33

871 164 54
                                    

Hey, yo wassup!

Aku balik lagi nih. Gak cepet sih cuma aku belum update cerita lain udah update lagi yang ini. Ya bisa dianggap double update tertunda lah ya 😭🙏

Tadinya mau langsung update lagi kemarin cuma baru sempet aku selesaiin. Hope you guys like it❤️ (panjang banget loh ini gak boong)


Happy reading!^^



~°~°~



Aku melangkahkan kaki dengan hati-hati. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa agar tak dicurigai kakak-kakakku.

Aku menoleh kecil ke arah Louisa. Ia terbang ke samping istana. Aku tak bisa mengikutinya karena aku 'perlu menghukum anggota tim'. Jadi, aku masuk ke dalam istana melalui pintu belakang yang masih terlihat dari gazebo.

Kuharap Louisa mengerti.


Aku menghela napas panjang begitu memasuki istana. Perasaan berat karena diawasi mendadak lenyap setelah pintu tertutup. Aku langsung melirik ke arah jendela-jendela besar di lorong istana. Berharap menemukan Louisa.

Sejujurnya jantungku berdegup sangat kencang. Louisa bisa saja menunjukkan hal penting, namun belum tentu itu baik dan aman.

Mengingat bahwa pemiliknya saat ini mendekam di penjara bawah tanah ....

Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi pada Vernon, tujuannya membawaku ke tempat yang jauh dari istana, dan melenyapkan ingatanku. Aku memang tidak sepenuhnya percaya bahwa Vernon berpihak pada si Pengkhianat. Namun aku tak punya bukti bahwa dia bersih.

Bagaimana kalau dia berpihak sejak awal?

Bagaimana kalau penyelidikannya hanya pura-pura?

Bagaimana kalau dia saat ini berusaha menjebakku?!

Aku menggelengkan kepala dengan kuat dan menampar pipiku. Tidak! Aku tidak boleh berpikiran buruk tentang Vernon!

Pelayan yang kebetulan melintas tersentak ketika melihatku—tentu aku juga tersentak. Astaga, sejak tadi ternyata ada orang!

"Aku baik-baik saja," ucapku sambil tersenyum lalu bergegas pergi.

Baru saja hendak menyerah mencari Louisa dan berpikir sebaiknya kembali ke kamar, burung cantik itu terlihat di jendela. Ia berdiam diri seolah-olah menungguku.

"Louisa!" panggilku refleks saking senangnya menemukan burung itu.

Louisa melihat ke arahku. Ia kemudian terbang di samping jendela seolah-olah menuntunku. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa di sekitar, aku bergerak mengikutinya dengan cepat.

Burung itu mengarahkanku ke pintu samping istana. Aku keluar dari sana dan menemukan Louisa menungguku.

"Ke mana kita akan pergi?" tanyaku pelan.

Louisa sepertinya mengerti. Ia berkicau seolah berkata 'ayo ikuti saja aku!' lalu terbang ke arah pintu labirin.



Sebentar ....


Tidak ada yang pernah berani memasuki labirin selain aku dan Scoups karena mereka pasti tersesat. Kenapa Louisa berusaha membawaku ke sana?

Sejenak aku merasa ragu untuk melangkah. Jantungku berdegup semakin hebat. Tanganku sampai berkeringat di balik sarung tangan musim dingin.

Apakah aman untuk masuk ke sana?

Louisa adalah burung yang cerdik. Ia sadar aku tak mengikuti dan bertengger di dinding labirin. Kepalanya miring seolah-olah bertanya 'hey, apa yang kau tunggu, Tuan Putri?'.

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now