23

1.4K 332 59
                                    

Kepada sayang-sayangku yang budiman, maaf banget banget banget atas keterlambatan aku update ini. Kangen banget 😢 Lagi banyak banget hal yang perlu aku urus di rl dan cukup banyak hal yang aku pikirin so ... I'm so sorry 😭


Happy reading!^^



~°~°~



Aku terbangun dalam keadaan terkejut. Rasanya seperti baru mengalami mimpi buruk. Aku ditelan kegelapan yang pekat dengan sensasi sakit luar biasa. Perutku mual hanya dengan membayangkannya.

"Ohh! Tuan Putri sudah bangun?!"

Aku berjengit ketika pekikan antusias terdengar. Kutolehkan kepala ke samping kanan dan terkejut bukan main ketika menemukan Dino duduk di sisi ranjangku dengan mata berbinar.

"Dino?" tanyaku sambil mendudukkan diri. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Tentu saja menjaga Tuan Putri!" sahutnya antusias. Senyuman lebar terukir di wajahnya. "Kami bergantian menjaga Tuan Putri atas izin Raja. Sekarang giliranku dan Yuqi, tapi dia dipanggil Adipati beberapa waktu lalu untuk membantu tim pemantau istana.

"Bagaimana perasaan Tuan Putri? Ya ampun aku senang sekali melihat Tuan Putri bangun," lanjutnya riang. "Tahu tidak? Aku hampir menangis waktu tahu Tuan Putri tumbang sampai harus diobati secara khusus oleh Putri Aleta!"

Jadi bukan mimpi ya ....

Aku menghela napas sambil memegangi kening. Rasanya agak aneh karena tubuhku terlampau baik-baik saja jika dibandingkan dengan saat melawan kabut jahat. Tapi aku bersyukur sekali banyak orang peduli padaku.

"Dino, terima kasih," ucapku sambil tersenyum. "Kau sudah mau meluangkan waktu untuk menjagaku seperti ini. Padahal kerjaan kita masih banyak, kan?"

"Ahh, bukan apa-apa," Dino tersipu, "lagi pula pekerjaan kita berjalan dengan lancar berkat Ravn. Dia benar-benar pemimpin yang luar biasa! Ditambah lagi kerja tim sangat baik. Pokoknya Tuan Putri tidak perlu khawatir dan istirahat saja sampai benar-benar pulih."

"Ngomong-ngomong rambutmu agak panjang," ucapku sambil memperhatikan rambut cokelat Dino yang mulai panjang. Padahal seingatku rambutnya terpotong rapi.

"Ohh, Tuan Putri menyadarinya ya?" Dino menunduk sambil mengusap bagian belakang kepalanya. "Aku ... ini ... belum sempat potong rambut karena sibuk mengurusi proyek tim dan menemani Tuan Putri, jadi ...."

Aku mengerjapkan mataku pelan. Aku menurunkan kaki, hendak turun dari ranjang tetapi Dino menahan kakiku.

"Ehh! Jangan! Tuan Putri harus beristirahat! Biar kupanggil tabib sebentar, ya? Tunggu sebentar!" sahutnya panik kemudian berjalan cepat menuju pintu kamarku yang terbuka.

Aku terperangah ketika menyadari betapa panjangnya rambut bagian belakang Dino. Mullet! Lebih panjang dari dugaanku! Bagaimana bisa tumbuh sepanjang itu hanya dalam satu malam?!

"Dino!" panggilku kencang, membuatnya berhenti mendadak dan hampir terjungkal.

Pria itu langsung membalikkan tubuh dengan panik. "Ya, Putri Halyna?"

"Sudah berapa lama aku tidur?" tanyaku cepat.

Dino mengerjap, tampak panik. "Ini ... anu ... sekitar ...."

"Berapa?" tanyaku merengek.

Dino sontak menjawab, "Empat bulan sepuluh hari, Tuan Putri. Dua minggu lagi perayaan awal tahun."

"E—empat bulan?!" pekikku. "Tidak mungkin!"

Aku langsung turun dari ranjang dan berlari melewati Dino. Ia tampak panik, namun tak menahanku meski tetap menyusul.

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora