36

402 109 16
                                    

Hey yo wassup!!!

Kembali lagi bersama Indah dan cowok-cowok ganteng + cewek cantik Royal Blood yang akan menemani kalian baca beberapa menit ke depan❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Lagi-lagi aku memimpikan hari itu.

Cuaca yang terik dan cukup menyengat. Semilir angin bahkan terasa panas, bukan membawa kesegaran. Satu-satunya hal yang membuat semua itu membaik adalah kolam renang seukuran pinggang anak kecil.

Anehnya aku tidak berperan sebagai bocah kecil yang tenggelam. Melainkan sosok dewasaku, berdiri di gerbang masuk memandangi diriku versi anak-anak bermain bersama Jeonghan di kolam dangkal.

Berhubung tempat itu masih menjadi fasilitas kompleks, ukurannya tak terlalu luas. Jarak dari pagar ke kolam renang hanya lima meter sehingga aku bisa melihat semuanya dengan jelas.

Aku tahu ini hanya mimpi. Mimpi buruk. Sudah jelas apa yang menantiku dalam beberapa waktu ke depan.

Aku akan menyaksikan diriku sendiri tenggelam untuk ke sekian kalinya di kolam itu.

Bukan ingatan yang bagus. Bukan hal yang ingin kulihat lebih jelas. Mengingat bagaimana air memasuki paru-paruku, membuatku merasa tercekik dan tak berdaya ... mengingat bagaimana kakiku bergerak dengan cepat, berharap bisa menginjak permukaan .... Itu saja sudah cukup untuk membuatku tersiksa.

Lalu sekarang, aku harus melihatnya dari sudut pandang lain?


Aku ingin bangun. Dalam hati kuperintahkan otakku untuk bekerja meningkatkan kesadaran. Mataku harus terbuka. Tubuhku harus bergerak.

Namun segala usahaku tampaknya sia-sia. Aku masih berada di mimpi itu. Diam, menyaksikan diriku dan Jeonghan keluar dari kolam. Menyaksikan ayah meninggalkan kami.

Ayah melangkah ke arahku dengan wajah aneh. Dahinya berkerut seolah merasa kebingungan. Tetapi ia tetap melangkah, menembus tubuhku dan keluar dari area kolam.

Sesaat setelah tubuh ayah menembusku, aku bisa merasakan dingin yang teramat luar biasa. Memaksa rambut-rambut halus di tangan, kaki, dan leherku berdiri. Rasanya seperti baru saja memasuki rumah yang sudah lama tak ditinggali. Lembab, dingin, dan sedikit mencekam.

Aku masih mencerna apa yang baru saja terjadi ketika mendengar suara Jeonghan memanggil namaku.

"(Y/n)!!! (Y/n)!!!"

Aku menengadah untuk menemukan diriku sendiri naik-turun di dalam air. Kedua tanganku meraih udara dengan frustasi, berharap sesuatu bisa digapai dan menarikku ke atas permukaan.

Padahal aku versi dewasa ini tidak tenggelam. Tapi aku merasa dadaku diimpit, mulai kehabisan napas.


Tidak ....

Aku tidak boleh tenggelam!


Aku berusaha keras menggerakkan tubuhku. Mulanya tak bekerja. Aku hanya diam seperti patung di sana. Namun aku tidak menyerah. Aku terus menyentak-nyetak tubuhku agar dapat bergerak.

Kemudian keajaiban terjadi. Aku bisa bergerak. Aku berlari ke arah kolam dan menceburkan diri. Seharusnya aku tak bisa berenang, tetapi tubuhku berhasil mencapai versi kecilku. Meraih tangannya dan membawanya ke atas.

Aku hendak ke tepi ketika mataku tanpa sengaja menangkap sosok kecil Jeonghan yang berdiri di sisi kolam renang. Mata lelaki itu menatap ke arah air dengan tatapan ngeri. Tubuhnya mematung. Menjelaskan mengapa ia tak memberi bantuan padaku versi kecil.

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now