IS THIS A DREAM? [DR. STONE]

By ndrln13_

88.2K 13.4K 1.2K

(FullName) gadis yang secara tiba-tiba berpindah dimensi tanpa dirinya sadari. Dirinya yang tadinya 3D beruba... More

0
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Epilog
Extra Chapter l
Extra Chapter ll
Extra Chapter lll
Extra Chapter lV
Extra Chapter V
Extra Chapter Ending

2

3.2K 461 7
By ndrln13_

Note: Typo, non baku, spoiler, tinggalkan Vote dan Komen.

-
-
-
-
-
-
-
-
»»-------------¤-------------««

Jelb...

Suara anak panah yang diluncurkan pada Gen sebagai sambutan selamat datang. Sungguh sambutan yang bagus sekali.

"Matte, Tsukasa-Chan! Ini aku!".

Suaranya masih terengah-engah karena lari ber puluhan kilometer dari tempat desa Ishigami sampai kesini.

'Jika aku jadi dirinya sudah patah kakiku'. Batin (Name) yang sedang bersembunyi di belakang batu.

"Tsukasa-Chan! Aku menemukan sebuah desa primitif. Aku sempat bertarung dengan mereka dan sedikit terluka. Dan Senku-Chan..."

Informatika yang disampaikan oleh sang mentalis membuat Tsukasa meliriknya dan menanti jawabnya.

"Senku-Chan menghilang tanpa jejak". Lalu suara jentikan jari terdengar. "Tidak diragukan lagi, dia sudah mati".

"Gen. Meski kamu sudah melihat mayatnya Senku. Kalau misalnya dia masih hidup entah dimana, dan menemukan suatu desa, dia pasti akan mendirikan Kerajaan Sains. Eum... Cukup masuk akal. Dan itu skenario terburuknya. Setelah seluruh pasukan tempur siap, kita ambil alih desa itu dengan paksa". Balas Tsukasa dan Gen tidak bisa berkutik.

Lalu Gen diminta pergi oleh sang pemimpi dan langsung dituruti oleh pria dengan rambut dwiwarna tersebut.

"Bagaimana menurutmu (Nn), apa benar Senku telah mati seperti yang dikatakan olehnya?". Tanya Tsukasa.

"Asagiri Gen, dirinya merupakan seorang mentalis, kan? Menurutku jawaban yang ia sampaikan tadi tidak menyakinkan. Karena dirinya bisa saja perkataan yang ia katakan tadi hanyalah omong kosong belaka. Itulah pendapatku".

Dari mana gadis itu tahu tentang Gen tentunya setelah mewawancarai beberapa orang yang ada ditempat ini.

Lalu (Name) pergi keluar dirinya pengap jadi ingin menghirup udara yang sejuk.

"Pengen makan rujak!". Entah kesambet dari mana dirinya ingin sekali memakan rujak tapi sepertinya tidak akan terwujud karena bahannya yang tidak ada.

Akhirnya dirinya hanya bisa bergelantungan didahan pohon seperti kelelawar untuk mencari kesibukan.

Melihat Yuzuriha yang akan melewati tempatnya ini. Tiba-tiba terbersit sebuah ide jahil dikepalainya.

Saat sudah dekat dengan pohon (Name) mengagetkannya dengan cara bergantung terbalik.

"DOR...!"

Yuzuriha terkejut bahkan sampai menjatuhkan barang bawaannya sedangkan (Name) tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, kau kena, Yuzu-Chan! Hahaha". Perempatan image muncul dikepala gadis bersurai pendek tersebut.

"(Nn)-Chan jangan mengagetkanku!".

"Maaf, aku bosan dan melihat mu lalu ide tadi muncul dan, Bum! Kamu terkejut hahaha itu sangat lucu, hahaha, haha- ohok, ohok ohok". Akibat tertawa terlalu lepas membunuhnya tersedak ludah sendiri.

"Kena karmanya kan, kamu jadi tersedak". Omel Yuzuriha sambil mengambil barang yang ia jatuhan.

(Name) penasaran apa yang ada didalam kantung yang Yuzuriha karena pendengarannya mendengar suara gesekan benda-benda kecil.

"Yuzu-Chan, Apa isi didalam sana". Tunjuk (Name) kearah kantung yang ada dipelukannya.

"E-eh? Em... I-ini bukan apa-apa".

'Apa aku akan ketahuan? Apa aku harus memberitahu kalau ini adalah kepingingan patung manusia yang di batuk,kan? Tapi jika dia memberitahunya pada Tsukasa bagaimana?'. Batin Yuzuriha Panik

"Eehh... Padahal ku pikir kau membawa sesuatu yang menarik. Sudahlah, aku pergi dulu ya, Yuzu-Chan. Ingin menjahili yang lain!".

Setelah (Name) cukup jauh dan berakhir tidak terlihat kerena ditelan oleh hutan yang rindang. Yuzuriha menghela nafas lega karena rahasia tidak terbongkar.

Tak jauh dari tempat Yuzuriha ada para gadis lain yang sedang mengumpulkan buah-buahan dan juga sayuran.

Mereka tidak menyadari kalau ada seekor ular yang sedang mendekat ke arah mereka.

Sret... Jelb.. Anak panah tersebut tepat mengenai kepala ular dan membuat langsung mati seketika.

"Ehh... Siapa yang melakukan ini?".
"Aku tidak menyadari ada ular".
"Kita harus waspada".

"Kalian tidak ada yang terluka, kan?". Tanya (Name) berlari ke arah mereka.

"Ah.. Nona terimakasih telah menyelamatkan kami".

"Tidak malah, melindungi kalian merupakan salah satu tugasku". Balas (Name) dengan senyuman manis dan seketika menyadari sesuatu.

"Tunggu, kalian memangil ku apa tadi?".

"Nona?". Jawab salah satu dari mereka.

"Eh, salah ya? Banyak dari kami menyebutmu dengan sebutan Nona karena kamu kekasihnya Tsukasa-san, kan? Jadi kami harus memanggilmu sehormat mungkin". Ucap gadis lain.

(Name) sweatdrop apa-apa rumor yang sungguh tidak benar ini pikirnya.

"A-ah... S-sepertinya kalian salah paham aku hanya menganggap Tsu-Chan sebagai kakakku begitu pun sebaliknya". Jelas (Name).

"Eehh... Ternyata selama ini kami telah salah paham. Maafkan kami".

"Tidak malah dan juga terserah kalian mau memanggil ku apa. Lagi pula aku tidak masalah. Kalian lain kali hati-hati". Lalu (Name) pergi meninggalkan para gadis tersebut dan tak lupa mengambil kembali anak panahnya yang menancab di kepala ular.

Kali ini (Name) berpatroli disekitar tebing yang dimana menjadi tempat para penduduk kerajaan berlalu lalang.

"Nona kami mendapat banyak sayuran favoritmu".

"Wah... Hebat. Kerja bagus kalian!'. Puji (Name) dengan senyuman dan membuat mereka merona. "HA'I...!".

"Nona lihat apa yang barus kami tangkap. Kelincinya sangat besar!".

"Kalian sisakan sedikit untukku, ya!".

"Siap".

"Ara~ kau sepertinya sudah terkenal padahal baru seminggu disini." Ucap Minami dari ruangan yang ada didinding tebing.

"Ya, begitulah. Syukurlah aku mudah bersosialisasi dengan mereka." Jawab (Name)

Karena tidak ada lagi yang bisa ia lakukan mending dirinya kembali masuk ke hutan dimana ia bisa cosplay jadi bolang.

Saat memasuki hutan (Name) melihat Homura yang sedang berlatih dihutan dengan sangat lihai meloncat ataupun memutar diudara.

(Name) ingin mengikuti Homura dan ikut meloncat kearah pohon dan melompat maupun berputar seperti gadis bersurai Pink tersebut.

Homura terserak karena batu tahu ada yang bisa menyainginya dalam hal kelenturan.

"Hallo Homu-chan!".

"(Nn)?".

Homura memutuskan untuk mendarat begitu pula turun dari pohon.

"Kamu sangat hebat Homura. Apa bisa mengajariku?!".

"Kalau tidak salah tadi itu gerakan senam Akrobatik, kan? Jangan kau Atlit, ya?".

"Eum. Dulu aku seorang senam Akrobatik".

"Wooh. Aku pernah melihatnya di tv, gerakannya sungguh meliuk-liuk dan melihatnya saja terlihat sangat sulit. Ajari aku dong!!".

"Bukannya gerakan mu tadi termasuk senam Akrobatik?".

"Benarkah? Padahal aku tidak pernah belajar hal itu karena kalau kursus pasti sangat mahal. Lagipula kupikir yang kulakukan hanyalah gerakan absurd tak beraturan." Jawab (Name) dan membuat Homura tersentak.

"Lalu dari mana kau belajar hal tadi?". Tanya Homura dan dijawab oleh (Name) dengan sangat mengejutkan. "Tarjan!".

"Hah?".

"Hehe... Aku sedari kecil sering bermain dihutan dan semenjak nonton film Tarjan dan beberapa film lainnya kemudian aku mempraktekkan gerakan-gerakannya seperti meloncat berayun dan masih banyak lagi lainnya alhasil... Wualah... Jadi begini". Jawab (Name) mengusap belakang kepalanya dan tersenyum sambil melihat giginya.

'Yang benar saja. Sungguh sulit dipercaya'. Batin Homura saat mendengar penuturan dari gadis didepannya.

"Aku pergi dulu ya, Homura. Lain kali ajarkan teknik akrobatik milikmu itu". Ucap (Name) dan melompat ke satu pohon kepohon yang lain

Karena pergi tanpa arah dan berakhir tersesat. "Aku dimana!!". Pekik (Name).

Alhasil dirinya berjalan dengan mengikuti instingnya saja dan berakhir sampai disebuah tempat yang tidak asing baginya.

"Tunggu sebentar. Inikan tempat persembunyian senku dan yang lainnya saat ingin membebaskan Chrome dan melakukan penyerangan kepada Tsu-Chan".

(Name) kemudian berkeliling ditempat tersebut berniat untuk memberi pesan tersembunyi pada Senku.

"Ketemu! Ini akan menjadi tempat yang bagus". Ucap (Name) saat menemukan pohon yang berlubang cukup besar.

"Tadi yang dibawa oleh Yuzuriha adalah kepingan-kepingan batu yang Tsukasa hancurkan, kan?".

"Jika aku melaporkan pada Tsu-Chan apa dia akan memujiku atau bahkan memberikan hadiah, tidak ya?".

Lalu (Name) pergi ke markas kembali dengan dengan cara meloncati beberapa pohon.

Beberapa hari telah berlalu seperti Senku sekarang sudah menikah meski hanya berlangsung beberapa menit dan berakhir menjadi duda dan menemukan sedikit tentang pembantu.

Salah satu bawahan Tsukasa datang menemui (Name) dan menggatakan kalau Tsukasa ingin bertemu dengannya untuk membahas sesuatu.

Sesudah sampai disana bukan hanya ada Tsukasa melainkan ada dua bawahannya berambut putih.

Siapa lagi kalau bukan Hyoga ditangan kanan dan Ukyo si tangan kiri.

"Sepertinya akan terjadi pembicaraan yang serius ya disini. Jadi kenapa kau memanggilku?".

"Malam ini Hyoga dan para bawahnya akan mencari tahu tentang desa primitif yang dikatakan Gen beberapa hari lalu". Jelas Ukyo.

"Benarkah? Lalu apa hubungannya denganku apa aku perlu ikut dengannya?".

"Tidak, mengirim Hyoga saja sudah cukup untuk pergi melakukan penyelidikan ini". Balas Tsukasa.

"Baguslah, lagipula aku sibuk mengawasi warga di kerajaan ini dari atas gua". Pertanyaan (Name) membuat Hyoga bertanya. "Mengawasi?"

"Ya, mengawasi. Dari atas aku bisa melihat dengan jelas siapa saja orang yang ada ditempat ini meski aku tidak mengetahui namanya. Dan ada yang membuatku sedikit heran. Karena tidak melihat ataupun mendengar suara dari Gen, selain waktu itu. Apa ksu pernah mendengarnya juga, Ukyo-kun?". Penjelasan dari (Name) dan diakhiri dengan tanya.

"Benar juga. Beberapa hari ini aku tidak mendengar aktifitas darinya". Timpal Ukyo.

"Kau seperti seorang penguntit saja mengawasi semuanya". Ledek Hyoga dan membuat (Name) kesal.

"Bisakah menyebutku dengan sedikit lebih keren seperti mata-mata atau apalah itu".

"Jadi kemungkinan Gen adalah penghianat kerajaan, ya? Meski itu belum pasti".

Ukyo pamit undur diri ingin meyiapkan latihan untuk sepupu pemimpin mereka dan saat Hyoga ingin pergi tapi (Name) sempat menahannya sebentar

"Hyoga aku sarankan padamu tetaplah waspada dan jangan menganggap remeh lawan karena insting milikku berkata kalau Asagiri Gen telah berkhianat. Kau tahu insting milikku ini tidak pernah meleset loh!".

"Akan ku ingat pesanmu jika aku tidak lupa". Lalu dirinya pergi untuk menyimpan pasukan miliknya.

"Jika kau lupa belarti sudah pikun. Dasar udah tua bahkan umurmu sudah lebih dari 3700 tahun." Ledek (Name) padahal dia sudah berbaik hati ngasih sedikit spoiler tapi malah tidak didengar.

"Apa maksudmu (Nn) apa kamu meragukan kemampuan Hyoga?". Tanya Tsukasa yang sedikit tidak menyukai apa yang gadis itu ucapkan.

"Tidak bukan itu. Bukannya Tsu-Chan pernah bertarung dengan salah satu warganya kan? Saat itu kemampuannya sudah segitu bagaimana dengan sekarang pasti dia sudah berlatih. Lagipula tidak mungkin dalam satu desa hanya memiliki satu orang kuat saja pasti dirinya juga memiliki teman, kan? Dan...".

"Dan jika Senku tidak mati dan malah membantu mereka untuk membuat sesuatu dengan kemampuan Sains miliknya itu bisa menjadi bumerang". Lanjut Tsukasa yang sepertinya sudah paham dengan jalan pikiran gadis bersurai hitam tersebut.

"Benar, sekali! Si Senku itu bahkan bisa membuat bubuk mesiu jadi tidak bisa dipungkiri juga kalau dirinya bisa membuat yang lain". Sahut (Name).

Tak... Tsukasa tiba-tiba menyentil dahi (Name) pelan karena yang dikatakannya terlalu jauh meski tidak bisa dipungkiri kebenarannya.

"I-itte... Kenapa Tsu-Chan tiba-tiba menyentilku?!". Rising (Name) sambil mengusap kepalanya.

"Janganlah berpikir terlalu jauh dahulu. Kita nantikan saja hasilnya dari Hyoga nanti".

"Ha'i, ha'i, terserahmu saja. Aku akan berlatih dengan Ukyo-kun dulu. Sampai nanti, Tsu-Chan." Pamit (Name) berlari kearah hutan untuk menemui orang yang dijuluki bisa mendengar segalanya.

Timnya Hyoga sudah pergi sore ini katanya agar bisa sampai saat malam hari. Sedangkan didesa Ishigami sedang menggelar pesta besar-besaran.

Saat melakukan penyerangan awalnya mereka unggul akan tetapi semuanya berbalik saat mereka mengira kalau senku dan yang lainnya sudah membuat senapan.

Dan Gen menggiring mereka untuk mundur dan mereka mempercayai begitu saja.

"Meskipun itu artinya... Kamulah yang dirumorkan itu...".

"Selagi kalian menunggu, kami sudah menyelesaikannya sejak lama, lo...."

"Eh~ itu kabar baik untuk kami. Untuk Tsukasa-kun juga".

"Iya, katakan ini pada Tsukasa. Ishigami Senku masih hidup. Dan dengan kekuatan sains, kami sudah berhasil membuat sepuluh miliar senapan!".

Meski hanya sebuah gertakan kecil mereka berhasil membuat pasukan Hyoga mundur dan bersembunyi didalam hutan untuk merencanakan penyerangan berikutnya.

"Kita tidak bisa melapor pada Tsukasa-san setelah dipermalukan seperti ini! Sialan! Andai si kerempeng itu tidak punya senapan!".

"Yah, supaya pemantiknya tidak menyala, tinggal diserang saat badai, bukan?". Usul Gen dan langsung disetujui oleh para bawahan Hyoga.

"Kalau kita kesampingkan alasan-alasan bodoh kenapa kalian bisa kalah itu, menyerang saat badai itu terlalu mudah tertebak, dan sama saja seperti cari mati. Sejak kita mengetahui bahwa Senku masih hidup, keadaannya sudah berubah total. Kita harus lakukan dengan benar. Lebih baik kita segera kembali dan bergabung dengan pasukan utama Tsukasa-kun".

"Hah! Apa kau takut, Hyoga?! Tanpa "tombak hampa" atau apalah itu namanya. Kau sama sekali tidak bisa bertarung! Atau kau takut karena akan ditertawakan dan diejek habis-habisan oleh Nona, kan?".

Hyoga berdecih didalam hati karena apa yang dikatakan anak buahnya benar pada bagian akhir. Jika dirinya pulang dalam keadaan seperti ini pasti (Name) akan mengolok-olok dirinya.

"Bwahaha kau gagal dalam misimu? Menyedihkan sekali."

"Katanya tangan kanan Tsu-Chan tapi kok lawan sekumpulan bocah aja kalah. Upss canda kalah."

"Bagaimana rasanya kalah? Aku jadi penasaran bagaimana ekspresimu saat dikalahkan mereka blablablabla..."

Kerutan kekesalan muncul di pelipisnya saat berbagai ejekan yang (Name) berikan kalau dirinya pulang dengan tangan kosong.

Sebutan Nona untuk (Name) sudah diketahui Hyoga. Karena hampir sebagian dari warga Kerajaan Otot lebih suka memanggilnya dengan sebutan Nona dari pada (Nn).

""Tombak hampa"? Apa itu karena bambu yang ada ditengah ini? Eh, aku baru pertama lihat".

"Saranku, jangan disentuh. Itu kalau tidak ingin kubunuh, ya".

"Ah, maaf, Hyoga-Chan".

Hyoga berencana ingin memanfaatkan para anak buahnya untuk mengukur seberapa jauh perkembangan dari kerajaan Sains.

Ekstra:

Hachuhh, (Name) tiba-tiba bersin dan mengidik.

'Sepertinya ada yang membicarakanku.' Batin (Name) sambil menggosok-gosok hidungnya.

"(Nn) Chan kau tak apa?" Tanya Ukyo khawatir.

"Tak apa-apa. Tenang saja tadi hanya bersin biasa."

"Jika kau kedinginan masuk saja kedalam aku akan berpatroli sendiri."

"Sudah ku katakan aku baik-baik saja."

Kemudian mereka melanjutkan patroli dengan tim lain tapi karena ajakan (Name) mereka malah berakhir ngerumpi didepan api unggun.

________________________________
Sponsor this uploader:
https://trakteer.id/Anain_art/tip

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 50 8
"Hi random number. I feel like shit and I need someone to vent to. I don't expect a reply I just need to type everything out..." seen 10:32 "Hi mr a...
45.9K 2.2K 79
What if it wasn't Japan that teleported to another world, but the superpower country on Earth, America's Cold War rival that in our OTL is collapsed...
13.2K 375 26
Y/N L/N is a single mother, taking care of her adopted daughter, Dorothy, while also juggling both a night job and a day job. Other than that she liv...
Re:Cursed By

Adventure

45.5K 1.5K 21
Y/N: CAN I GET A REDO PLSS!!!. Dark: Nope. Y/N: WHY?!, It was all good I got my isekai cheat skill and I got to design how I look like in the end all...