🌲 STALKER [44]

165 25 1
                                    

VOTE TERLEBIH DAHULU.

🌲

Malam harinya mereka berkumpul di balkon kamar para cowok. Tidak ada yang mereka lakukan, hanya bernyanyi random ditemani oleh secangkir teh.

Setelah tadi memetik apel kemudian mandi di sungai yang jernih, tentunya hanya para laki-laki yang mandi. Elda dan teman perempuannya yang lain hanya bermain air di pinggiran sungai itu.

"Bosen" Ira meletakkan handphonenya asal, kemudian berdiri menatap kebun teh yang luas didepannya.

"Eh gue tadi bawa ToD, main yuk!" Nara berujar semangat.

Yang lain menganggukinya antusias. Nara segera keluar pergi ke kamar sebelah untuk mengambil kartunya. Tetapi tak lama kemudian ia kembali lagi.

"Temenin hehehe" Nara cengengsan.

"Ayok" Putra langsung berdiri menggandeng tangan Nara.

"Awas kelepasan put!" Teriak Elang.

Putra mengacungkan jari tengahnyayang dibalas tawa oleh Elang. Kemudian ia mengantarkan Nara ke kamar sebelah.

Nara kembali membawa sekotak kartu berwarna biru dan merah, kemudian membagi dua sesuai dengan warnanya. Sedangakan yang lainnya mengambil posisi untuk duduk melingkar

Botol air mineral diputar, semuanya menatap fokus kearah botol itu. Dan tentu saja berharap agar tidak berhenti menunjuk arahnya.

"Elang!" Teriak Putra antusias.

Semuanya menoleh ke arah Elang yang ditunjuk oleh botol itu.

"Kok gue duluan sih" Protes Elang tak terima.

"Kualat itu lo habis ngetawain gue tadi" Putra tertawa.

"Gak Sportif ini, ulang-ulang!" Elang hendak memutar botol itu kembali tetapi dicegah oleh Daffa.

"Lo yang gak sportif, udah lah terima aja" Daffa berujar yang diangguki pasrah oleh Elang.

"Yaudah-yaudah"

Elang mengambil koin yang bertuliskan D artinya Dare dan dibaliknya terdapat tulisan T atau Truth. Ia melemparnya kemudian menangkapnya dan...

"Untung aja dapet Truth!" Elang sedikit lega setidaknya dia tidak mendapat tantangan yang pastinya akan menyusahkannya, mengingat teman-temannya ini laknat semua.

"Yahhh ngga asyik!" Ujar Nara

"Silahkan ambil kartunya bos" Alle menepuk-nepuk punggung Elang.

Elang mengambil kartu Truth kemudian membacanya, "Apa makanan favorit lo"

"Ah, gampang ini mah" Lanjutnya

"Eh bentar siniin kartunya, curang lo!" Putra merebut kartu yang dipegang oleh Elang yang langsung dijauhkan dari jangkauan putra, tapi sayangnya Daffa mengambil kartunya.

"Dih orang pertanyaannya bukan itu, ehem, siapa nama orang yang lo suka"

"Weh boong lu!" Ira melayangkan tatapannya pada Elang.

"Suka-suka gue, ngape lu?" Elang malah membalas tatapan yang lebih menusuk ke arah Ira.

"Awas bentar lagi jadian lohhh!" Elda memperkeruh suasana mereka berdua.

"Ciye-ciyeee" Ujar Meisya.

"Jawab ih Elang!" Nara yang penasaran itupun berujar lantang.

"Desi!" Elang menjawab enteng.

Seketika ada bunyi patahan, yap, hati Ira patah.

pletak!

Alle menonyor kepala Elang, "Desi itumah bunda Elo!"

STALKER [END] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang