IS THIS A DREAM? [DR. STONE]

By ndrln13_

88.2K 13.4K 1.2K

(FullName) gadis yang secara tiba-tiba berpindah dimensi tanpa dirinya sadari. Dirinya yang tadinya 3D beruba... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Epilog
Extra Chapter l
Extra Chapter ll
Extra Chapter lll
Extra Chapter lV
Extra Chapter V
Extra Chapter Ending

31

894 143 6
By ndrln13_

Note: Typo, non baku, spoiler, tinggalkan Vote dan Komen.

-
-
-
-
-
-
-
-
»»-------------¤-------------««

Telinganya sudah mulai berdengung dan semakin kabur saja apa yang sedang dibahas oleh Xeno dan Stanley pada Brody tentang alat yang sedang mereka buat.

(Name) merasa telinganya lembab. Ah, pasti berdarah karena nyanyian dari Maya. Kali ini dirinya memberanikan diri jika di biarkan lebih lanjut bisa-bisa gendang telinganya pecah beneran.

'Sepertinya Maya tidak akan berhenti bernyanyi meskipun aku memintanya. Siapa aku berani memerintahkannya? Satu-satunya cara meminta bantuan Stanley atau tidak dengan Xeno. Tapi.. bagaimana bilangnya!!! Ah, bomat yang penting ni telinga jangan sampe pecah'.

Saat Xeno dan Brody sedang membahas sesuatu tanpa mengajak Stanley untuk ikut nimbrung karena lebih memilih nyebat sambil bersandar di dinding sedangkan Gen masih dalam masa penyiksaan.

Mau tak mau (Name) menghampiri Stanley meski entah respon seperti apa yang diberikan sang lawan.

Sang empu menyadari kalau ada yang mendekat kearahnya, mau tak mau dirinya melihat siapa yang mendatanginya.

'Gadis aneh yang pendiam ini kenapa mendatangiku?'. Batin Stanley dan sempat melihat kearah Maya yang sepertinya tidak karena terlalu sibuk dengan urusannya sehingga tidak menyadari kalau gadis disebelahnya berpindah posisi.

Alisnya terangkat seakan meminta penjelasan kenapa gadis di depannya menghampirinya.

"Ah, ee... Bisakah kamu beritahu dimana tempat kesehatan berada?"

Stanley tidak menjawab seolah menginginkan penjelasan lebih lengkap alasan pergi ke tempat kesehatan.

(Name) sudah menduga hal ini pasti tidak akan mudah ditambah ekspresi Stanley yang datar membuatnya ingin di tojok karena diam saja.

(Name) menghela nafas berat sebelum menunjuk pada kedua telinganya sendiri. "Telingaku berdarah karena sensitif terhadap suara yang keras tiba-tiba dan lama".

Pria di depannya terlihat berpikir takutnya ia sedang berbohong tapi saat ia menganalisis lebih lanjut dari ekspresi (Name) yang mulai pucat ditambah dirinya juga sekilas melihat cairan merah yang keluar dari telinga sang gadis.

"Maya tutup mulutmu itu". Ucap Stanley yang membuat sang pemilik nama menghentikan aktivitasnya begitu pula dengan Xeno dan Brody menghentikan diskusi mereka sementara.

"Kau percaya?"

"Kenapa kau menyuruhku berhenti? Jika kau tidak suka maka jangan di dengar!"

"Ada apa Stan?"

Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan pada dirinya Stanley malah pergi keatas terlebih dahulu dengan (Name) yang di tarik paksa untuk mengikutinya.

Orang-orang yang di ruangan sedikit terkejut. Bukan terkejut karena Stanley meninggalkan mereka tanpa sepatah kata itu mah sudah sering bagi mereka karena Stanley tipikal orang yang bicara seperlunya saja tapi terkejut karena ia menarik orang lain untuk ikut dengannya mana yang di tarik adalah musuh.

"Bagaimana Xeno?"

"Hmm? Tak masalah. Aku akan menanyakan hal ini nanti padanya".

Gen sepertinya paham apa yang terjadi alasan kenapa (Name) ditarik keluar. Ia terus bergumam dalam hatinya agar (Name) tidak mengadu ke Tsukasa bisa-bisa ia akan dibunuh olehnya.

Di unit kesehatan mereka benar-benar canggung (Name) yang sibuk melihat-lihat seluruh isi ruangan dan Stanley sedang sibuk mencari sesuatu setelah memeriksa telinga (Name) yang berdarah.

Sebenarnya telinganya berdarah bukan semuanya salah Maya dirinya sendiri juga salah karena akhir-akhir ini terlalu memaksa untuk dapat mendengar lebih dari jarak yang jauh.

Stanley kembali dengan membawa sebuah botol yang berisi sesuatu (Name) menatapnya curiga takutnya ia malah diberi racun.

"Tentang saja. Kalau tidak salah itu antiseptik yang dibuat oleh Xeno"

"Ucapan mu terdengar tidak menyakinkan"

Stanley tak tertarik membalasnya lebih baik ia menghisap tembakau kesukaannya.

(Name) mencibirnya dalam hati tenang sikap Stanley yang menyebalkan, dasar tidak bersyukur Stanley mau membawamu ke unit kesehatan. (Name) tipikal makhluk yang di kasih hati minta jantung.

Gen langsung menginterogasi sepupu dari mantan pemimpinnya takutnya ia di apa-apain oleh musuh.

"Ma, ma tenanglah Gen aku baik-baik saja berhentilah menanyakan hal aneh-aneh dan memutar-mutar tubuhku!!"

"Sungguh?! Aku ini khawatir padamu loh (Name)-Chan, aku bisa-bisa dibunuh oleh sepupumu karena membuatmu terluka kau tahu itu, kan?!"

"Tsu-Chan tidak akan melakukan hal itu lagipula ini salahku ingin mendengar hal-hal diluar dari jarak yang cukup jauh dari sini. Tempat ini terlalu berisik jadi memerlukan tenaga ekstra untuk mendengar lebih jauh"

Keesokan harinya (Name) dilanda ke gabutan karena tidak banyak yang bisa dilakukan di kastil ini.

Gen hanya bisa menghela nafas lelah saat melihat (Name) yang mulai ngerandom seperti guling-guling tidak jelas, kayang, membuat piramida kartu mengunakan kartu miliknya dll.

Sebenarnya sang mentalist dan sang pelukis amatir sudah bermain kartu sejak tadi dan selalu Gen yang menang akhirnya (Name) memilih ngereog. Penjagaan mereka kali berada luar ruangan jadi tidak masalah kalau (Name) ngereog tapi saat penjaga di dalam seperti Maya, ia akan jadi kalem dan anggunli.

"Kau sudah dapat pesan lagi?" tanya (Name).

"Sejauh ini belum ada lagi kode yang masuk," jawab Gen.

"Begitu rupanya. Kira-kira apa yang sedang dilakukan mereka yang ada dikapal?"

"Mungkin bekerja? Tidak aneh sih"

Tiba-tiba keduanya tertawa bersamaan karena membayangkan betapa tersiksanya saat melakukan pekerjaan berat yang diberikan oleh Senku.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangan yang membuat kegiatan tertawa keduanya terhenti untuk melihat siapa yang membuka pintu ruangan mereka.

"Apa kau memerlukan sesuatu atau menanyakan sesuatu hal?" Ucap Gen buka suara karena suasana tadi sempat hening.

Asap tembakau keluar dari mulut sang sniper sebelum suara decakan keluar setelahnya. Tentunya Gen menatap bingung ke arah pria yang berada di ambang pintu.

"Kalian akan dipisahkan." Akhirnya si pria cantik membuka suara juga.

"Hah?/Lah?" Respon keduanya bersamaan.

Tiba-tiba Maya muncul juga dan mengatakan sesuatu. "Dr. Xeno khawatir kalian saling merahasiakan sesuatu dari kami jika bersama. Dan kalian akan di awasi oleh orang yang berbeda"

"Sungguh? Apa itu perlu?"

"Tentu saja perlu! Dan kau akan aku awasi" ucap Maya dan menunjuk pada Gen.

'Yang benar saja'. Batin Gen yang sudah keringat dingin.

"Lah? Terus aku sama siapa?". Tanya (Name) sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ah, kau. Kalau kau dengan dia." Jawab Maya sambil menunjuk pada Stanley dengan posisi andalannya nyender sambil nyebat.

"Hah? Ko gitu? Kenapa aku tidak denganmu saja? Kita kan sama-sama wanita?"

"Yah, aku juga tidak tahu lagipula yang memberikan perintah adalah dr Xeno. Awalnya kami juga tidak setuju tapi karena dia memaksa apa boleh buat".

Gen dan (Name) saling bertukar pandang satu sama lain seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar barusan.

"Kau telah mendengar penjelasannya. Sekarang ikut aku".

"Bagaimana ini Gen?". Bisik (Name) pelan.

"Ikuti saja jika tidak hal lebih buruk bisa saja terjadi". Balas Gen yang ikut berbisik.

Mau tak mau (Name) ikut melangkah kakinya dan mengikuti ke mana Stanley akan pergi.

(Name) pikir Stanley orang yang tidak mau jauh dengan Xeno dan akan selalu berada didekatnya tapi sepertinya salah karena sudah hampir seminggu ia membuntuti Stanley sesuai perintahnya ia sering diajak berpatroli keliling kastil atau menemaninya berlatih menembak dan terakhir mengawasi orang-orang yang sedang memanen jagung.

Seminggu itu pula (Name) mendapatkan banyak informasi yang ia dapatkan dari hasil mengobrol dengan tak sedikit prajurit dengan gaya sksd atau karena emang dirinya yang mudah bersosialisasi dan berbaur dengan sekeliling.

Hubungan dengan Charlotte juga cukup dekat mereka pernah beberapa kali mengobrol membahas hal random begitu pula dengan Maya. Ah, ia juga cukup dekat dengan Leonard ternyata pria itu tidak semenakutkan penampilannya yang sulit di ajak berbicara Brody dia sepertinya masih menganggap sebagai penghianat karena insiden Taiju.

"Disini kau rupanya"

"Oh, kau sudah kembali setelah mengawasi kapal Perseus"

"Apa yang kau lakukan disini di tempat menjijikkan ini?" Tanya Stanley karena mereka sekarang sedang di kandang sapi.

"Aku membatu memberi makan mereka dan melihat yang sedang memeras susu sapi. Terlebih lagi lihat! Aku melukis mereka bagus tidak?"

"Oh dan biasa saja"

Seperti biasanya (Name) kembali mengekori Stanley kadang ia heran sebenarnya yang sedang di awasi dirinya atau Stanley.

Perjalanan mereka berhenti di dekat aula terbuka dimana biasanya digunakan untuk latihan menembak ditambah lagi ada suara pesawat yang terbang rendah karena tempatnya cukup dekat dengan landasan pacu.

"Wohh!! Bukannya itu Charlotte? Hebat sekali dia meliuk-liuk di udara dengan pesawat itu." Puji (Name) dengan mata yang berbinar-binar. Jika ia bisa naik pesawat itu dan pergi ke udara ia bisa lebih jelas tahu posisi dimana Chrome dkk membuat terowongan.

"Tentu dia sudah profesional" sahut Stanley.

"Aku ingin naik pesawat itu!!"

"Hah? Memangnya kau bisa?"

"Aku memang tidak bisa tapi kau kan bisa"

"Kau ingin aku membawakan pesawat itu untukmu?"

(Name) mengangguk dengan semangat sebagai jawaban dan dibalas senyum remeh oleh Stanley. "Jangan bermimpi"

"Cih, dasar anjingnya Xeno sialan" gumam (Name) pelan tapi sepertinya pria di sampingnya menyadari kalau ia mengatakan sesuatu. "Kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak, tidak mengatakan apa-apa" tapi bukan (Name) namanya jika menyerah untuk mendapatkan sesuatu jika sudah gagal sekali.

Mata coklat terangnya menatap ke arah tempat latihan tembak dan sebuah ide terlintas dibenaknya.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita taruhan!!"

"Sepertinya kau masih belum menyerah. Kau ingin taruhan apa?"

(Name) menunjuk kearah senapan yang nganggur di lapangan tembak dan Stanley paham maksudnya.

"Kau menantangku untuk adu tembak denganmu?"

"Tidak bukan itu. Itu hal bodoh aku pasti akan langsung kalah. Taruhannya jika peluruku tepat sasaran dalam sekali tembak kau harus jadi pilotku dan jika gagal aku akan buang keinginanku untuk naik pesawat itu".

"..."

"..."

"Baiklah"

"Sungguh?"

"Kalau begitu aku akan berubah pikiran"

"Eh tunggu dulu. Baiklah ayo kelapangan"

Setelah di lapangan (Name) memeriksa terlebih dahulu apakah ada isinya atau tidak dan ternyata ada. Stanley yang memilihkan jarak tembak dan ia memilih jarak 150 m.

"Kau masih mau lanjut?" Tanya remeh Stanley karena ia tahu dengan jarak segini pemula amatir seperti (Name) akan kesulitan untuk menembak.

"Tentu lanjut. Meski aku tahu kau sengaja memilih yang itu"

"Perlu bantuan, nona? Kau tidak memiliki pengalaman menembak, kan? Aku yakin ini pertama kalinya kau memegang pistol"

"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri dan ya, aku memang tidak memiliki pengalaman lalu aku pernah memegang senapan kok tapi mainan kalau asli baru kali ini" balas (Name).

(Name) pernah meminta Yo untuk mengajarinya tapi si mantan polisi ugal-ugalan itu hanya memberikan teori bukan praktek cara menembak.

'Memanah dan menembak tidak beda jauh, kan? Keduanya sama bertujuan untuk membidik target. Yasudah kita gabungkan saja ilmu mata + memanah + pelajaran dari Yo & game. Ya game, sama seperti Ryusui dia juga bisa menembak dari game!!' batin (Name) yang sedang berusaha menyemangati diri sendiri.

(Name) melakukan persiapan mencari posisi nyaman untuk menembak mengunakan kedua tangannya. Stanley? Ia ikut memerhatikan.

'Kuda-kudanya buruk dan cara memegang pistolnya salah jika seperti itu bisa saja meleset. Tapi mari lihat seperti apa hasilnya' batin Stanley yang mengkritik.

Setelah menajamkan penglihatan dan merasa pas serta angin yang sesuai menurutnya. Pelatuk kemudian ditarik dan peluru keluar setelahnya.

Dor!! Entah karena hoki atau tidak peluru tersebut mengenai target. Stanley yang melihatnya terkejut bukan main dan langsung melihat kearah sang penembak yang tak kalah terkejut dengan hasilnya.

Tubuh (Name) terdorong beberapa cm karena kuda-kudanya tidak benar tangannya juga sampai tremor karena tekanan.

Kilatan kegembiraan terpancar cerah dari ekspresi wajahnya dan memandang sang tuan yang dari tadi melihatnya.

"Lihat!! Kau lihat tadi Stanley?!! Aku berhasil dalam sekali tembak!" Seru (Name) sambil senyum merekah diwajahnya berbeda dengan tangannya yang masih sedikit bergetar.

Stanley bungkam beberapa saat tapi sebelum tersenyum dan mengucapkan sesuatu. "Ya, aku melihatnya itu cukup hebat".

"Jadi kau mau-"

"Tapi aku belum puas". Ucap Stanley yang memotong perkataan (Name) membuat ekspresi bahagianya mulai luntur perlahan. "Eh?"

Pria Snyder melihat (Name) mulai murung terlihat puas dalam hati seakan ia telah mempermainkan sebuah harapan. Cih, dasar kejam.
"Aku ingin kau coba lagi. Pasti tadi hanya beruntung"

"Baiklah aku akan melakukannya lagi"

(Name) melakukan tembakan lagi dengan jarak yang sama tapi naas yang kedua benar-benar tipis padahal beberapa mm lagi kena.

"Sial, aku gagal padahal sedikit lagi. Hah~ sudahlah mungkin memang bukan rezeki" lirih (Name) meletakan pistol kembali ke tanah dimana ia menemukannya.

"Stanley seperti aku mena-" DOR!!

(Name) tak percaya apa yang dilakukan oleh Stanley yang menguarkan pistolnya dan menembakan ke arah target yang meleset oleh (Name) dengan mudahnya. "Eh? Apa yang kau lakukan? Aku sudah kalah"

Mata lentiknya menatap ke arah (Name) lalu memasukkan kembali alatnya pada sakunya.

"Masih ingin naik?"

"Eum, tapi kan..."

"Ikut aku"

Mengikuti kemana Stanley melangkah yang ternyata ke arah lapangan pacu sempat melihat kiri-kanan untuk mencari kapal yang nganggur yang memiliki dua kursi.

"Ayo naik"

"Eh?"

"Kali ini aku turuti kemauanmu tapi hanya satu kali putaran, mengerti?"

"Yes, ser!!"

Saat di udara (Name) sempat memikirkan kenapa Stanley mau menurutnya padahal dirinya kalah taruhan. Tapi sekarang bodo amat ia menikmati suasana terbang menggunakan pesawat.

Mengenai tujuan awalnya naik pesawat untuk melihat rekannya dari udara (Name) sudah menemukan mereka tapi sepertinya Stanley tidak menyadarinya.

Setelah turun pun ekspresi senang dan aura positif terus terpancar dari (Name) sedangkan Stanley dia biasa saja meski senyum tipis muncul sekilas.

(Name) di ijinkan pergi ketempat Gen karena Stanley ingin melapor atas patrolinya karena setelah datang tadi ia malah langsung mencari beban tambahannya yaitu (Name).

"Kau tampak senang hari ini Stan. Apa ada sesuatu yang bagus?" Tanya Xeno setelah menerima laporan rekannya.

"Entahlah. Tapi yang jelas aku menemukan sesuatu yang menarik"

"Benarkah? Apa itu? Beritahu padaku?"

"Tidak akan." Ucapnya sambil meninggalkan ruangan.

Karena Stanley dipanggil oleh Xeno akhirnya pengawasan (Name) diserahkan sementara ke pada Maya.

Tapi tiba-tiba ada dentuman besar yang sangat keras membuat Gen yang sedang mendengar kode uesugi dari kerajaan Sains terhenti.

Maya juga tiba-tiba keluar ruangan dan tak lupa menahan pintunya dengan sesuatu agar sepasang manusia didalamnya tidak keluar.

Gen langsung menempelkan telinganya pada dinding pintu mungkin saja ia dapat mendengar sesuatu. Padahal ada (Name) kenapa tak menyuruhnya? Oh, gadis itu juga menempelkan telinganya tapi pada tanah entah bisa mendengar mesin terowongan atau tidak. Tapi kemarin kemarin ia dapat mendengarnya.

"Hebat, dr Brody!! Sangat elegan!! Proyek untuk pertarungan akhir akan beraksi besok lusa!!". Seru Xeno dengan kerasnya.

"Bacot anjir. Aku jadi kesulitan mendengar apa yang ada di dalam tanah." Ucap (Name).

'Sesuatu yang besar? Kendaraan, mungkin? Apapun itu, ini gawat. Senjata rahasia dunia batu yang bahkan Senku dkk tak bisa bayangkan' Batin Gen yang mulai berpikir keras.

Menyadari hal itu (Name) akhirnya membuka suara. "Kau ingin tahu apa yang mereka diluar bicara? Aku tahu loh. Aku bahkan melihatnya, sekilas sih".

"Eh? (Name)-Chan kau tahu? Beritahu apa yang mereka buat?!"

"Mereka membuat kendaraan yang bisa dilakukan untuk menyusup diam-diam. Kendaraan bawah air"

"Jangan-jangan...."

"Tepat sekali. Kapal selam"

"Apa? Kapal selam di dun- tidak ini tidak terlalu mengejutkan sih karena kita sudah biasa. Tapi, itu benar-benar luar biasa".

"Yah, itu memang luar biasa"

"Lalu bagaimana dengan tim kita? Kita bisa saja kalah kalau begini?"

"Kita juga unggul ko. Jika Xeno membuat mesin di bawah air belarti kita sebaliknya kita di bawah tanah"

"Apa maksudmu? Eh? Jangan-jangan mesin bor? Belarti terowongan? Tapi kan Senku sedang cedera belarti ini dari Chrome chan"

"Hahaha begitulah. Raja material kita memang bisa diandalkan. Dan juga aku harus berterimakasih pad Stanley yang mengajakmu keluar jadi aku bisa mendengar lebih banyak"

________________________________
Sponsor this uploader:
https://trakteer.id/Anain_art/tip

Continue Reading

You'll Also Like

Re:Cursed By

Adventure

45.5K 1.5K 21
Y/N: CAN I GET A REDO PLSS!!!. Dark: Nope. Y/N: WHY?!, It was all good I got my isekai cheat skill and I got to design how I look like in the end all...
29.8K 3.9K 21
What will happen when two persons opposite from each other and hated each other will marry due to circumstances. If you want to know then check out t...
14.6K 333 16
An alternate Jason Uchiha timeline
172K 5.1K 100
After the death of Gwen Stacy, Peter hadn't had the courage to become a hero again. Meanwhile, the Justice League were looking for a more experience...