16

2K 444 136
                                    

Yuhu~ I'm back!

Maap telat banget banget banget buat update. Aku sama sekali gak sempet nulis selama kurang lebih dua minggu kemarin karena UTS sama revisi bahan proposal penelitian. Agak mumet 🤧 but finally I'm here guys💕

Are you ready?


Happy reading!^^



~°~°~



Pagi-pagi buta, Lizy sudah memeriksa keadaanku. Ia tidak datang sendiri melainkan membawa tiga orang pelayan istana. Satu membawakan makanan, satu menyiapkan air hangat untuk membasuh tubuhku, satunya lagi memijati bahu dan anggota gerak tubuhku yang kaku.

"Maaf datang pagi-pagi sekali," ucapnya sambil memegangi tanganku. Bibirnya sedikit mengerucut. "Aku sangat mengkhawatirkanmu."

"Tidak papa, Kak," balasku dengan senyuman tipis. "Lagipula aku sudah tidur sepanjang siang kemarin dan tidak bisa tidur lagi. Kedatanganmu kemari sangat menghiburku."

"Ohh tidak," ucapnya sambil menyampirkan rambutku ke balik telinga. "Siapa yang berani-beraninya melakukan itu pada adikku yang murni ini?"

Pertanyaan itu membuatku mengerjap pelan. "Melakukan apa?"

"Kau tidak tahu?" Ia tampak lebih bingung dariku. "Ohh ... mungkin mereka tidak ingin membebanimu semalam."

Aku hanya menatap Lizy, menunggunya bicara. Menangkap maksudku, ia langsung melanjutkan, "Dokter bilang kau diracuni."

Tubuhku langsung tegang. Aku bukan terkejut karena diracun—aku sendiri ikut andil—melainkan seakurat itu dokter menyimpulkan.

Apa kami ketahuan?

"Maaf, seharusnya aku tidak membicarakan itu sekarang. Kau masih butuh istirahat," ucap Lizy tak enak. "Biarkan dokter dan Scoups yang menjelaskan lebih jauh."

Aku tersenyum tipis dan mengangguk. Dalam hati meringis, merutuki keputusanku untuk mengiyakan rencana gila Vernon. Kalau kami sampai ketahuan bukankah aku akan disidang dan musuh kami otomatis menang?



Tok Tok Tok


Atensi kami langsung teralih pada pintu kamar yang terbuka tak lama setelah suara ketukan terdengar. Scoups masuk bersama Xu dan seorang pria yang kuasumsikan sebegai dokter istana.

"Pagi," sapa Xu dengan senyuman tipis. "Bagaimana keadaanmu?"

"Cukup baik," balasku sambil menegakkan tubuh. "Aku bisa bangun sendiri ... tapi tidak lama-lama karena kepalaku akan pusing sekali."

Xu terkekeh geli sambil mendekatiku. "Harusnya aku tidak tertawa, tapi kau lucu sekali."

"Terima kasih, aku sadar akan hal itu," sahutku senang. Scoups memelototiku karena itu, tapi aku berpura-pura tidak melihat.

Akhirnya pria bermahkota merah itu menghela napas. Ia menggeser tempat untuk mengenalkan orang di belakangnya. "Ini Dokter Danny. Dialah yang melakukan pertolongan pertama untukmu."

"Selamat pagi, Tuan Putri," sapanya sambil membungkuk. Pria itu cukup tinggi dengan rambut cokelat terang dan mata kelabu. Kulitnya putih bersih. Ada bintik-bintik cantik di sekitar pipinya. Meski tampak begitu cerah, dia memang terlihat sangat cerdas.

Bagaimana kalau dokter ini sudah tahu jenis racun baru yang kuminum dan tahu dari mana asalnya?

Ohh tidak ... jangan sampai!!!

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now