|♧ 41• ACHA PEMBAWA SIAL ~》

103K 11.3K 1K
                                    

.
.
.
.
.
Part ini selesai revisi. Aku langkahi karena memang di sini typo-nya banyak banget, banyak yang komen. Hihi😀

Terima kasih buat yang udah mau baca sampai part ini. See you di ACHA versi cetak, ya❤❤

Jangan lupa nabung❤❤
_________________________________________

"Dia anak Acha."

Plak!

"Mama!!" Bara berteriak histeris melihat Acha ditampar oleh Arlan.

Kepala Acha pusing, pandangannya sedikit buram. "Kenapa Ayah tampar aku?"

"Masih nanya?!"

Acha menggeleng, rasa sakit itu kian menjadi. Tubuhnya mulai oleng dan ....

Bruk!

Tubuh Acha terjatuh ke lantai. Bara langsung menangis melihat Acha tak sadarkan diri. "Mama! Mama bangun!!"

Sedangkan Arlan, dia melangkah maju ingin meraih tubuh Acha. Namun sebelum itu, seseorang menepis tangannya. "Jangan sentuh Acha!"

Dia Anwar. Anwar dan Santi sebenarnya ikut menghadiri acara tersebut. Sehingga keduanya bisa melihat perlakuan kasar Arlan kepada Acha. Anwar langsung menggendong tubuh Acha ke mobilnya di ikuti Santi dan Bara. Jangan lupakan dengan keluarga Breklin yang mengikuti mereka menggunakan mobil lain.

Sampai di rumah sakit, Anwar langsung menggendong tubuh Acha. Para perawat langsung membawa Acha ke ruangan biasa, yaitu ICU. Keluarganya mengerutkan kening mereka bingung. Anwar dan Santi terpaksa harus pamit pulang ketika mendapat telpon dari Ayah Anwar. Mereka berdua membawa Bara ikut serta. Sekarang hanya ada keluarga Acha di sana.

Beberapa saat kemudian, dr. Robert keluar dari ruangan itu. Namun ia kembali masuk ketika seorang dokter wanita muda datang menghampirinya. Sekitar sepuluh menit, dr. Robert dan dr. Risa keluar dari sana.

"Maaf, apa Acha sudah menikah?" tanya dr. Risa ragu.

"Me-menikah?" beo Arlan.

"Ya, sekarang Acha sedang hamil."

"Ha-hamil, Dok?"

"Iya Bu, kalau boleh tahu Ibu siapanya Acha?"

"Saya Ibunya Acha."

Dr. Robert terkekeh. "Jadi, ini Ibunya?"

"Maksud dokter apa?"

"Lupakan, ayo Dok, kita pergi dari sini. Dan untuk kalian cepat sadar."

Setelah mengatakan itu, kedua dokter itu langsung pergi dari sana meninggalkan keluarga Breklin yang terdiam dengan keterkejutannya. Arlan yang sudah emosi langsung memasuki ruangan itu. Acha yang baru saja bangun tersentak kaget ketika Arlan menarik tangannya dengan kasar.

Arlan menarik kasar Acha, sehinggah infus di tangan kiri Acha terlepas secara paksa membuat darah segar menetes dari tangan Acha. Arlan tidak peduli itu. Arlan dengan teganya terus menarik Acha dan mendorong tubuh Acha ke dalam mobil. Setelah semuanya masuk, Arlan langsung melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi.

Sampai di rumah keadaan sudah sepi. Para tamu sudah pulang.

Arlan kembali menarik tangan Acha dan langsung menghempaskannya ke lantai ruang tamu dengan sangat kasar. Acha meringis menahan sakit. Sekarang ia salah apa? Pergelangan tangannya kini langsung lebam.

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang