|♧ 33• LEUKEMIA AKUT?? ~》

103K 11.7K 254
                                    

~》☆《~
V
O
T
E
☆☆☆☆☆
💬💬💬💬💬

_________________________________________

"Lo apa-apaan?!"

"Lo yang apa-apaan?! Gue minta sama lo, cari kesalahan lo secepatnya. Dan gue sangat yakin, saat lo tahu semuanya, lo akan menyesal seumur hidup!"

Setelah mengatakan itu, Riel menarik tangan Acha dan Rigel keluar dari rumah itu. Arlan menatap tajam ketiganya. Dila dan Eca langsung menghampiri Arlan di susul Rian dan Arka.

"Ayah nggak papah?"

Tangan Arlan terangkat mengelus rambut Eca dengan sayang. "Ayah nggak papah," jawabnya dengan senyum tulus.

Acha yang berada di pintu utama terhenti, air matanya terjatuh. Ia membekap mulutnya dan langsung berbalik lalu berlari ke arah luar. Tadinya, ia ingin mengambil ponselnya yang tertinggal. Tapi sudalah. Riel dan Rigel yang melihat Acha berlari sambil menangis menjadi bingung. Ditambah dengan Acha yang terus berlari melewati mereka. Mata keduanya membulat kaget melihat tetesan darah di tangan Acha. Mereka berlari mengejar Acha, sayangnya Acha sudah memasuki sebuah taksi yang langsung melaju cepat.

Mereka berlari cepat menuju mobil Rigel dengan Rigel yang mengemudikannya. Baru saja memasuki jalan raya, mereka dibuat menghela napas kasar. Di depan mereka ada tikungan, eits, bahkan perempatan.

__________

Acha terus menangis tersedu-sedu, jangan lupakan dengan darah segar yang mengalir dari hidungnya. Beberapa kali sang sopir terus bertanya keadaan bahkan arah tujuan Acha, tapi sama sekali tak ada jawaban. Mobil itu terus melaju tanpa tujuan. Sampai akhirnya sang sopir menghentikan laju mobilnya dan menoleh ke belakang, berniat kembali menanyakan tujuan Acha.


"Mbak, sebenarnha--astaga Mbak!!"

Sang sopir refleks berteriak ketika mendapati Acha tak sadarkan diri, bahkan darah dari hidungnya tidak berhenti. Tanpa berkata lagi, sopir tersebut langsung melajukan mobilnya ke arah rumah sakit terdekat. Sampai di sana, sopir itu langsung turun dengan wajah paniknya.

"Suster! Dokter! Ada pasien darurat!!"

Semua pasang mata mengarah ke padanya. Beberapa suster berdatangan dengan brankar yang di dorong. Sopir taxi tersebut membukakan pintu mobil.

"Acha!!"

Salah satu suster yang mengenal Acha langsung berteriak. Setelah tubuh Acha berpindah ke brankar para suster dan mantri langsung mendorong brankar itu. Sang sopir taksi yang tadi pun telah berpamitan pulang.

Suara roda yang bergesekan dengan tehel terdengar menggema di lorong rumah sakit. Banyak orang menatap kasihan ke arah Acha, mereka mungkin mengira Acha mengalami kecelakaan.

Acha langsung di masukkan ke dalam ICU setelah tubuhnya dibersihkan, ia langsung di tangani oleh beberapa perawat dan dua orang dokter. Salah satu dokter itu bernama dr. Robert dan satunya lagi bernama dr. Yuli, ya, keduanya merupakan dokter yang merawat Acha dan Eca.

"Keadaan Eca semakin buruk," ucap dr. Yuli sedih sambil menunjuk pada Acha yang masih belum sadarkan diri.

Dr. Robert menatap heran rekannya itu. "Eca?" beonya, "dia bukan Eca, dia Acha."

ACHA || Good Bye!! [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang