زوجتي( Zaujatii)

By HaMidori

362K 18.9K 897

Zaujatii.. Senja memerah diufuk bumi tidak lebih indah dari cantiknya rona di wajahmu.. Seperti sejuknya desi... More

Tiga Bulan
Gadis berjilbab Merah Maron
Sebuah Surat
Mimpi
Harapan
Kalimat Luar Biasa
Suamiku
Sebaik-baik kalian...
KehendakNya
Masa Lalu
Untukmu Doaku Istriku
Sebuah Anugrah
Untukmu Anakku
Wanitaku
Istri untuk Suamiku
Hati dan Jasadku
Abdullah, Anakku...
Merindukanmu
Doa Dua Wanita
Sah !
A
Rumah Lain
Hawa
Bersamamu Bahagiaku
Bukan 'Aisyah
Kencan Halal
Cobaan (Takdir)
Cinta karenaNya
Permohonan
Dua Anugerah
'Aisyahku
Sentuhan dan Air mata
Mencintaimu, sesungguhku...
Syairku, disisimu
Takdir Indahku
Si Kembar, Ibnu Adam..

Pernikahan Kedua

12.1K 508 35
By HaMidori

(Syair)

Sekejap gundah gulana cekokiku kesedihan lalu bersamamu kini kucicipi tenangku..

Merajut ketegaran dibalik seulas senyuman lalu disisimu ragaku nyaman berteduh..

Bulan bersembunyi tuk sisihkan sisa manzilah di kecahayaan mentari, laksana dinginku mencair karna hangat sikapmu..

Bilakah hatimu bercerita di ketulusan dengan hatiku? Merenggutku dari keacuhanku lalu menyanyangimu slalu inginku..

Setelah membaca syair Salma di atas meja, Adam menatap keluar jendela kamar dengan pikiran kalut. Fitnah yang mencabik kehormatan Windy kini kian tersebar dan menjadi gosip terpanas di komplek mereka.

"Masss.." Salma memeluk Adam dari belakang dengan lembutnya. "Mas mikiri apa?" Tanya Salma yang tidak pernah mengungkit jawaban Adam atas tawarannya untuk menikahi Windy walau waktu seminggu yang di janjikan Adam telah berlalu.

"Kapan Anty akan melamarkan Windy untuk Mas?" Tanya Adam datar, mendengar itu Salma terkejut dan melepas pelukannya, memaksa menatap wajah sang suami.

"Mas??!!.." Salma masih ragu dengan pertanyaan Adam. "Mas yakin?"

"Semua Mas serahkan ke anty, termasuk menyakinkan orang tua kita untuk masalah ini." Ujar Adam datar sembari berlalu pergi begitu saja.

Salma terdiam tanpa berniat menahan suaminya, memilih duduk di sisi ranjang sembari memegangi perutnya antara menahan rasa sakit karena kontraksi di rahim dan sakit lain yang diam perlahan mulai terselip di hatinya.

Kenapa terasa aneh? bukankah aku yang menginginkan ini semua?! Lalu kenapa ada rasa kecewa saat mendengar keputusan Mas Adam? Astaghfirulloh...

Adam melajukan mobilnya ke Musholla kampus, salah satu tempat yang menjadi saksi diawal-awal perasaannya muncul pada gadis imut berlesung pipi itu. Kini Adam tengah duduk di teras musholla kampus, membaca kembali balasan surat Salma dan menggores keluhan indah di balik surat itu.

Pesonamu sungguh menawan jiwa ragaku, mengikat eratku di kedalaman rasaku laluku mencintaimu hanya mencintaimu..

Di musholla kecil ini kutitipkan kenangan rasaku bermula padamu, Mengenang takdir pertemuanku bersamamu laluku tercipta 'tuk mencintaimu..

Halaman kehidupanku tlah terisi kisahmu, senyummu candamu hangatmu mengkokohkan tulusku mencintaimu laluku slalu ingin disisimu..

Salma kekasih halalku, sejuta ungkapan rasa hanya kehampaan sentuhi prasangka qolbuku kala mengamati sikapmu laluku mencintaimu tetap mencintaimu dalam sgala keadaanku..

Salma Istri terkasihku, sekejap jenuh menghamburi kesabaranku memahami inginmu, memaksamu menjadi inginku hanya melukai naluriku karna jiwamu teramat berharga bagiku bak mutiara terindah artimu bagiku..

Salma wanita terbaikku, tercurah limpahan cintaku untukmu di sepanjang usiaku, menjaga kebahagiaanmu dihidupku laluku menangis dalam tangismu, terluka dalam lukamu dan bahagia dalam bahagiamu..

Esok kala ragaku tiada di sisimu, penuhi kewajibanku di hadapan Ilahku tuk berbagi kasih bersama wanita lainku, Bisakah kau tetap memikirkanku?! Merindukanku di sampingmu lalu mencintaiku slalu di hatimu..

Istriku...Aku mencintaimu..mencintaimu..mencintaimu.

Adam kembali melipat surat di tangannya sembari diam-diam menghapus air matanya. Rasa yang begitu dalam itu telah melemahkannya, memojokkan ego dan tegasnya.

                           * * *

Salma menatap sayang pada Adam, Kedinginan sikap Adam tidak membuat Salma membalas serupa namun dengan hangatnya Salmah menemani sang suami melahap makanan di meja makan.

"InsyaAllah besok ana akan ke rumah Orang tua Mas untuk membicarakan semuanya." Jelas Salma namun Adam masih diam. "Mas.." Panggil lembut Salma sembari memegang jari jemari tangan kiri Adam hingga Adam menoleh, menatap wanita yang kian hari semakin kurus memucat namun tidak mengurangi sedikit pun pesonanya dalam membius Adam.

"Ya silahkan." Respon Adam datar sembari menarik tangannya dari genggaman Salma.

Setelah membereskan meja makannya, Salma berbaring disisi Suaminya sembari menahan kontraksi di rahimnya. Setelah sakit itu mereda, Salma menatap dari samping wajah Adam yang terpejam lalu memegang lembut wajah itu.

"Uhibbuka fillah Mas.." Bisik Salma sembari mencium pipi kiri Adam.

Uhibbuki fillah Sayangku..Bathin Adam dengan tetesan air mata yang perlahan mengalir tanpa sepengetahuan Salma.

Keesokan harinya Salma ke rumah sang mertua yang menyambut menantunya selalu dengan kehangatan.

"Kamu tuh lagi hamil jadi jangan ke sana kemari, kan bisa minta antar Adam atau minta jemput!" Omel Mama khawatir.

"Gak apa Ma, InsyaAllah kuat klo hanya sedekat ini." Jelas Salma tersenyum sembari duduk di antara kedua mertuanya.

"Mama baru membahas soal temenmu si Windy itu sama Papa. Kita suruh pindah saja ya!? Mama gak mau makin heboh gosipnya, Malu!"

"Ya Salma tau Ma!. Maksud Salma kemari juga mau bahas itu sama Mama Papa!" Jelas Salma tenang membuat Papa mertuanya mengalihkan pandangan dari koran yang dibacanya.

"Jadi kalian sudah putuskan bicara dengan Janda itu?" Tanya Papa tegas.

"Salma mau minta izin sama Mama Papa. Salma ada sebuah permintaan penting dan Salma harap persetujuan Mama juga Papa." Jelas Salma membuat kedua pasangan itu mulai menatap serius ke arah menantunya.

"Bukan ngizini Perempuan itu tinggal di sini atau di rumah kaliankan ?!" Tebak Mama dengan nada keras. Masih dengan santunnya Salma tersenyum sembari meraih tangan Mama mertuanya untuk dipegang.

"Salma minta izin untuk Mas Adam bisa menikahi Mbak Windy." Ujar Salma tenang. Kedua orang tua Adam terlihat begitu terkejut.

"Apa maksudnya? menikahi janda itu? Punya istri dua sedang kamu dalam keadaan hamil? Apa ini yang di wajibkan kelompok pengajian kalian?!"

"Bukan seperti itu Ma.." Bujuk lembut Salma mencoba menenangkan.

"Dasar kalian ini!! kalian sudah gak waras!! Mau kayak ustadz-ustadz di tv itu?" Ujar Mama kesal sembari berlalu ke kamarnya. Salma hanya diam menunduk mendapati respon keras Mama mertuanya.

"Papa tau keputusan ini pasti sudah jadi kesepakatan kalian berdua. Papa juga yakin banyak pertimbangan yang sudah kalian bahas tapi bukankah Masyarakat hanya akan semakin mencemooh Janda itu karena mereka beranggapan dia sudah merebut suami kamu, namun jika pun itu sudah jadi keputusan kalian berdua lakukanlah! Soal Mamamu, biarkan dia tenang dulu." Ujar Papa dengan bijaknya sembari beranjak dari duduknya.

"Papa gak marah?" Tanya Salma heran melihat respon pria berkacamata itu.

"Walau Papa tidak sereligius kalian, Namun bukan berarti Papa tidak faham masalah seluk beluk syariat poligami." Jelas Papa tersenyum.

"Terima kasih atas pengertian Papa Salma juga minta maaf karena sudah merepotkan Papa juga Mama."

"Hmm satu lagi! Papa bangga melihat seorang muslimah yang rela berbagi suami." Papa tersenyum sembari memegang lembut kepala menantunya. "Istirahatlah dikamar bersama Hawa!"

"Hawa di sini Pa?"

"Ya. Semalam sore dia datang dan menginap di sini." Jelas Papa yang kemudian beranjak menemui istrinya di kamar.

Perlahan Salma membuka pintu kamar tamu, melihat Hawa tengah menatap kosong dinding kamar. Setelah memberi salam yang tidak mendapat jawaban, Salma duduk di samping Hawa yang tidak menyadari kehadirannya.

"Ngelamunnya asyik banget sampe salam ana gak di jawab! menjawab salam hukumnya fardhu 'ain karena Anty sendirian Lho!!" Sindir Salma dengan canda.

"Wa'alaykumusalam Mbak!." Jawab Hawa gugup dan langsung memeluk tubuh Salma yang keheranan.

"Anty kangen sama Ana ni?!" Goda Salma.

"Mbak yakin atas Pernikahan kedua untuk Mas Adam?! Kenapa Mbak bisa sekuat itu? " Tanya Hawa membuka percakapan serius di antara mereka sembari masih memeluk.

"Anty dengar ya?! padahal Ana mau kasih kejutan Lo!! hee.." Salma masih mencoba meringankan pembicaraan mereka dengan candanya namun isak tangis Hawa perlahan terdengar.

"Anty gak apa? kenapa anty menangis?” Salma memaksa melepas pelukannya untuk melihat wajah Hawa.

"MasyaAllah masih ada wanita seperti Mbak yang mampu menundukkan akal dan perasaannya di bawah syariat poligami padahal bagi mayoritas wanita bahkan untuk mendengarnya saja berat, apalagi di poligami dan Ana bersyukur bisa mengenal Mbak." Ujar Hawa menghapus air matanya.

"Semoga hidayah dan taufik Allah Subhanahu wata'ala selalu mengiringi kita, tak dipungkiri bahwa pandangan dan pembicaraan tentang poligami sangat beragam di tengah umat ini. Namun, ada kaidah penting yang harus diperhatikan oleh setiap insan yang beriman dalam menyikapi berbagai permasalahan hidup, termasuk poligami. Yaitu, menerima segala syariat dan ketetapan yang datang dari Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam dengan lapang dada dan berbaik sangka kepada syariat- Nya, tanpa ada ganjalan sedikit pun di dalam hati. Atas dasar itu, setiap mukmin dan mukminah yang menjunjung tinggi nilai keimanan tidak boleh menolak syariat dan ketetapan yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak boleh pula mendahulukan perasaan, logika, ataupun hawa nafsu atas segala ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Itulah di antara konsekuensi keimanan yang harus selalu dipegang erat-erat oleh setiap

insan yang beriman. Allah berfirman, "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata." (al-Ahzab: 36). Jadi dengan menerima segala ketetapan Allah dan Rasul-Nya akan terwujud kehidupan yang berbahagia. Sebagaimana firmanNya ,"Hai orang-orang yang beriman, sambutlah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada- Nyalah kalian akan dikumpulkan." (al- Anfal: 24)."

"Syukron atas penjelasan Mbak!"

"Satu lagi ni! Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan, "Maka Allah Subhanahu wata'ala menjadikan sikap menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya sebagai kehidupan, dan sikap enggan menyambut seruan tersebut sebagai kematian. Sehingga jelaslah bahwa syariat Islam merupakan kehidupan bagi umat dan pangkal kebahagiaan mereka. Sungguh tidak ada kehidupan dan kebahagiaan bagi mereka tanpa itu semua." Sungguh berbeda kondisi orang-orang yang Allah lapangkan dadanya untuk menerima agama Islam dengan segala syariat dan ketetapannya, dengan orang-orang yang telah membatu hatinya dan berkesumat benci terhadapnya.

Allah berfirman "Maka apakah orang-orang yang Allah lapangkan dadanya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (az-Zumar: 22). Sungguh poligami tidak lain adalah syariat Ilahi yang ditetapkan dalam kitab suci al-Qur'an dan as- Sunnah. Setiap muslim dan muslimah harus membenarkan syariat tersebut dan menerimanya dengan lapang dada tanpa ada ganjalan sedikit pun di dalam hati. Terlepas apakah ada kemampuan untuk menjalaninya atau tidak. Mengingat, poligami itu sendiri hukum asalnya adalah sunnah atau mubah, bukan wajib. Bahkan, bila khawatir tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) para istri yang dipoligami, maka Islam menuntunkan agar mencukupkan diri dengan satu istri saja, sebagaimana yang dibimbingkan dalam surat an-Nisa' ayat 3. " Jelas Salma panjang dengan begitu bersemangat. "Jika kita saja yang faham agama anti poligami gimana lagi yang gak faham, ayoo anty nyusul ana ya hee biar nambah ni yang Pro!." Canda Salma.

"Jazaakillah khoir Mbak! Doai ya Mbak biar sekuat Mbak !" Ujar Hawa tersenyum melihat semangat wanita di hadapannya.

"Wa iyyaki saudariku dan 'afwan"

" 'Afwan Untuk apa Mbak?"

Sungguh keibaan ini tidaklah memampukanku memilih gadis ini sebagai mempelai untuk Mas Adam walau aku sudah tau perasaannya yang begitu dalam dan tulus , Jika dia termasuk bagian wanita yang menjadi jodoh suamiku maka Semoga kelak Allah memudahkan segalanya..Bathin Salma tersenyum tanpa ingin merespon pertanyaan terakhir Hawa.

Sejam kemudian Salma memutuskan untuk menemui sang Mama di kamarnya. Terlihat wanita paruh baya itu enggan menanggapi menantunya hingga membuang tatapannya keluar jendela.

"Maa..Salma minta maaf ya Ma!!" Pinta lembut Salma sembari memijat pundak mertuanya.

"Mama akan temui Adam dan memukulnya karena sudah meminta hal aneh seperti ini! apa yang ada di fikiran anak itu sampai mau nikah lagi dan menyakiti kamu?! Apa kurangnya kamu?! gak cukup apa satu istri yang gak habis juga! Mama bener-bener marah dan mau meledak sekali!" Ujar Mama sembari mengelus dadanya menahan kesal.

"Alhamdulillah sekali Allah memberikan Mama sebagai Mama lain untuk Salma. Perhatian, pintar masak dan penuh kasih sayang. Terima kasih untuk semuanya ya Ma! semoga Alloh selalu menjaga Mama Papa dan membahagiakan kalian didunia akhirat." Ujar tulus Salma sembari memeluk Mama. "Mama jangan marah sama Mas Adam ya?! Sungguh Salma adalah wanita beruntung karena bersuamikan Mas Adam. Pernikahan ini adalah permintaan Salma Ma!"

"Kamu Jangan bohong! Mana ada wanita mau berbagi suami!" Mama melepas pelukan menantunya.

"Poligami tidak seburuk itu Ma!"

"Tapi kenyataannya memang buruk!" Bantah Mama kesal.

