39

479 107 49
                                    

Hai!!! Maaf aku baru balik lagi 😭🙏

Mungkin ada yang udah tau ya, aku awal Juni itu dapet pekerjaan yang bidangnya aku mulai dari 0 banget. Jadi sibuk sama belajar dan penyesuaian diri. Sekarang baru agak luang untuk update lagi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya ya .... 🥺

Ini panjang kok semoga bisa sedikit membayar penantian kalian ya 🥲❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Salju tak berhenti turun ... meski ketegangan telah menyurut.


Aku melangkahkan kaki tanpa alas ke arah jendela kamar. Kubuka lebar-lebar kemudian kuulurkan tangan keluar jendela. Kuabaikan sensasi dingin dari lantai yang kupijak atau angin yang menembus gaun tidurku. Sejenak aku diam di sana sambil memperhatikan langit. Sampai akhirnya seseorang mengetuk pintu kamarku.

"Ya?!" sahutku agak kencang tanpa berpindah tempat.

Dari luar suara seorang wanita membalas, "Maaf Tuan Putri, apakah Anda sudah bersiap? Raja memanggil untuk sarapan karena semua orang sudah berkumpul di ruang makan."

"Katakan padanya aku akan menyusul dalam lima belas menit," balasku.

Si wanita menyahut, "Baik, Tuan Putri."

Aku kembali menatap salju yang turun selama beberapa detik sebelum akhirnya menutup jendela. Kugunakan waktu semaksimal mungkin untuk bersiap memulai hari baru.

Aku sedikit berharap kegiatan sarapan sudah dimulai sehingga aku akan ditinggalkan sendiri sebelum selesai. Supaya tidak ada yang mengajakku berbicara mengenai apa pun. Sayangnya tidak ... mereka menungguku dengan sabar. Atmosfer di ruangan itu terasa cukup hangat sekalipun di luar sangat dingin.

Aneh ... padahal satu orang tak ada di sini.

"Maaf aku terlambat dan membuat kalian menunggu. Aku terlambat bangun," ujarku sambil membungkuk ke arah mereka.

"Santai saja, Dik. Kami tidak buru-buru," sahut Lizy hangat.

"Ya, benar," sahut Xu sambil tersenyum.

Scoups mengisyaratkanku untuk duduk. Segera aku menduduki tempatku yang sepi karena kursi di sampingku sudah berhari-hari tak terisi.

"Ayo kita mulai," ujar Scoups. Ia memimpin kami untuk berdoa kemudian mengambil suapan pertama. Kemudian, kami mengikuti. Perbincangan ringan sesekali terselip di antara kegiatan kami.

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Semua berjalan seperti biasanya. Orang-orang berlalu-lalang di dalam istana, tim berkumpul untuk proyek baru, dan kakak-kakakku menjalani waktu mereka seperti biasanya.

Mengapa aku tidak bisa?


Sejak ditangkapnya Joshie aku mengalami banyak kesulitan. Aku sulit tidur, mudah melamun, sering hilang fokus, dan hampir enggan menemui siapa pun.

Aneh rasanya karena masih ada yang mengganjal.

Sisi lain diriku mengatakan bahwa semua ini belum berakhir. Posisiku belum aman. Nyawaku masih teramcam.

Sisi itu menolak bahwa Joshie adalah pelakunya.


"Tuan Putri?"

Aku menoleh ketika sebuah tepukan mendarat di bahuku. Ravn memiringkan kepalanya, memperhatikan wajahku.

"Aku sudah lima kali memanggil," ungkapnya, "apakah kau baik-baik saja?"

"Ohh maaf," ujarku seraya berdiri menghadap ke arahnya. "Ada apa?"

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin