27

1K 277 74
                                    

PANIK.


PANIK! 😭



Aku open discussion teori sama kalian di bab sebelumnya dengan niat ingin tau nih sejauh mana kalian nangkep clue tersembunyi sama pengen ngobrol. Gak taunya ada yang amat mendekati wkwkwk aku gak berani bales komennya takut kelepasan, jadi maaf aku gak bales semua komen biar adil ya yang di chapter kemarin 😭😭😭

Sebagai gantinya aku kasih clue ini aja ya: aku gak pernah bilang Vernon pengkhianatnya, tapi aku juga gak pernah bilang dia bukan pengkhianat.

/Loh kak, sama aja dong?/

Bedalah, coba diteliti lagi sayang-sayangku❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Matahari baru saja terbit ketika aku membuka mata. Suara kicauan burung yang merdu terdengar dari luar, tidak hanya satu tetapi beberapa bersahutan. Aku bisa mencium aroma bunga yang cukup kuat. Kuasumsikan ada banyak bunga di luar sana, mungkin beberapa jenis.

Aku tidak ingat bagaimana caraku sampai di sana. Jadi jangan heran kalau aku tidak tahu apa yang ada di luar.

Aku menarik napas panjang kemudian mendudukkan diri di atas ranjang kecil. Mataku menelisik sekitar. Aku berada di sebuah rumah kecil, seperti rumah kontrakan. Hanya ada satu ruang besar; kamar sekaligus dapur, serta satu kamar mandi. Ada satu ranjang, satu sofa panjang, rak buku, rak makanan, peralatan masak, dan lemari pakaian.

Aku disekap di rumah itu, tanpa diikat atau dibekap. Rasa-rasanya seperti dipaksa menginap, bukan diculik. Aku bertanya-tanya apa yang sebenarnya Vernon pikirkan. Namun pria itu tak terlihat di mana pun.

Aku memutuskan untuk beranjak dari ranjang dan memeriksa lemari. Isinya ada beberapa setelan jas yang sering dikenakan Vernon dan beberapa pakaian santai wanita—sepertinya disiapkan untukku. Aku mengambil kaus berwarna kuning dan celana pendek cokelat, lalu mandi. Rasanya nyaman. Seperti aku seorang manusia biasa. Bukan pengendali elemen, bukan putri raja, bukan pewaris takhta. Hanya remaja sembilan belas tahun yang sedang bersantai di rumah.

Aku duduk di sofa sambil memakan biskuit dari rak makanan. Kuperhatikan seisi rumah yang rapi dan nyaman. Apakah ini tempat tinggal Vernon? Apa selama ini ia sering bersembunyi di sini? Entahlah ... tapi sangat terawat.



"Dia ke mana sih?" gumamku kesal. "Seharusnya culik aku dengan benar. Kalau mau membuatku nyaman, ya dia di sini supaya aku tidak mati bosan!"

Aku menghela napas sambil menyandarkan tubuh di sofa. Mataku menatap langit-langit ruangan dengan sendu, memikirkan anggota tim yang sudah pasti mencariku. Scoups juga. Bagaimana dengan kakakku yang lain ya? Apa kejadian ini malah menjadikan mereka bertengkar sungguhan? Lalu, untuk apa Vernon 'menculik'-ku? Apa sih untungnya?

Tanpa sadar aku tertidur. Matahari sudah hampir tenggelam ketika aku membuka mata. Meski aku tertidur di sofa, rasanya enak sekali. Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku bisa tidur siang seperti ini setelah menginjakkan kaki di Magic Land.

Aku langsung mendudukkan diri dan melihat sekitar. Masih belum ada tanda-tanda keberadaan Vernon. Aku sudah gatal ingin melontarkan banyak sekali pertanyaan padanya. Namun ada satu yang benar-benar butuh jawaban.


Apa yang dia mau?


Aku menarik napas panjang kemudian beranjak. Aku berdiri di depan jendela kecil di samping pintu. Tidak dikunci, jadi aku bisa membukanya, tapi terlalu kecil untuk dijadikan celah meloloskan diri.

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now