JUNI ( COMPLETE )

Od sourmatchalatte

121K 5.4K 475

- Kinaya sudah memantapkan diri untuk tidak percaya dan bergantung pada apapun dan siapapun, Kinaya hanya per... Více

1. FIRST IMPRESSION
2. QUESTIONS
3. BERANGKAT BARENG
4. NAMANYA MATCHA BUKAN RUMPUT
5. DIA ORANGNYA
6. ABOUT MAHARAGA
7. RUMAH SAKIT
8. PERINGATAN
9. HARUS JADI SIAPA SIAPA TITIK
10. BYE ABEL
11. MASUK SURGA?
12. ROOFTOP
13. THANK YOU, KINAYA.
14. LANGKAH PERTAMA
15. CALON MANTU
16. SAKSI DAN SIAPA?
17. ROMBONGAN
18. GOTCHA!
19. SEBUAH PESAN
20. GELISAH
21. AVEGAS VS GARDIONS
22. HEY, WAKE UP!
23. ALMOST DONE
24. UKS
25. KEDATANGAN AVEGAS
26. KINAYA VS ARKA
27. FINALLY, SAKIT GIGI.
28. SALTING
29. GERAK CEPAT
30. Devan Lagi
31. Treat Better
32. Asik, Official!
34. Abelia Dwijaya
35. Liontin Hijau
36. Teman?
37. Keluarga Bagaskara
38. Pertemanan Toxic
39. Masa Lalu
40. Nusantara vs Bangsa
41. Murid Baru
42. Preparation
43. SHADOW
44. DI MATA ORANG LAIN
45. BALIK DI SERANG
46. SI GADIS ASING
47. CAFE
48. INSIDEN
49. BERANGKAT BARENG
50. MENCARI CELAH
51. PERTAMA KALI
52. USAI
53. MENGHILANG
54. DI SEKAP & PELAKU SEBENARNYA
55. BENANG MERAH
56. SELFISH
57. DIAM
58. THE DAY
59. THE DAY 2
60. AMBIL WAKTU
61. BERBICARA
62. AKHIR DARI PERJUANGAN
EKSTRA PART
GIVE AWAY!💐💐💐

33. Dijodohin?

1.3K 68 0
Od sourmatchalatte

Pagi ini Kinaya berangkat bersama Gio menggunakan motor sport kesayangan lelaki kardus ini, ya setelah dua bulan menjalani hubungan yang sudah berstatus sebagai pacarnya ini, tidak ada yang berubah. Hanya saja perlakuan Gio yang makin lama semakin manis. Jangan tanya reaksi teman temannya ketika mengetahui mereka berdua sudah resmi berpacaran, bahkan Dimas tidak segan segan meminta traktiran pada Gio setiap hari.

"Nangis banget, Kinaya sama Gio makin lama makin rapet aja,"

"Tapi emang cocok banget sih mereka,"

"Yang satu ganteng, yang satu cantik."

"Tapi gue masih ga ikhlas anjir!"

"Gausah didengerin," ucap Gio sambil merapihkan anak rambut Kinaya yang berantakan.

"Asik, masih pagi udah pamer dosa aja lo!" Gertak Devan.

"Heh gembel! Sirik banget lo sama temen sendiri!" Kesal Damian sambil menoyor kepala Devan dari belakang.

Jere ikut memukul bahu Devan keras, "Tau nih,"

"Pada dzolim banget lo sama gue," ucap Devan sambil memasang wajah nelangsa

"Si Devan dari awal Kinaya sama Gio jadian kan emang udah jadi haters." Balas Jere.

"Berisik lo kang cctv," sungut Devan mengundang gelak tawa teman temannya.

Memang diantara teman temannya, hanya Devan yang masih sensi terhadap pasangan sejoli itu.

****

Gio akhirnya dirumah, setelah mengantarkan Kinaya pulang, seketika ia mengernyitkan dahinya ketika melihat mobil yang ia tidak kenal terparkir di halaman rumahnya. Ada tamu? pikirnya.

"Ada siapa Mba?" Tanya Gio pada Mba Ningsih.

"Ada tamu Bapak dan Ibu Mas." Jawabnya. Memang saat ini Papanya sedang tidak berangkat ke kantor akibat masih lelah setelah pulang dari luar negeri kemarin.

Gio menganggukan kepalanya. Namun ia membelalakkan matanya ketika melihat siapa tamunya. Terlihat dua orang paruh baya bersama satu perempuan yang seumuran dengannya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

Nayla memberi arahan Gio untuk duduk di sofa sebelahnya. "Udah pulang sayang? Sini duduk,"

Gio kemudian menyalami kedua orang tuanya beserta tamunya.

"Aska mana Bun?"

"Aska di atas lagi tidur Bang."

"Ini Gio? Ya ampun udah besar banget ya, ganteng lagi."  Ucap perempuan yang terlihat seumur Nayla.

"Duduk Gi," titah Darren.

Gio hanya terdiam, apa lagi melihat wajah kedua orangtuanya yang terlihat tidak suka dengan tamunya ini.

"Jadi gimana Pak Darren?"

Darren menghela nafasnya pelan. Lalu menatap tegas lawan bicaranya,  "Bisa dijelaskan ulang Pak? Alasan yang membawa Bapak sekeluarga datang kemari."

"Saya dan Istri saya datang karena ingin mengusulkan penyambungan tali silaturahmi dan mengembangkan bisnis perusahan Bapak dan perusahaan saya.. dalam bentuk perjodohan putra putri kita. Lagi pula saya perhatikan Gio dan Abel berada di sekolah yang sama, pasti mereka sudah mengenal satu sama lain."

Apa? Perjodohan? Gio benar benar tidak habis pikir, memang ia hidup di zaman apa sampai harus dijodohkan seperti ini. Kemudian Gio mengangguk pelan, mengerti ini lah alasan utama yang membuat kedua orang tuanya tidak nyaman.

Gio tidak perlu khawatir bahwa Papanya akan menerima tawaran ini, jelas pasti menolak. Selain sikap kedua orang tuanya yang memperlihatkan rasa sukanya pada Kinaya, kedua orang tuanya juga menganut kebebasan dalam memilih, dan apa? Urusan bisnis? Cih.

"Lagi pula Gio kelihatan cocok kok sama Abel, ya kan sayang?" Ucap perempuan itu pada putrinya.

Sedangkan Abel hanya tersenyum malu.

"Begini Pak Aris dan Ibu Dela, bukan bermaksud saya tidak sopan. Tapi saya dan suami saya tidak pernah berpikir untuk menjodohkan Gio dengan siapapun, saya membebaskan Gio untuk memilih dengan siapa saja menjalin berhubungan." Ucap Nayla berusaha sesopan mungkin, yang sebenarnya ia sedang menahan marah. Enak saja dua orang ini, kenal saja tidak tiba tiba datang dan mengusulkan perjodohan, apa mereka tidak tau jika putranya sudah punya kekasih , mengingat putrinya benar berada dalam satu lingkungan sekolah mustahil jika tidak tau.

"Oh begitu. Tapi mungkin Ibu dan Bapak bisa dipikirkan terlebih dahulu, apa lagi jaman sekarang banyak anak anak yang gaya berpacaran ya sudah melebihi orang dewasa, jadi lebih baik kita menghindari hal tersebut dengan menjodohkan putra putri kita." Jawab Dela sambil mengelus putrinya menenangkan, tentu ia bisa merasakan kalau putrinya sedang di rasa khawatir.

Aris mengangguk, "Iya betul apa yang di katakan istri saya, lagi pula Abel sudah setuju jika di jodohkan dengan Gio. Ya nak?" Tanya Aris kemudian pada Abel.

Abel menatap Gio sekilas, lalu beralih pada kedua orang tua Gio sambil tersenyum manis. "Iya Om Tante, Abel setuju."

"Lah main setuju setuju aja, emangnya Gio mau dijodohin?" Sentak Gio kesal. Melihat wajah Abel yang sedang tersipu membuat dirinya muak.

Abel tersentak dari tempatnya ketika mendengar nada suara tak suka dari mulut Gio.

"Gio." Tegur Darren.

Darren berdehem mencairkan suasana yang sedang tegang. "Abel benar satu sekolah sama Gio?"

Abel mengangguk sambil tersenyum malu, "Betul Om."

"Kenal dekat dengan Gio?"

Abel terdiam, bingung untuk menjawab. Kemudian menjawab dengan gagap. "De..dekat Om."

Mendengar jawaban ragu dari lawan bicaranya Darren tersenyum tipis. "Tau kalau Gio sudah punya pacar?"

Pertanyaan Darren membuat ketiga orang didepannya terkejut, "Gio sudah punya pacar?" Tanya Aris.

"Sudah Om," jawab Gio tegas.

"Oh gapapa ya kalau gitu, kan masih pacaran belum terikat lebih jauh." Gio bersama kedua orang tuanya menggeram emosi mendengar ucapan Dela yang terlihat santai.

"Lagi pula Abel pasti lebih baik dari pada pacarnya Gio, Abel ini anak rajin dan sopan loh Gi."

Gio berdecih sinis, sopan? Membully kekasihnya didalam toilet sampai masuk rumah sakit apa termasuk dalam kesopanan? Tidak taukah perempuan ini bahwa putrinya adalah seorang kriminal.

"Saya ga mau basa basi lagi, biarkan putra saya yang menjawab. Gionendra silahkan menjawab." Gio menegakan tubuhnya ketika mendengar suara tegas Papanya.

"Gio menolak usul ini dengan hormat, maaf sebelumnya Om dan Tante saya ga bisa menerima ini. Alasan utama saya punya pacar, dan untuk alasan saya dan pacar saya tidak terikat lebih jauh seperti yang Tante katakan. Itu salah besar, siapapun yang sudah saya ajak untuk menemui kedua orang tua saya itu tandanya saya benar benar serius dengan gadis itu. Dan saya pacar saya, Kinaya. Tentu sudah saya ajak untuk bertemu kedua orang tua saya."

"Tapi belum tentu orang tua kamu setuju kan?" Tutur sinis Dela.

Nayla mengelus lengan suaminya, ia tau bahwa kedua lelakinya sedang menahan amarah sedari tadi.

"Untuk hal itu biar Bunda saya ambil alih." Bisik Nayla.

Nayla mengangguk, "Saya dan suami saya tentu setuju, Gio tidak akan menjalin hubungan kalau memang saya dan suami saya tidak menyetujui. Terlebih saya memberikan kebebasan, tapi Gio masih dalam tanggung jawab kedua orang tuanya penuh, jadi kami masih ikut andil dalan keputusan anak saya. Betul begitu Pa?" Tanya Nayla pada suaminya.

"Betul Pak Aris dan Ibu Dela. Saya mohon maaf sebelumnya, terlebih keluarga saya dan keluarga kekasih anak saya sudah bertemu dan sudah membicarakan perihal hubungan yang sedang dijalan kan oleh kedua anak kami. Jadi saya mohon maaf yang sebesar besarnya bahwa saya menolak usulan ini."

Abel meremas dressnya kesal, sial! Ia sudah berbulan bulan menyiapkan semuanya, memaksa kedua orang tuanya untuk meminta dijodohkan dengan Gio, mengiming imingi memperluas bisnis dan kekuasaan keluarga Adinata. Siapa yang tidak mau menjadi bagian dari keluarga Adinata, pebisnis yang sudah menjulang sampai asia.

Tapi lagi lagi ia gagal, Abel juga baru tau kalau ternyata Kinaya dan Gio sudah sejauh ini, ia pikir Kinaya belum pernah kesini, ia pikir bahwa ia satu satunya perempuan yang menginjakkan kakinya di rumah megah ini. Ia ingin menangis saja rasanya.

"Apa Bapak dan Ibu sudah yakin kalau keluarga kekasih putra Bapak berasal dari keluarga baik baik?"

Darren mengeryit dahi, "Apa maksudnya?" Tanyanya pada Aris.

"Ya siapa tau kekasih putra Bapak mendekati Gio hanya karena kekayaan? Atau bahkan juga perihal masalah bisnis?"

Darren tertawa pelan, "Keluarga Bagaskara sudah ga butuh bantuan siapa siapa lagi hanya untuk memperluas bisnisnya, tanpa bantuan orang lain perusahaan itu akan tetap berdiri tegak. Siapapun tau akan hal itu Pak Aris Dwijaya."

Aris membelalakkan matanya, Bagaskara? Sial! Bahkan dengan keluarga Adinata saja, Bagaskara masih berdiri diatas jauh.

"Baik lah kalau begitu, terimakasih banyak atas jamuannya. Saya dan keluarga saya pamit." Aris berdiri, diikuti oleh keluarganya.

"Baik, silahkan." Jawab Darren sopan.

****

Wkwkwk untung ga jadi.


Selamat membaca semua!

Jangan lupa vote ya!


****
Tbc

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

5.9M 329K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
197K 9.6K 48
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ "Saya, Shehrnaz Fazila Putri. Saya mencintai leader pasukan Erudite. Maka dari itu, saya akan menerima tantangannya u...
41.1K 1.2K 51
[Di harapkan follow sebelum membaca] Kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Tidak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa mencapai kata sempurn...
268K 17.2K 69
Harap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi seda...