ALDENATRA (TELAH TERBIT)

By Ytrmaayyy

4.7M 314K 30.6K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dia Aldenatra Aldenatra ketua geng motor Wijaya. Aldenatra laki laki yang paling di... More

PROLOG
01. - Serangan Balik
02. - Kita Impas
03. - Gadis Ceroboh
04. - Ikut Kemedan Perang
05. - Laki Laki Kesepian
06. - Bukan Tamu Tapi Penyusup!
07. - Mawar Dan Kamu
08. - Udah Berani Selingkuh?
09. - Modus Pak Ketua
10. - Seorang Nahkoda
11. - Undangan Pesta
12. - Bar PANDORA
13. - Anggap Ini Anak Kita
14. - Pak Bos Cemburu
15. - Menjadi Poros Semestanya
16. - Siluman Nyebelin!
17. - Gue Mau Ikut Dance
18. - Momen Saat Hujan
19. - Drama Bolos Berdua
20. - Ajakan Kencan
21. - Semua Usai
22. - Kasih Dan Kenangan
23. - Kembalinya Letnan Pramudya
24. - Saya Bukan Ojol Om
25. - Kecelakaan Rafael
26. - Alexi Mau Jadi Pacar Key?
27. - Dasar Siluman Mesum!!
28. - Gue Suka Lo Key!
30. - Bulannya Kalah Cantik
31. - One Day With You
32. - Hari Pernikahan

29. - Pacar Kapten

72.5K 7.2K 626
By Ytrmaayyy

Selalu ikuti kisah Aldenatra sampai akhir ya!

Follow Instagram:

@ytrmaayyy
@aldenatrawjy
@ginazianyr
@aldaksgar.ofc

Selamat membaca Natravers!

Jangan lupa votenya!

•••

"SAMUDRAAA" teriak Kei memenuhi seisi markas. Samudra yang sedang asik vidio call dengan pacarnya segera mematikan ponsel dan menatap Kei.

"Apaan anjir!"

"Kaki gue pegel. Pijitin" pinta Kei langsung menaikan kedua kakinya keatas pangkuan Samudra.

"Yang bener yaa. Awas kalau lo gak becus"

"Ngelunjak ni bocah" gumam Samudra namun tetap melakukan perintah dari Kei. Memijat kakinya.

"Pelan pelan bodoh!"

Samudra memelankan pijitannya. "Nyesel gue biarin dia menang. Kalau gue yang menang udah gue buat lo pingsan di bawah gue" gumam Samudra.

"Jangan ngegumam gak jelas. Kaya orang gila aja" kata Kei yang asik ngemil. "Kebawah tuhh, kaki gue pegel"

Samudra menuruti tanpa banyak omong membuat Kei terkekeh lucu. Tumben penurut. Yang dia tau laki laki ini walaupun punya banyak pacar gak pernah mudah luluh ke mereka. Malah sebaliknya, cewek cewek bodoh itu yang duluan luluh ke Samudra.

Kei menjulurkan tangannya yang kotor akibat bumbu balado dari snack yang ia makan. "Bersihin"

Samudra membuang nafas berusaha tetap sabar dan mengelap tangan Kei menggunakan tisu basah. Setelah bersih Samudra mencium punggung tangan Kei.

"Udah bersih ya sayang"

Kei mengangguk. "Baguss"

Samudra kali ini beralih melihat bibir Kei yang belepotan. Namun Kei yang sadar akan tatapan Samudra segera membersihkan mulutnya sebelum laki laki ini akan membersihkannya sendiri. Samudra tersenyum. Takut juga kan dia.

"Sekarang lo mau gue lakuin apa lagi. Bawa lo ke KUA trus ucap ijab qabul. Ayukk"

Kei memukul lengan Samudra kesal. "Gilaa. Gue gak mau nikah sama lo!"

"Bodoh. Diajak nikah sama orang ganteng gak mau"

"Gantengan juga Alexi dari sudut manapun. Udah pinter, ganteng, baik lagi. Lah lo, buaya darat, simpen banyak cewek, begok lagi"

Kei tertawa renyah merasa lucu. Lagian buaya disamain sama ketua osis ya jelas jauh beda lahh.

Samudra berdecak kesal. Ia menarik kaki Kei membuat badan gadis itu terjatuh tidur di sofa dan langsung di kurung Samudra. Kei lagi lagi dibuat tertegun karna wajah Samudra yang sangat dekat dengannya. Bahkan aroma parfum khas laki laki ini tercium sangat jelas. Samudra menatap dua bola mata Kei lekat. "Tapi Alexi gak bisa lakuin ini kan?"

Samudra langsung lari keluar markas saat sadar jika wajah Kei yang berubah marah.

"SAMUDRA SETAN!!"

Kei memang tak akan mudah termakan oleh hal yang seperti tadi. Itulah mengapa Kei dimata Samudra sangat berbeda dan menarik jika di bandingkan dengan perempuan perempuan lain yang pernah ia temui.

"KEII, LO MAU MAHAR APA. HARI INI JUGA GUE DATENG KE RUMAH LO BAWA ORANG TUA GUE"

"JANGAN GILA BANGSAT!"

Samudra tertawa renyah dari luar.

Di dalam markas sana, Kei memegang dadanya merasa gugup karna ulah dari Samudra tadi. Sialann, umpat Kei. Lagian siapa yang gak gugup diperlakukan seperti tadi. Samudra memang setan!

***

Motor Aldenatra sore ini melaju memecah keramaian jalan raya di kota Jakarta. Dengan gadis yang memeluk badannya erat di bangku belakang. Kali ini ia akan membawa Gina kesuatu tempat yang sempat di janjikan Aldenatra saat hujan turun hari itu.

"Ayah lo tumben kasi izin keluar sore"

"Iyaa. Ayah sama ibu mau pergi ke dokter sore ini"

"Siapa yang sakit?"

"Ibukk"

"Sakit apa?"

"Cuman sakit biasa sih, pusing, sama gak nafsu makan"

"Lo jaga kesehatan, jangan ikut sakit"

Gina tersenyum. "Iya kakak ganteng"

Aldenatra ikut tersenyum. Sebelah tangannya mulai mencari tangan gadis ini dan di genggamnya erat.

Gina kembali memeluk erat tubuh Aldenatra. Membiarkan angin senja ini membelai lembut kulitnya. Matahari terbenam akan menjadi saksi jika kali ini, Aldenatra kembali membuatnya merasa bahagia dengan hal yang sederhana.

Matahari sudah mulai digantikan oleh sang rembulan. Aldenatra memberhentikan laju motornya. Suara pedagang di pasar malam yang selalu ramai saling bersahutan mulai menyambut kedatangan mereka.

Aldenatra melepas helemnya begitu juga dengan Gina yang sudah turun dari atas motor. Buru buru ia menggenggam ujung jaket Aldenatra, takut jika ia akan tertinggal seperti hari kemarin di pasar ini.

Aldenatra yang sadar lantas menggenggam tangan Gina dan menuntun gadis ini mulai memecah keramaian menuju kampung pelangi.

Jika kemarin ia memang tak peka untuk menggenggam tangan gadis ini. Namun sekarang berbeda, tangan kekar laki laki itu sekarang malah menggenggam erat tangan Gina. Seakan genggamannya mengatakan, jangan menjauh dan tetap selalu ada di sekitar ku.

Aroma berbagai macam makanan tercium di hidung Gina. Namun ada satu hal yang menarik perhatiannya.

"Kak Aldenn" Aldenatra berbalik karna merasa langkah kaki Gina berhenti.

"Kenapa?"

Gina menunjuk kesebuah penjual permen kapas. "Kita beli itu yuk buat anak anak. Pasti mereka suka"

"Gak usah. Nanti mereka sakit gigi"

"Kita belinya jangan banyak banyak. Yaaa?"

"Plisssss. Kita beli ya kak"

Aldenatra membuang nafas lalu mengangguk mengiyakan. Gina sedikit melompat kegirangan.

Aldenatra berjalan menyusul Gina yang duduk pada bangku panjang menyantap Cotton candy. Ia tersenyum gemas melihat Gina menyantap permen kapas itu. Seperti anak kecil.

Gina menoleh merasa diperhatikan. "Kak Aldenatra mau?"

"Lo aja"

"Gak suka?"

"Makan aja yang banyak"

Gina mengangguk dan kembali menyantap permen kapas yang tinggal setengah sambil menunggu pesanan mereka. Gina melihat kesekitar, seperti biasa. Pasar ini semakin ramai jika malam. Pedagangpun terlihat makin semangat karna pengunjung yang berdatangan.

Pedagang boneka berhasil mencuri perhatian Gina. Beberapa macam boneka berjejer rapi pada tenda yang tak jauh dari tempat ia duduk. Ada boneka sapi, kucing, bebek, jerapah, panda, bahkan boneka Dinosaurus yang membuat Gina tersenyum setiap kali melihatnya. Mirip Aldenatra.

Gina lantas menoleh melihat Aldenatra yang tengah sibuk dengan ponselnya lalu kembali melihat boneka dinosaurus tadi. "Enggak deh. Pacar aku lebih ganteng"

Suatu saat nanti Gina pasti akan membeli boneka itu jika kembali ke sini. Sayangnya sekarang ia tak membawa cukup uang. Gina juga baru sadar jika dompetnya tertinggal di rumah. Dan kalian jangan tanya lagi. Tentu saja cotton candy ini Aldenatra yang bayar.

Sang penjual permen kapas tadi memanggil Aldenatra karna beberapa cotton candy yang ia pesan sudah siap. Gina lantas segera menghabiskan miliknya dan menyusul Aldenatra.

Sekitar 5 cotton candy dibawa mereka menuju ke desa pelangi. Di sebuah pondok terlihat anak anak sana sedang duduk dan bermain bersama. Salah satu menyadari kedatangan Aldenatra dan Gina. Sontak semuanya lari menyambut hangat keduanya.

"Kaptennn!!"

"Pacar Kaptenn!!"

Anak perempuan berlari dan berakhir memeluk Gina dan anak laki laki berlari memeluk Aldenatra. Hanya dilihat dari raut wajah mereka jika sekarang mereka sangat bahagia.

"Akhirnya kapten ke sini lagii" seru anak laki laki yang akrab disapa. Rayo.

"Kalian apa kabar?" tanya Gina.

"Baikk" jawab semuanya serentak.

"Itu buat kita?"

Gina mengangguk. "Iyaa ini buat kalian. Kalian makan sama sama ya. Jangan rebutan"

Cotton candy tadi di terima mereka dengan mata berbinar. Selama ini mereka hanya bisa melihat permen kapas ini dari kejauah. Rasa penasaran akan bagaimana rasanya mereka pendam dalam dalam, karna uang yang tak cukup untuk membeli sebuah permen kapas. Jangankan permen kapas. Untuk makanpun kadang mereka tak makan seharian.

"Makasih Kapten"

"Makasih pacar Kapten"

"Pacar kapten?" gumam Gina baru sadar jika ia di panggil dengan sebutan tadi.

Gina melihat sekitar. Jika dipikir pikir selama ini Gina tak pernah melihat orang tua mereka.

"Kakak boleh tanya gak?"

Rayo mengangguk.

"Orang tua kalian mana. Kakak gak pernah liat"

"Mereka masih kerja. Kadang kalau barang bekas yang mereka cari belum banyak mereka gak akan pulang walaupun sampai tengah malam" jawab salah satu anak.

Salah satu anak perempuan dengan rambut kucir kuda ikut menjawab. "Ibu aku sakit. Dan ayah dari pagi kerja sampai sekarang, biar bisa beliin ibuk obat di apotik"

Rayo, anak laki laki yang umurnya paling besar diantara mereka ikut bersuara. "Ayah dan ibu aku udah gak ada. Sekarang aku tinggal sama nenek, tapi nenek sekarang lagi sakit sakitan"

Gina mengusap kepala Rayo lembut. Dulu di saat usianya seperti mereka Gina kadang tak mau makan hanya karna gak suka dengan lauknya. Tapi mereka malah sebaliknya, mereka tak bisa makan jika tidak membanting tulang lebih dulu. Bahkan di umur segini, mereka harus memikirkan akan kerja apa lagi agar bisa membeli beras untuk di masak.

Aldenatra merogoh kantong celananya menekan nomor telfon seorang dokter langganan keluarga Wijaya. Memintanya untuk segera datang kesana memeriksa nenek Rayo dan ibu dari Bunga yang sedang sakit.

"Makasih kapten" ucap Rayo tulus saat mendengar seorang dokter akan memeriksa sang nenek.

Aldenatra mengangguk. "Sama sama"

Gina mengeluarkan berapa buku cerita dari dalam ranselnya. "Kakak juga bawa buku cerita lohh buat kalian"

"Yeyyyy!!"

"Kita baca yukk"

Semua anak mengangguk. Mereka semua lantas berjalan ke taman baca, dan Gina seperti biasa mulai membacakan satu cerita untuk mereka.

Aldenatra memang sengaja datang di saat malam hari. Karna jika dari pagi hingga sore anak anak ini pasti bekerja mencari barang bekas. Walaupun mereka tidak sekolah namun hanya bisa membaca dan menulis sudah cukup bagi mereka.

Walaupun dihati kecil, mereka sangat ingin merasakan bagaimana rasanya duduk dan belajar di bangku sekolah bersama teman teman sebayannya. Namun keadaan dan ekonomi keluarga mereka menolak semua itu.

Don't forget to be grateful guys~

Gina turun dari atas motor Aldenatra. "Kak Alden gak mampir?"

"Lain kali aja"

Gina mengangguk. "Ohh iya. Kata carina besok kelas kakak bakalan ikut lomba sepakbola ya?"

"Iya"

"Lawannya kelas 11 IPA 1?"

Aldenatra mengangguk. 11 IPA 1, kelas Alexi. Melawan kelas 11 IPS 2, Kelas Aldenatra.

Kembali Aldenatra memakai helmnya dan pamit. Malam ini ia akan menginap di markas karna malas untuk pulang, terlebih di rumah keluarga Wijaya pasti sudah mulai sibuk karna pernikahan yang akan berlangsung hanya tinggal menghitung hari lagi.

•••

TBC

JANGAN LUPA VOTENYA

Feed me on social media:

See you next part!

We are Natravers!

Continue Reading

You'll Also Like

4M 310K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
1.6M 116K 73
[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok ya...
5.4K 613 62
"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡...
178K 8.6K 38
Beberapa dari kalian pasti sudah tahu betul bagaimana perjuangan seorang Aletha terhadap Risky Fahreza Wijaya. Memang benar, Usaha tidak akan menghia...