"Adapun kasus-kasus kelabu seputar

poligami; keluarga berantakan, perceraian, dan anak-anak hidup merana, maka itu bukan karena syariat poligaminya. Penyebab

utamanya adalah oknum yang menjalani poligami tersebut. Sama halnya dengan kasus-kasus kelabu seputar pernikahan yang tidak poligami atau perselingkuhan suami/istri; keluarga berantakan, perceraian, dan anak-anak hidup merana. Penyebab utamanya adalah oknum yang bersangkutan, bukan syariat pernikahannya. Maka dari itu, pernikahan baik dengan poligami maupun tidak poligami tetaplah sebagai syariat ilahi yang mulia. Yang mencemarkannya adalah para oknum yang menjalaninya. Adapun anggapan bahwa poligami adalah penyebab permusuhan dan kekacauan di tengah keluarga, maka tidak bisa dibenarkan secara mutlak. Sebab, permusuhan dan kekacauan di tengah keluarga itu bisa terjadi kapan saja; antara orang tua dan anaknya, menantu dan mertuanya, kakak dan adiknya, bahkan antara suami dan istrinya yang hanya satu orang saja. Jadi, jika dalam kehidupan berpoligami muncul permusuhan dan kekacauan di tengah keluarga, hal itu tergolong lumrah dan efeknya lebih kecil dibandingkan hikmah

yang besar di balik syariat poligami" Jelas Adam yang tiba-tiba muncul, Salma tersenyum bangga melihat sisi lain dari diri suaminya.

"Di Balik Syariat Poligami sesungguhnya terdapat hikmah yang sangat besar dalam ranah sosial kemasyarakatan Ma!" Sambung Salma lembut.

"Memang benar poligami itu syariat ilahi, tapi perasaan kaum wanita juga harus diperhatikan!" Bantah Mama kesal.

"Mungkin karena persepsi bahwa poligami adalah monopoli kaum pria atau diskriminasi terhadap hak-hak kaum wanita. Tak heran, bila poligami sering dijadikan bahan curhat di antara kaum hawa. Akibatnya, berbagai kerancuan berpikir anti poligami pun menjadi konsumsi harian para istri. Karena itu, tak sedikit para istri yang di poligami merasa jengkel dan tersulut emosi. Para suami di hujat dan di gugat. Tak sedikit dari mereka yang tercemar nama baiknya bahkan terempas dari kedudukannya. Seakan telah melakukan dosa besar yang tak bisa di ampuni lagi." Jelas Salmah lembut.

"Lain masalah ketika para suami itu berbuat serong, punya wanita

idaman lain (WIL) yang tak halal baginya alias selingkuh. Reaksi sebagian istri justru tak sehebat ketika di poligami. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang diam seribu bahasa. Yang penting tidak di madu, Itulah sekira letupan hati mereka. Tak heran, bila di antara para suami "bermasalah" itu

lebih memilih berbuat selingkuh dari pada poligami. Bisa jadi karena pengalaman mereka bahwa selingkuh itu "lebih aman" dari pada poligami. Sampai-sampai ada sebuah pelesetan, selingkuh itu "selingan indah keluarga utuh"." Jelas Papa yang tiba-tiba muncul mencoba mencairkan ketegangan. Mama memandang ketiga orang di hadapannya secara bergantian.

"Terserah! Lakukan apa pun yang kalian mau! tapi jangan pernah berharap Mama akan menerima wanita itu!!" Ujar Mama berlalu pergi.

"Biarkan Mama kalian tenang dulu." Hibur Papa mengikuti langkah kaki Mama.

Salma menatap lembut suaminya dalam kebisuan. Ada rasa ragu yang coba di tenggelamkan Salma saat semua sudah terlanjur berjalan seperti keinginannya, hanya tinggal satu langkah yaitu melamar Windy untuk suaminya, Adam.

"Mas..Jazaakalloh khoir untuk semuanya!" Ujar Salma memeluk Adam, menyembunyikan sesak di hatinya yang terasa lebih menyakitkan dari kontraksi rahimnya. Dalam kebisuan Adam membalas pelukan hangat istrinya, mencoba mengabaikan keraguan dan kecewa.






Continue Reading

You'll Also Like

356K 30.8K 36
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
334K 14.8K 49
ROMANCE || SPIRITUAL Cerita ini- tentang dua orang insan yang berbeda disatukan dalam ikatan suci pernikahan. Amierra Hanun Fairuz (18) Afran Xavier...
127K 7.2K 61
[romance-islami] Mencintai seseorang yang berbeda jauh darinya, membuat seorang gadis cantik bernama Kayla itu memutuskan untuk memantaskan diri. Ber...
13.7K 1.3K 50
(DI FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Ini tentang sepasang -Hamba Allah- yang masing-masing memiliki kisah kelam dalam hidupnya. Patah hati, luka, trauma...