21

1.5K 354 160
                                    

Gimana? Masih setia sama bias atau oleng setelah nonton MV baru 👀

Oleng sama bias sendiri bisa gak sih? Soalnya aku asdfghjkl banget sama Njun 😭😭😭 /apa sih Indah :(/


Happy reading!^^



~°~°~



Hari itu sinar mentari terasa lebih terik. Padahal hari masih pagi, tapi cuacanya sudah sepanas ini.

Kukira Magic Land punya cuaca yang sangat stabil selama keturunan Araceli masih “baik-baik saja”. Rupanya aku terlalu banyak diam di istana. Di luar, cuaca bisa panas dan dingin meski masih dalam kewajaran.

"Harusnya kau bawa payung."

Komentar itu membuatku memutar bola mata. Kulirik pria pirang yang berjalan di sampingku dengan sinis. "Kenapa tidak bawa sendiri? Aku bukan asistenmu."

"Aku juga bukan asistenmu," balas Vernon datar. "Bisa-bisanya kau menyeretku untuk ikut dalam perjalanan sejauh ini."

Aku berusaha tidak menunjukkan kekesalanku. Pasalnya saat ini kami sedang berada dalam kunjungan formal di kota yang beberapa waktu lalu dibicarakan oleh bangsawan muda. Kami tidak menggunakan samaran sehingga setiap warga bisa melihat dan menyapa kami.

"Suruh siapa kau bergabung dengan timku," balasku datar.

Vernon menyenggol bahuku dengan sengaja. "Tanyakan sendiri pada kekasihmu."

"Ohh, tapi tampaknya kau tidak menolak," balasku sinis. "Atau jangan-jangan kau memang ingin."

Vernon memutar bola matanya kemudian melangkah lebih cepat menyusuri kota. Aku tak terlalu memedulikan hal tersebut dan memilih untuk mengobrol dengan beberapa warga di sekitar.

Agenda hari ini adalah melakukan survei ulang di kota tersebut. Sebenarnya Ravn—pemimpin rapat yang akhirnya bergabung denganku—sudah melakukan survei dengan San dan Dino. Menurut laporan mereka, kota bernama Santus ini memiliki lahan yang sangat luas dan asri. Sayangnya kesederhanaan kota tersebut membuatnya tak begitu diminati sehingga kondisi ekonominya biasa-biasa saja. Berhubung materi pengiklanan juga kurang menarik, akhirnya aku mengusulkan pembangunan sekolah di kota ini untuk menarik perhatian rakyat.

Bukankah orang-orang akan penasaran dengan sekolah pertama yang dibangun di Magic Land? Mereka pasti rela datang jauh-jauh kemari untuk melihat apa yang bisa si Putri Yang Hilang lakukan.

"Ngomong-ngomong ...." Aku berjengit ketika Vernon tiba-tiba berjalan di sebelahku. Memang, sudah biasa ia berteleportasi. Tapi kali ini aku sedang melamun dan tidak siap. "Kau tidak suka belajar, tapi kenapa mau mendirikan sekolah di sini?"

Aku ingin memukulnya karena sembarangan muncul, tapi mengurungkan niat karena wajahnya sangat serius. Aku menghela napas kemudian menatap langit cerah di atas sana. "Itu adalah titik terlemah Magic Land. Artinya itu titik lemah dari keempat kakakku. Nilai keberhasilanku akan sangat tinggi. Jika aku benar-benar bisa merealisasikannya, berarti aku jauh lebih unggul dari dia—tahu maksudku, kan?"

"Benar," balas Vernon sambil menerawang jauh. Rasanya aneh melihat ia mendadak serius begini. "Sebenarnya ini juga impian Raja—ayahmu. Beliau yang pertama kali mengadakan pelatihan untuk para bangsawan di istana. Sayangnya orang-orang tak begitu tertarik. Kerajaan sudah dipenuhi rumor perpecahan antar keturunannya. Rakyat tidak ingin terlibat."

"Kalau kau, kenapa tertarik menjadi bangsawan?" tanyaku sambil menoleh.

"Aku tidak berminat menjadi bangsawan," balasnya kemudian menunduk, menatap telapak tangannya di udara. Sorot matanya menggelap. Seolah menyimpan beragam misteri gelap di dalamnya. Hal tersebut tentu membuatku terkejut. Namun, hanya sekejap ia kembali terlihat biasa.

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now