|♧ 48• KEMBALI TUMBANG ~》

109K 11.9K 1.1K
                                    

~》☆《~
.
.
.
.
.
_________________________________________

Malam berganti siang. Sang raja malam dikalahkan oleh Matahari. Namun seakan mengetahui isi hati salah satu penghuni Bumi ini, sang Matahari menghilang ditutup awan gelap.

Acha menangis dalam diam. Ia menatap dua sejoli di atas panggung sana. Hati Acha hancur. Di sana, di atas panggung itu. Eca dan Cakra tersenyum bahagia. Secara bergantian mereka saling memasangkan cincin.

Seandainya Acha bisa, ia tidak akan mau menghadiri acara ini. Seandainya Arlan tidak memaksanya Acha tidak akan mau. Ya, dengan teganya Arlan memaksa Acha untuk menghadiri acara itu, tentunya dengan paksaan Eca.

Jangan katakan Acha lebag. Siapa yang akan bertahan jika melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain?

Dada Acha sesak. Tangannya dengan setia mrngelus lembut perut buncitnya. 'Maafin Daddy kamu sayang.'-lirihnya dalam hati.

Riel dan Rigel mengepalkan tangan mereka melihat Acha yang menangis. Bara terus menggenggam erat tangan istri Riel melihat Acha. Sedangkan istri Riel mengelus punggung tangan suaminya menenangkan.

Keempat orang itu langsung menyusul Acha ketika melihat gadis itu berjalan cepat meninggalkan kerumunan.

Eca menatap kepergian mereka dengan senyum devil. 'Gue berhasil!'

Acha mengatur napasnya, dadanya semakin sesak dan terasa sangat sakit. Kepala Acha mulai pusing. Langkah Acha mulai memelan bersamaan dengan darah segar yang mengalir dari hidungnya. Sebelum membuakan pintu kamarnya...

Buk

Dengan sigap Rigel langsung menangkap tubuh Acha. Keempat orang yang mrnyusul Acha langsung panik.

"Mommy bangun!!" Bara terduduk di samping tubuh Acha yang terbaring dipangkuan Rigel.

"Acha bangun, Cha!" Rigel menepuk-nepuk pipi Acha. Pergerakannya terhenti ketika melihat pipi Acha yang lebam.

Sedetik kemudian suara gaduh terdengar dari bawah lantai satu. Bara berlari menuju pembatas dan melihat ke bawah.

"Ada apa Bara?" tanya Riel melihat Bara yang berlari kembali.

"Kembaran Mommy pingsan."

"Masih ada orang di bawah?"

Bara menggeleng. "Udah ngak ada Kakek."

Riel mengangguk dan memberi kode keoada Rigel untuk bangkit. Rigel pun bangkit dan menggendong tubuh Acha yang mulai pucat dan berlari turun ke lantai satu. Sampai di luar rumah keadaan sangat sepi.

Riel merutuki kebodohannya yang tidak membawa mobil dan lebih memilih menaiki taxi. Hanya tersisa satu mobil di sana dan itu adalah mobil Cakra.

Baru saja akan melajukan mobilnya sebuah teriakan menghentikan pergerakannya.

"TUNGGU!!"

Cakra menoleh. Keningnya berkerut bingung ketika kelima orang itu memasuki mobilnya dengan seorang gadis yang tidak sadarkan diri. Mata Cakra terbelalak kaget melihat darah di sana.

"Antarkan kami ke rumah sakit!" ujar Riel.

"Tapi sa___."

"Lo mau dia mati!!" sentak Rigel yang sudah sangat panik.

Cakra mengangguk dan segera melajukan mobilnya. Sebenarnya Cakra sudah ingin menyusul Eca tadi, tapi kunci mobilmya tertinggal. Oleh sebab itu. Cakra kembali ke dalam rumah dan mengambil kunci mobilnya. Namun kini berbeda, sekarang Cakra malah mengantarkan orang-orang ini.

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang