaseki.

"Eum, aku juga nggak terlalu yakin. Semikonduktor mungkin bisa membantu. Tapi tanpa itu.." Sai melirik Senku untuk mengatasi kebingungannya.

"Kita menyimpan data dengan memakai magnet!!" Jawab Senku.

(Name) yang baru kembali dari gudang penyimpanan menghitung pasokan pisang miliknya untuk dibuat macam makanan oleh Francois.

"Aku mengerti!! Hanya titik yang dilalui arusnya mendapatkan hantaman yang edan! hantaran yang kuat! artinya hanya magnet itu yang bisa merekam antara Utara dan Selatan!"

"He he he.. ding dong! 10 miliar poin."

(Name) melihat-lihat kertas yang akan dikirim untuk membuat sirkuit memori yang dimana membuat cincin-cincin kecil berukuran 0,5 mm.

"Berapa jumlah yang mereka buat?" Tanya (Name).

"Ehm, 800? tidak, 200 ribu?" tebak Gen.

"Sebenarnya 30 juta," jawab Senku dengan wajah tanpa bersalah membuat yang lain terjungkal mendengarnya.

Karena minyak yang menjadi bahan bakar perseus telah ditemukan mereka kemudian memutuskan untuk berlayar.

Perjalanan mereka sepertinya biasanya cukup tenang dan damai dengan hanya beberapa orang yang sibuk dengan pekerjaan.

Karena sebelumnya mereka sudah diberi tahu oleh tim kota jagung bahwa memori mereka sudah jadi dan kalkulator dibuat dan sekarang tahap uji coba.

(Name) menarik paksa Senku dan Sai untuk bergabung dalam kontes mereka sedangkan Chrome dia mah mandiri.

"Kenapa harus membuat acara seperti ini?"

"Sudahlah jangan banyak mengeluh dan ikuti saja kau hanya perlu duduk saja."

"Ya, ya, terserah," balas Senku pasrah sedangkan Sai terkekeh kecil melihat interaksi (Name) dan Senku.

"Oke, Gen. Di sini sudah siap kau boleh memulainya!"

Setelah mendapatkan kodenya Gen mengambil mikrofon telpon agar bisa didengar oleh orang-orang di luar kapal menandakan memulai pertandingan.

"Penyebrangan samudra India ini cocok untuk matlimpik dunia baru!!"

'Kelihatnya mereka merencanakan sesuatu lagi.' Batin Kohaku dkk karena jika Gen dan (Name) berulah bersamaan pasti ada sesuatu yang akan terjadi.

"Ayo temui pada matlit kita! Chrome! Senku! Sai!!"

"Un, pemenangnya sudah jelas Senku atau Sai," komentar Kohaku dan disangkal oleh (Name).

"Jangan remehkan loh, karena kita tidak tahu apa yang terjadi dimasa depan dan juga kita masih punya satu lagi kandidat dalam konteks ini!"

"Siapa?"

Gen kemudian mengambil alih kembali perhatian "dan yang berkomposisi dari jauh, di kota jagung sana ada Magma kita!!"

"APAAA?!"

Sepertinya di sisi lain Magma berkeringat dingin karena akan melawan orang-orang pro.

Dalam kontes ini hanya akan ada satu soal dan ini mudah saja.

"Dan inilah pertanyaannya!"

"Mana mungkin!!" pekik Chrome terkejut melihat soal yang diluar perhitungan otaknya.

(Name) melihat Sai yang terlihat santai seolah tak peduli dan sibuk mengerjakan coding dengan ke-dua tangannya, Senku sepertinya memikirkan hasil jawaban tapi tak kalah santai juga berbeda dengan Chrome yang keringat dingin.

"Jawabnya 827,401,136,058," jawab Magma dari ujung telpon yang menjumlahkan dengan kalkulator.

"Bagaimana apa benar?"

"Yup"

"Dia benar!"

"Hah! otak mengerikan yang dimiliki pihak kita dikalahkan dalam sekejap. Jadi inilah kegunaan komputer!!" Sekarang mereka telah memiliki komputer.

"Hari ini menandakan tongkat pencapaian besar bagi sains dan dunia baru kita."

"Yup. Sesuatu yang dibuat dari awal oleh manusia mampu melampaui pikiran manusia."

Karena ini perlombaan dan yang menang pasti akan dapat hadiah. Tim kota jagung memenangkan uang 100 juta drago.

"Wah! aku hampir lupa! kita memang seratus juta drago! tapi Ryusui nggak ada di sini untuk menyerahkannya!" seru Yo yang kalau soal uang pasti cepat.

"Jangan khawatir. Kalian akan dibayar lewat deposit." Balas Francois.

"Bank Ryusui sekarang mulai dibuka!!"

Omake=

(Name) menyeret Kohaku untuk ikut mencari pisang yang ia inginkan. Sebenarnya bisa saja agar lebih mudah meminta Chelsea tapi berasa ga menantang kalau lokasinya sudah diketahui.

"Lebih mudah bertanya pada Chelsea."

"Diam lah. Kalau begitu kita tanya warga lokal."

"Warga? Orang-orang masih belum dibangkitkan jadi bagaimana ca-" ucapan Kohaku terhenti saat melihat tingkah laku (Name).

"uuuk uuuk aaa aaa"

"uuk aa?"

"aaa uuu"

"uukk aaa uuk aaa"

Kohaku menatap datar interaksi (Name) yang sedang asik mengobrol dengan beberapa ekor monyet.

"..."

"Oke, ayo Kohaku aku sudah tahu dimana lokasinya tinggal ikuti saja mereka"

"Tunggu, kau bisa bahasa monyet?"

"Entahlah, ayo ikuti saudara-saudara kita!"

________________________________
Sponsor this uploader:
https://trakteer.id/Anain_art/tip

Continue Reading

You'll Also Like

20.4K 525 17
What would happen if Adrien was akumatized? What would ladybug do? What if a new Miraculous holder came to Paris? 1 #ladyblog (that's so cool! Thanks...
723K 16K 82
Back at Hogwarts for their final year, but they are surprised to find more has changed than the new walls. New laws are being put into place, and th...
214K 2.8K 79
ဖအေကနေ သားကိုသွားထားတဲ့ ဇာတ်လမ်းသာဖြစ်ပါတယ် ဖေအက သားကိုသြားထားတဲ့ ဇာတ္လမ္းသာျဖစ္ပါတယ္
160K 3.9K 55
After your defeat, sonic decided to spare you.You became something of a anti-hero like shadow and help them on their adventures.The mad doctor now ha...