Mereka yang sedang ada didapur mengalihkan atensi mereka ke arah jendela, terdengar suara deruman mesin mobil dari luar, "Itu Papa pulang."
"Yuk siapin, ih Bunda seneng banget deh hari ini." Monolog Nayla yang masih bisa didengar oleh kedua remaja yang tidak jauh darinya.
"Aska juga seneng." Celetuk Aska gempal.
Gio terkekeh gemas dan mencubit pipis Aska pelan, "Bisa aja lo bocil."
Kebahagiaan Nayla menular pada Gio, Gio yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum melihat raut wajah Bunda dan Adiknya ya yang berseri seri.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.
Terlihat dari arah ruang tamu, pria bertubuh tegap berjalan dengan pakaian kantornya, diikuti oleh Mba Sari dibelakang membawakan tas kantor sang pemilik.
"Wah, smells so good," gumam Darren sambil menghirup banyak banyak udara.
Nayla menghampiri suaminya, "Papa bersih bersih dulu ya. Bunda udah masak,"
Melihat raut bahagia terlihat dari wajah istrinya, Darren mendadak mengangguk dan tersenyum lembut. "Sebentar ya semua."
"Iya Pa." Jawab Gio dan Kinaya bersamaan.
Setelah membersihkan diri, Darren kembali turun menuju ruang makan. Terlihat putra putri berikut istrinya sudah duduk manis dikursi masing masing.
"Wah carbonara." Pekik Darren ketika melihat makanan favoritnya yang sudah tersedia rapih.
"Iya dong, Bunda masak dibantuin Aya. Seneng deh."
Darren ikut tersenyum melihat keantusiasan istrinya, lalu menoleh ke arah Kinaya. "Wah kayanya ada yang bahagia banget nih."
Nayla hanya tersenyum lebar membalas ucapan suaminya. Ia kemudian menyiapkan makanan di piring.
"Aya gimana suka sama kamarnya?" Tanya Darren.
Kinaya mendongak, menatap iris abu abu didepannya. Ia seketika teringat ucapan Gio bahwa Papa yang mengubah dan mendekorasi kamar sesuai dengan warna yang ia suka. "Suka banget Pa. Makasih banyak ya, maaf Kinaya ngerepotin."
Darren menggeleng, "Gak dong, Papa seneng."
Kinaya tersenyum manis mendengarnya, sedangkan Gio hanya diam. Masih memperhatikan interaksi ketiganya, ia masih tidak menyangka mendapatkan tambahan personil di meja makan keluarganya. Bahkan personil spesial.
"Kenapa ngeliatinnya gitu banget?" Suara Kinaya membuyarkan lamunan Gio.
"Engga, cantik."
Kinaya melolot, lalu memukul bahu lelaki kardus disampingnya ini. "Astaga Gio!"
Sedangkan Gio hanya tertawa lepas, ia senang sekali melihat raut wajah Kinaya yang terlihat sebal. "Aw.. sakit. Kok kdrt sih Ay?!"
"Hey! Makin ngelunjak ya lekaki kardus ini!"
Aska maju dan memukul kencang lengan Gio dengan mobil mainannya, "Abang jangan nakalin Kakak!"
"Heh mana ada nakalin, fitnah aja lo gempal!"
Nayla hanya menggelengkan kepalanya, "Udah Gi, kasian di ledekkin mulu."
Kinaya yang mendapatkan pembelaan, memeletkan lidahnya meledek. Sedangkan Gio hanya mendengus kesal. Semenjak ada Kinaya memang Gio sudah terasingkan.
****
Saat ini Kinaya dan Gio sedang berada didalam kamar Gio, mereka memutuskan untuk menonton film setelah selesai makan malam. Setelah dipaksa untuk menginap Kinaya hanya bisa pasrah, apalagi ketika Papa sudah memutuskan untuk menelpon Ayah, Kinaya akhirnya tidak punya alasan untuk menolak.
Kinaya duduk bersandar di dada Gio, dengan tangan Gio yang memeluk Kinaya dari belakang, dan tangan satunya mengelus rambut Kinaya lembut.
"Are you, are you comin' to the tree?
Where they strung up a man, they say who murdered three
Strange things did happen here, no stranger would it be
If we met at midnight in the hanging tree
Are you, are you comin' to the tree
Where dead man called out for his love to flee?
Strange things did happen here, no stranger would it be
If we met at midnight in the hanging tree."
Gio memejamkan matanya ketika mendengarkan suara merdu Kinaya yang sedang bernyanyi.
"Katniss putus asa gak sih liat Peeta yang tiba tiba di cuci otaknya kaya gitu? Dia udah berusaha buat nyelametin padahal."
Gio mengangguk, "Iya lah, dia udah di doktrin kalau penyebab semuanya yang terjadi itu Katniss, makanya dia histeris pas ngeliat Katniss."
"Gilingan, sampe di cekek kaya gitu."
"Emang presidennya ga main main sih."
Sedari tadi Kinaya tidak berenti untuk mengomentari film yang sedang mereka tonton, yang dengan senang hati Gio tanggapi.
Gio semakin memeluk erat Kinaya seakan tidak ingin terlepas, ia hirup aroma rambut Kinaya dalam. Sedangkan sang pemilik hanya diam dan fokus dengan film yang sedang ua tonton.
Kinaya mendongak, "Gi,"
"Hm?"
"Gue yakin Leon ga akan diem aja setelah apa yang terjadi sama dia. Gue harap lo dan yang lain hati hati ya."
Gio terdiam sejenak, kemudian mengubah posisi Kinaya agar menghadap dirinya. "Lo tenang aja, justru gue khawatir sama lo. Karena pasti Leon akan lebih dulu dateng ke lo, tapi gue pastiin Leon ga akan bisa nyentuh lo seujung kuku pun."
Kinayang mengangguk, "Pokoknya kalau ada hal yang ga beres, lo harus janji satu hal."
"Janji apa?"
"Lo harus tanya kebenarannya ke gue, jangan nyimpulin segala sesuatu sendiri. Karena Leon licik, dia bakal ngelakuin apapun buat balas dendam."
Gio mengangguk mantap, "Janji." Kemudian memeluk Kinaya erat.
Gio mengelus pipi Kinaya lembut, "Jadi pacar gue ya Ay?"
Kinaya membeku, merasakan darahnya berdesir hebat mendengar ucapan Gio. "Hm?"
Gio terkekeh melihat wajah Kinaya yang bersemu merah, "Jadi pacar gue ya?"
Kinaya diam, ia bingung. Bukan kah ini terlalu cepat? Bahkan terhitung baru 5 bulan mereka mengenal. Jujur Kinaya masih merasa khawatir, keraguan itu masih ada. Pikiran pikiran buruk tentang Gio yang akan meninggalkannya masih melekat didalam pikirannya.
Melihat keterdiaman Kinaya, Gio mengangguk mengerti. "Masih belum yakin ya?" Lirih Gio.
Kinaya mendongak, melihat tatapan pasrah Gio membuatnya tidak tega. Tanpa berpikir dua kali, Kinaya balas memeluk Gio erat kemudian menganggukkan kepalanya.
Gio terdiam, masih terkejut dengan perlakuan Kinaya yang tiba tiba memeluknya apalagi merasakan pergerakan kepala Kinaya.
Gio melonggarkan pelukan Kinaya, dan menatap lekat mata indah itu. "Serius?"
"Hm." Jawab Kinaya sambil menganggukkan kepalanya.
Cup
"Thank you," ucap Gio setelah mengecup lama kening gadisnya.
Ya, officially. Gadisnya.
****
Selamat malam semua!
Tarik nafas, buang!
Tarik nafas, buang!
Karena sebentar lagi cerita yang sesungguhnya akan dimulai, sudahi dulu peruwuan ini.
Jangan lupa vote ya!
****
Tbc