In Order to Keep THE PRINCESS...

Per PrythaLize

488K 105K 24.2K

[Fantasy & Minor Romance] Setelah mati, Stella malah terbangun sebagai karakter di cerita terakhir yang diba... Més

PRAKATA
1. Menjadi Irsiabella Ravelsa
2. Keputusan Irsiabella Ravelsa
3. Rencana Irsiabella Ravelsa
4. Keingintahuan Irsiabella Ravelsa
5. Misi Irsiabella Ravelsa
6. Buku Sihir Irsiabella Ravelsa
7. Tempat Rahasia Irsiabella Ravelsa
8. Persiapan Irsiabella Ravelsa
9. Perjalanan Malam Irsiabella Ravelsa
10. Pesta Pertama Irsiabella Ravelsa
11. Pesta Pertama Irsiabella Ravelsa (2)
12. Pesta Pertama Irsiabella Ravelsa (3)
13. Berakhirnya Pesta Pertama Irsiabella Ravelsa
14. Kekhawatiran Irsiabella Ravelsa
15. Keinginan Irsiabella Ravelsa
16. Tulisan Irsiabella Ravelsa
17. Surat Kaleng Irsiabella Ravelsa
18. Festival Purnama Musim Dingin Irsiabella Ravelsa
19. Surat Kaleng Irsiabella Ravelsa (2)
20. Pesta Minum Teh Irsiabella Ravelsa
21. Pesta Minum Teh Irsiabella Ravelsa (2)
22. Pesta Minum Teh Irsiabella Ravelsa (3)
23. Perjalanan Pulang Irsiabella Ravelsa
24. Penyelidikan Irsiabella Ravelsa
25. Mata Irsiabella Ravelsa
26. Pesan untuk Irsiabella Ravelsa
27. Pertemuan Irsiabella Ravelsa
28. Latihan Dansa Irsiabella Ravelsa
29. Kunjungan Terakhir Irsiabella Ravelsa
30. Malam Panjang Irsiabella Ravelsa
31. Malam Panjang Irsiabella Ravelsa (2)
32. Malam Panjang Irsiabella Ravelsa (3)
33. Malam Panjang Irsiabella Ravelsa (4)
34. Malam Panjang Irsiabella Ravelsa (5)
35. Pertemuan Irsiabella Ravelsa (2)
36. Kisah Felinette de Terevias
37. Kembali Menjadi Felinette de Terevias
38. Misi Felinette de Terevias
39. Persiapan Felinette de Terevias
40. Kekhawatiran Felinette de Terevias
41. Keputusan Felinette de Terevias
42. Keinginan Felinette de Terevias
43. Hidangan Teh Felinette de Terevias
44. Dugaan Felinette de Terevias
46. Keinginan Felinette de Terevias (2)
47. Latihan Dansa Felinette de Terevias
48. Malam Panjang Felinette de Terevias
49. Malam Panjang Felinette de Terevias (2)
50. Malam Panjang Felinette de Terevias (3)
51. Pemuda Bermata Merah dan Irsiabella Ravelsa
52. Keraguan Irsiabella Ravelsa
53. Pertemuan Irsiabella Ravelsa (3)
54. Kedatangan Felinette de Terevias
55. Kedatangan Irsiabella Ravelsa
56. Hari Pertama Felinette de Terevias
57. Hari Pertama Irsiabella Ravelsa
58. Penyelidikan Felinette de Terevias
59. Observasi Irsiabella Ravelsa
60. Observasi Felinette de Terevias
61. Mimpi Felinette de Terevias
62. Permohonan Irsiabella Ravelsa
63. Kebohongan Felinette de Terevias
64. Purnama Musim Dingin Irsiabella Ravelsa
65. Purnama Musim Dingin Irsiabella Ravelsa (2)
66. Penyelidikan Felinette de Terevias (2)
67. Mimpi Irsiabella Ravelsa
68. Malam Terakhir Felinette de Terevias di Akademi
69. Pertemuan Kembali Irsiabella Ravelsa
70. Renungan Felinette de Terevias
71. Pemberkatan Agung Irsiabella Ravelsa
72. Pemberkatan Agung Irsiabella Ravelsa (2)
73. Pemberkatan Agung Felinette de Terevias
74. Pemberkatan Agung Irsiabella Ravelsa (3)
75. Pemberkatan Agung Felinette de Terevias (2)
76. Pemberkatan Agung Irsiabella Ravelsa (4)
77. Fakta Baru untuk Irsiabella Ravelsa
78. Fakta Baru untuk Felinette de Terevias
79. Renungan Irsiabella Ravelsa
80. Hal yang Pernah Diinginkan Irsiabella Ravelsa
81. Malam Panjang Lain Irsiabella Ravelsa
82. Malam Panjang Lain Felinette De Terevias

45. Dugaan Felinette de Terevias (2)

4K 944 157
Per PrythaLize

"Alasan mengapa nama yang diberkati hanya boleh diketahui orang yang kita percayai,
karena Dewa Agung akan mendengarkan doa yang kita berikan kepada orang itu."

***

Luna meratapi salju putih yang mendarat tepat di atas telapak tangannya, menyaksikannya meleleh dan berubah menjadi transparan.

Mempertimbangkan beberapa alasan dan kejadian yang pernah terjadi di masa lalu, Luna membenci musim dingin.

"Apakah kemarin tidurmu benar-benar nyenyak?" Pangeran Felixence mempertanyakan hal yang sama seperti sang raja.

Luna sadar, wajah Felinette memang terlihat lebih pucat daripada musim sebelumnya. Beberapa hari ini, Luna bisa melihat refleksi wajah Felinette yang cukup memprihatinkan. Sejak musim dingin, Luna bisa melihat wajah Felinette yang semakin hari semakin lesu.

"Nyenyak," balas Luna dengan acuh.

Seharusnya, Pangeran Felixence tidak perlu bertanya, sebab pada akhirnya pemuda itu tidak akan percaya dengan jawabannya.

Pangeran Felixence menyisipkan jemarinya di antara rambut pirang Felinette, menyisipkannya di belakang telinganya sedikit agar dapat melihat wajah adiknya lebih jelas.

"Apa kau bahkan tertidur semalam?" tanyanya.

Luna yang tersadar akan hal itu, buru-buru berkedip cepat, menepis tangan Pangeran Felixence dan berpura-pura memegang keningnya seolah tengah pusing. Dengan kesempatan itu pula, Luna melangkah mundur diam-diam.

"Terlalu dingin. Apa kita bisa langsung masuk ke kereta?" tanya Luna.

Pangeran Felixence tidak menjawab, langsung membantu adiknya untuk naik ke kereta. Sebelum menutup pintu, Pangeran Felixence sempat bertukar pandang dengan Terence yang memperhatikan Putri Felinette dengan tatapan khawatir.

"Apa kemarin malam terlalu mengerikan?" tanya Pangeran Felixence, tidak terpengaruh dengan jawaban Luna yang tadi.

Halilintar di tengah hujan salju memang menimpa Terevias sudah nyaris beberapa pekan. Sepekan sebelum Winter Moon kemarin adalah yang terparah. Luna tidak bisa terlelap jika terus dihantui oleh situasi yang sama; di malam hari, musim dingin, di Istana Barat. Di waktu yang mendekati Winter Moon pula--waktu yang sama dengan hari kematian Felinette.

'Hari kematian' Felinette memang sudah berlalu, karena Winter Moon sudah berlalu, tetapi tetap saja Luna merasa takut.

Luna takut, jika dia kembali bermimpi buruk tentang pemuda bermata merah itu lagi dengan latar dan situasi yang sama, dia tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Karena itulah, sejak musim dingin datang, jam tidur Luna semakin kacau.

Seharusnya, waktu itu Luna juga meminta istana baru agar tidak berlama-lama di Istana Barat, tapi Luna tahu bahwa permintaannya untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Publik tidak akan terkabul.

Alih-alih mencari jawaban untuk menanggapi pertanyaan sang pangeran, Luna melirik ke  arah pedang yang belakangan ini memang sering dibawanya kemana-mana.

"Kalian masih bertukar pesan?" tanya Luna.

"Hari ini sudah tepat dua pekan," jawab Pangeran Felixence.

Sang Pangeran mengulum senyum. Luna berani bertaruh bahwa Pangeran Felixence melakukannya tanpa sadar. Tapi jika Luna membahasnya, Pangeran Felixence akan membantah tindakannya.

"Jadi, apa saja yang kalian bicarakan?" Luna tergerak untuk bertanya, hanya untuk memenuhi rasa penasarannya.

"Tidak ada pembicaraan yang khusus, topiknya tidak menentu."

Luna menopang sebelah dagunya, "Apakah dia tahu kalau dia sedang bertukar pesan dengan Pangeran Terevias?"

"Tidak," balas Pangeran Felixence tanpa ragu. "Dia bahkan tidak pernah mencoba mencari tahu. Bahasanya selama bertukar pesan juga tidak formal."

"Hmm, begitu," jawab Luna pelan.

"Kekuatannya hebat sekali," gumam Pangeran Felixence sembari menopang dagu.

Luna menatap dalam ke arah Pangeran Felixence yang tampak sedang larut dalam pikirannya sendiri. Pangeran Felixence bilang, Nona Anonim tidak terlalu tertarik untuk membahas lebih jauh tentang dirinya sendiri, atau tidak tertarik mencari tahu tentang penerima pesannya.

Kekuatan Nona Anonim terlampau hebat untuk pemula yang baru menggunakan sihir bertukar pesan untuk pertama kalinya. Sihir itu umumnya hanya bisa bertukar pesan dengan satu orang kurang dari dua puluh empat jam, tetapi sampai hari ini mereka berdua masih saling bertukar pesan dengan orang yang sama.

... mungkin. Mungkin, Luna tahu siapa identitas di balik Nona Anonim.

Hanya sebuah prediksi konyol, tetapi sejak mendengar tentang seorang gadis yang memiliki kekuatan yang hebat, satu-satunya orang yang muncul di pikiran Luna ketika semua ciri-ciri itu disebutkan hanyalah orang itu.

Irsiabella Ravelsa.

Namun, ada satu hal yang membuatnya agak ragu.

Jika memang itu Irsiabella, seharusnya pertukaran pesan via sihir dengan sang pangeran tidak terjadi. Mengikuti alur sesungguhnya, Pangeran Felixence baru menyadari keberadaan Irsiabella ketika kekuatan Irsiabella terekspos di usianya yang ke-enam belas.

Bahkan jika memang kejadian pertukaran pesan antara Irsiabella dan Pangeran Felixence benar-benar terjadi dan Pangeran Felixence tidak berhasil memecahkan identitas Nona Anonim, setidaknya pangeran pasti akan membuat spekulasi bahwa Irsiabella mungkin adalah pengirim pesan itu.

Namun Luna benar-benar yakin bahwa pertukaran pesan ini adalah hal baru.

Apa ada alur yang mulai berubah karena Luna memasuki tubuh Felinette lebih cepat daripada seharusnya? 

"Aku sudah mengumpulkan beberapa informasi untuk mencari tahu identitas Nona Anonim," ucap Pangeran Felixence.

Tentu, dugaan Luna tidak meleset karena Luna mengenal karakteristik Pangeran Felixence. Jika dia sudah tertarik dengan sesuatu, dia akan mencari tahu sampai benar-benar berhasil menemukannya.

"Apa ada petunjuk yang berhasil didapatkan?" tanya Luna lagi.

"Ada beberapa dari hasil pertukaran pesan kami selama dua pekan, tapi sejujurnya, semua pesan yang ditulisnya agak meragukan. Tidak semuanya bisa dijadikan pedoman untuk menemukannya."

... Jika memang Irsiabella, tentu dia tidak akan mau mengekspos identitasnya. Saat ini, Irsiabella sedang dalam masa menyembunyikan kekuatannya dari dunia. Jadi, bahkan jika itu dengan seorang anonim, Luna yakin dia akan menyembunyikan rahasia itu rapat-rapat.

Sebenarnya, peluangnya memang sangat kecil. Ada banyak bangsawan yang bisa menggunakan sihir, meskipun memang tidak semuanya mempunyai kekuatan sehebat Irsiabella.

"Biasanya kami bertukar pesan di malam hari. Apa kau mau ikut menulis pesan untuknya?" tanya Pangeran Felixence yang membuat Luna agak tersentak kaget, tidak menyangka akan mendapatkan tawaran itu.

"Lewat pedang kakak?" tanya Luna, memastikan.

"Karena aku adalah penerima pesan, hanya aku yang bisa membalas pesan, tapi seharusnya kau bisa membacanya. Jika kau ingin bertukar pesan juga dengannya, aku bisa mewakilkanmu menulis pesan untuknya," jawab Pangeran Felixence.

Luna tampak menimbang-nimbang sejenak dan pada akhirnya membuat keputusan, "Tidak, terima kasih. Aku tidak terlalu tertarik."

Putri Felinette tidak memiliki kekuatan sihir dalam dirinya. Luna jadi ragu bahwa dirinya bisa membaca pesan itu, karena Luna tidak mampu melakukan apapun yang bisa dilakukan oleh seseorang yang memiliki sihir.

"Hm? Padahal kupikir kalian mungkin bisa menjadi teman baik," ucap Pangeran Felixence agak menyayangkan.

"Kakak juga mengatakan begitu, waktu memperkenalkan Aurorasia Swanbell." Luna menjawab agak ketus.

"Kau bahkan belum benar-benar memiliki pembicaraan dengan Nona Swanbell, bagaimana bisa kau berpikir bahwa kalian tidak cocok?" tanya Pangeran Felixence.

"Aku tidak yakin bisa cocok dengan kepribadiannya," jawab Luna apa adanya.

Tentu Luna sudah tahu, sebab dia tahu apa yang pernah terjadi dulu. Oh, atau mungkin nanti.

"Tapi, kau belum mencobanya."

Lagipula, mengapa Luna harus punya hubungan yang baik dengan Aurorasia? Agar mereka punya hubungan yang baik ketika Aurorasia dan Pangeran Felixence bertunangan?

Namun tentu Luna tidak mempertanyakannya, sebab Pangeran Felixence akan terus menyangkal hal itu. Padahal, Luna tahu bahwa itu akan terjadi, sekalipun jika itu bukan keinginan pangeran.

"Ngomong-ngomong, sembilan botol Golden Sun yang lain sudah dikirim ke kamarmu," ucap Pangeran Felixence yang membuat kekesalan Luna teralihkan sejenak.

"Mereka hanya memproduksi sepuluh botol?" tanya Luna agak heran.

Padahal, dulu Golden Sun sangat terkenal dan diminati banyak orang.

"Ada sepuluh botol lain yang sudah tersebar."

"Sepuluh botol?!" Luna agak memekik lantaran terlalu kaget.

"Ada yang mendapatkannya karena memesan lebih awal, ada juga yang mendapatkannya karena merupakan investor awal Golden Sun. Tapi setelah mengetahui bahwa kerajaan telah memiliki hak ekslusif atas Golden Sun dan tidak akan diproduksi tanpa izin kerajaan, mereka menarik investasi mereka di produk parfum yang lain," jelas Pangeran Felixence panjang lebar.

Luna menahan napasnya tidak percaya. 

Luna telah melakukan banyak upaya untuk menghentikan terulangnya penyalahgunaan Golden Sun, bahkan melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh Putri Felinette dengan meminta agar produksi Golden Sun dihentikan hanya agar parfum itu tidak menyebar di penjuru Terevias. Namun nyatanya, hanya setengah dari total Golden Sun yang ada dalam genggamannya.

Bahkan setelah Golden Sun nantinya resmi dianggap sebagai racun berbahaya dan produk itu ditarik dari pasaran untuk dimusnahkan, masih banyak orang yang menyimpannya dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

Kasus keracunan akibat Golden Sun bukan hanya akan datang dari golongan bangsawan, tapi juga dari kalangan rakyat biasa. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjualnya dalam kadar mematikan juga akan bermunculan dari pasar gelap.

"Kalau kau mau, aku bisa mencari daftar para bangsawan yang sudah membelinya. Kita bisa memberikan penawaran untuk membeli parfum itu dengan harga yang lebih mahal," ujar Pangeran Felixence.

Luna memaksakan tawanya, "Sebenarnya tidak perlu melakukannya sampai sejauh itu."

Sebenarnya, Luna masih penasaran dengan siapa pencetus pertama yang menggunakan Golden Sun sebagai racun. Sebab, Luna ingat bahwa hasil penyelidikan racun Golden Sun sewaktu Felinette diracuni menunjukkan bahwa praktik meracuni orang lain dengan Golden Sun telah diterapkan bahkan sebelum kasus Golden Sun terungkap.

Namun mengingat bahwa pemilik Golden Sun sejak awal memanglah bangsawan, mau tidak mau membuat Luna sedikit lebih waspada.

Semuanya akan baik-baik saja, jika tidak ada dalang utama di antara sepuluh pemilik Golden Sun ini. Namun, bagaimana caranya agar Luna bisa memastikan bahwa semuanya memang aman terkendali tanpa harus menunggu adanya korban?

"Ini tidak berlebihan, Feline. Ini adalah salah satu keinginan Putri Terevias. Kau jarang membuat permintaan seperti ini, dan mengabulkan satu permintaanmu bukan berarti bahwa mereka dipaksa tunduk. Seisi Terevias, seharusnya mereka menunjukkan rasa hormat dan menghargai kedudukanmu."

...jika Pangeran Felixence tahu tentang yang sebenarnya, tidak mungkin dia akan mengatakan hal itu.

"Feline ..., kau aneh."

Sepertinya Luna terlalu sering mendengar kata-kata itu, sampai-sampai rasanya normal saja dikatakan 'aneh' oleh Pangeran Felixence.

"Apa lagi yang membuatku aneh?" tanya Luna dengan tatapan datar.

"Kau pernah bilang kalau kau telah menemukan keberanianmu, jadi kau bisa mengutarakan semua hal yang selama ini dipendam sendirian, tapi kau melakukan banyak hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh dirimu. Aku merasa ... janggal."

Apa kau menyadarinya, bahwa aku bukan Feline yang dulu? Luna hanya mempertanyakannya dalam hati.

"Kalau begitu, kakak yang aneh," ucap Luna, setengah menantang. "Apa maksudnya, Kak Felix merasa bahwa aku bukan Felinette? Bahwa sebenarnya aku adalah orang lain?"

...hal yang tidak ingin Luna ucapkan, akhirnya meluncur begitu saja.

"Tidak, bukan begitu."

Padahal memang begitu.

"Jangan tersinggung, Feline. Aku tidak mengatakan seperti itu. Kau berubah menjadi lebih baik dan itu sangat membanggakan. Aku ... hanya tidak menyangka bahwa kau bisa melakukan sesuatu yang tidak biasanya kau lakukan."

Luna memiringkan kepalanya heran, "Memangnya, aku melakukan apa?"

"Aku mendengar tentang apa yang terjadi denganmu ketika badai datang. Kau mengurung diri di kamarmu dan tidak mengizinkan siapapun untuk masuk. Untuk yang memaksa masuk, harus meninggalkan istana di hari itu juga tak peduli seburuk apapun keadaannya. Bukan begitu?"

Sebenarnya, Luna baru melakukannya sekali, demi berjaga-jaga. Lebih baik terkurung dalam ruangan itu, daripada membiarkan satu orang masuk. Luna tidak nyaman bila ada orang lain yang memasuki ranah pribadinya, terlebih di musim dingin. Salah satu alasannya untuk pindah kamar dari kamar sebelumnya yang memiliki balkon adalah untuk menghindari ada orang lain yang memasuki kamarnya tanpa seizinnya.

"Apa Nyonya Taylor yang menceritakannya?" terka Luna dengan nada suara yang datar.

"Taylor tidak menceritakannya. Jadi, desas-desus itu benar?" tanya Pangeran Felixence.

Sejenak, Luna lupa bahwa desas-desus di dunia ini juga menyebar dengan cepat, sama seperti bagaimana gosip menyebar dari sosial media di dunianya dulu.

Lagipula, untuk apa para pelayan-pelayan di Istana Barat memperlakukannya seistimewa itu? Padahal ketika dirinya dicap sebagai putri palsu, tidak ada yang mempedulikannya.

Setelah insiden Emma yang meracuninya, tidak ada satu pun dari mereka yang berani menatapnya tepat di mata. Seharusnya, orang yang mereka takuti adalah Terence, karena kepala-kepala mereka semua nyaris menjadi korbannya. Luna sudah mencoba membantu, walau harus dengan cara terdingin yang bisa dipikirkannya.

Luna berani bertaruh, ketika pergantian musim dan banyak pertukaran pelayan, rumor tentang dirinya sebagai putri yang kejam akan menyebar di antara bangsawan.

"Aku hanya ingin sendirian. Jika aku bilang aku tidak apa-apa, mengapa mereka terus-terusan memaksa ingin memeriksa keadaanku?" tanya Luna.

"Mereka hanya mengkhawatirkanmu, Feline," jawab Pangeran Felixence.

Bohong.

Yang mereka inginkan hanyalah mencari perhatian di depan Putri Terevias. Ketika mereka semua tahu bahwa kekuatan Felinette tidak kunjung muncul di umur lima belas tahun, mereka semua akan memperlakukannya seperti dulu.

Luna tidak ingin membuat kenangan dengan orang-orang seperti itu. Luna ingin terbiasa sendirian sejak awal, jadi ketika waktunya datang, dia tidak akan merasa terlalu kesepian.

Luna tidak ingin terikat dengan apapun, apalagi sampai bergantung kepada orang lain di situasi seperti ini.

Untuk bisa tetap hidup berumur panjang kali ini, Luna harus bertahan sendirian.

Jika memang keadaannya sangat mengancam hidupnya, Luna sudah menyiapkan rencana untuk meninggalkan istana sebelum umurnya beranjak lima belas tahun.

***TBC***

20 Mei 2021

Paws' Note

Kayaknya, POV Luna bakal aku percepat sampai chapter 50 aja. Tapi ini masih prediksi, ya, karena kenyataannya masih ada beberapa poin yang belum kutulis di sini. Kemungkinan bakal lebih, tapi kuusahain kurang lebih di chapter 50.

Pokoknya, setelah scene Felinette bertemu Irsiabella di pesta ulang tahun Raja, ada satu kejadian gantung yang akan membawa kita kembali ke POV Stella. Hehehehe.

Sebenarnya aku masih pengin bacot panjang lebar, tapi aku bingung mau ngomongin apaan huhuhuhu.

MOHON PEMILIK FANART SILAKAN DIKLAIM GAMBARNYA. Semua DM-ku hilang :(((

Thank youu

see you!


Cindyana

Continua llegint

You'll Also Like

3.4M 330K 91
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
267K 17.5K 53
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
200K 17.5K 18
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
86K 206 8
konten dewasa 🔞🔞🔞