|♧ 49• KEBAHAGIAAN ACHA ~》

115K 11.4K 152
                                    

~》☆《~
.
.
.
.
.
_________________________________________

"Nathazia Aklacia."

"A-Aklacia?"

Dengan semangat Acha mengangguk. "Iya, itu kata yang sangat bermakna bagi gue."

"Tapi nama itu___."

"Cak, gue mau minta tolong. Lo jaga Nathazia dengan baik yah, sayangi dia, cintai dia. Jangan biarin dia ngalami apa yang pernah gue rasain. Kalaupun nanti lo udah nikah sama Eca, gue mohon, lo jangan pernah beda-bedain dia dengan anak-anak lo nantinya," pinta Acha dengan suara lirih.

"Maksud lo a___."

"Maaf, apa bisa kita mulai?"

Keduanya menoleh ke belakang dan mendapati Dr. Robert, Dr. Yuli, dan beberaoa perawat lainnya. Cakra mengerutkan keningnya bingung.

Acha tersenyum lalu mengangguk. Acha menyerahkan bayi mungilnya kepada Cakra dalam posisi masih terbaring. "Gue mohon, jaga dia."

"Maksud lo apa?" bingung Cakra namun tak urung menerima bayi itu.

"Gue akan di ngejalani perawatan lebih lagu."

"Jangan buat gue tambah bingung."

"Lo bisa tanya ke Paman Riel nanti."

Cakra langsung keluar dari ruangan itu ketika salah satu suster menegurnya.

Acha menghela napas berat. "Semoga berhasil."

"Kita akan berusaha semaksimal mungkin. Kamu harus kuat, lihat, di depan sana banyak orang yang menunggu kamu. Mereka ingin kamu sembuh."

Acha mengikuti arah pandang Dr. Yuli ke depan sana. Acha tersenyum senang. Kali ini Acha bahagia, meski sekarang dia harus mempertaruhkan nyawanya, namun itu tidak masalah bagi Acha. Jika tindakan ini tidak berhasil, setidaknya Acha pernah bahagia, dikelilingi oleh orang yang menyayanginya.

Acha tidak meminta lebih. Baginya ini sudah cukup. Anaknya bisa lahir, dan setidaknya Acha bisa memberi nama anaknya juga bersama Cakra, ayah anaknya.

Acha bahagia. Hari ini menjadi hari bajagia Acha. Kedatangan seorang putri, berada didekat Cakra, dan kehadiran mereka yang selalu mendukung Acha.

Acha kembali ternyum melihat orang-orang diluar sana yang kini tersenyum manis ke arah Acha. Jangan lupakan tangan mereka yang mengepal memberi semangat.

Kebahagiaan Acha sungguh sederhana. Dengan mereka yang selalu menyemangatinya saja Acha sudah bahagia. Apalagi jika itu adalah keluarganya?

Acha mengangguk, Acha akan berjuang, Acha tidak akan mengecewakan mereka. Menghela napas sejenak Acha beralih menatap dokter.

"Mulai Dok."

*****

Di depan ruang ICU itu, beberapa orang terduduk dengan kecemasaan masing-masing. Nathazia, anak Acha dan Cakra, sudah berada di gendongan Risa, istri Riel.

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang