10

2.8K 549 316
                                    

Yuhu~

Aku kembali nih dengan bubuk-bubuk *ekhem*. Penasaran? Baca yuk, teman-temanku yang budiman💕


Happy reading!^^



~°~°~



Aku tak bisa berhenti memikirkan hadiah-hadiah itu dan sikap Scoups yang kelewat manis.

Dia tipe lelaki yang tak banyak bicara, agak menyebalkan, ketus, tapi diam-diam peduli. Di malam hari ia membentak-bentakku karena menguping diskusi panas, kemudian esok harinya memberiku hadiah sebagai permintaan maaf.

Artinya dia khawatir, kan?

Scoups tidak ingin aku marah padanya, kan?

Kalau aku tidak penting, kalau dia tidak menginginkan kehadiranku, ia tak kan repot-repot membujukku berhenti marah.

Memang, Vernon mengingatkanku untuk tidak percaya pada siapa pun di kerajaan. Tapi toh dia bilang terutama yang baik padaku.

Scoups, kan, paling apa adanya—tidak baik.

Di mataku kepeduliannya malah yang paling tulus. Serius, nih, aku tidak berusaha membelanya. Aku hanya melihat bahwa dirinya tak punya tujuan apa-apa. Dia satu-satunya orang yang tidak bersikap terlampau baik pada orang asing—aku yang baru datang dan tidak mereka kenali.

Ngomong-ngomong soal Vernon ....



Aku ingin mencincangnya hidup-hidup!!!


Ini bukan masalah dia menciumku—aku tidak akan keberatan dicium oleh pria tampan—tapi dia tidak memberi tahu bahwa kekuatanku seserius itu. Kupikir segel digunakan hanya untuk menyamarkan keberadaanku saja di dunia manusia. Nyatanya pagi ini aku terbangun di kamar yang telah berubah menjadi ladang bunga.

Serius!

Sulur-sulur tanaman merambat di bawah tubuhku, turun ke ranjang, dan menjalar ke sepenjuru ruangan. Bunga-bunga beraneka ragam—bahkan yang bentuknya tak pernah kulihat—tumbuh di sekitarnya. Aku harus bersusah payah menyingkirkan semua itu agar tidak ada satu pun orang—termasuk pelayan—yang tahu bahwa kekuatanku terbuka.

Aku akan menendangnya ketika kami berjumpa nanti. Sekarang, aku perlu mencoba menguasai kekuatanku agar hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi.

Ohh ... bagi yang penasaran bagaimana caraku menghilangkan tanaman-tanaman itu, aku terus berpikir apa yang harus kulakukan untuk memindahkan semuanya tanpa merusak bunga-bunga cantik itu. Lalu, ketika kusentuh, boom, semuanya menghilang.

Hari ini aku kembali mengikuti sarapan. Keadaannya tidak begitu buruk, hanya saja lebih hening. Scoups tidak ada di ruang makan—yang sedikit mengecewakan karena aku memakai seluruh hadiahnya—sedangkan Josh tak banyak bicara. Aku tidak tahu siapa yang sebenarnya menjadi titik masalah karena keduanya terkesan diabaikan oleh yang lain.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini, Dik?" tanya Lizy, menarik atensiku. Kami sudah selesai sarapan dan hendak pergi.

Aku menoleh padanya dan tersenyum. "Hari ini ada cukup banyak kelas. Seperti biasa, aku akan bekerja keras."

"Aku juga pernah mengikuti kelas-kelas itu," sahut Lizy. "Aku tahu itu sangat penting, tapi jangan terlalu memaksakan diri. Kalau jenuh temui saja aku."

"Atau aku," timpal Xu. "Tak ada banyak pekerjaan untukku, kok. Jadi aku bisa menemanimu jalan-jalan."

Aku tersenyum pada keduanya dan mengangguk. "Mungkin di akhir pekan kita bisa jalan-jalan bersama?"

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now