3

2.9K 606 296
                                    

Yuhu~

Ada yang nungguin?


Happy reading!^^



~°~°~



Aku memasukkan buku-buku ke dalam ransel sambil memeriksa perlengkapan lain yang harus dibawa ke sekolah. Setelah yakin semuanya lengkap, aku menutup resleting dan mengenakannya.

"Hey, (Y/n)." Vernon yang duduk terbalik—menghadap sandaran—di kursi belajarku memiringkan kepala. Tangannya ia lipat di atas sandaran. "Mau sampai kapan kau diam terus?"

Aku yang sama sekali tak punya niat untuk menjawab itu membalikkan tubuh. Kutatap pantulanku di cermin, memastikan bahwa penampilanku sudah rapi.

Rambut tergerai dengan jepit pita berwarna merah—sewarna rompi seragam—dan polesan make up tipis adalah pilihanku kali ini. Ohh, kurasa ada yang kurang. Aku belum memakai liptint.

Aku langsung membuka laci meja rias untuk menemukan benda kecil itu. Namun, tak ada satu pun dari tiga liptint yang kumiliki di tempat itu.

"Mencari ini?"

Pertanyaan menyebalkan itu membuatku langsung mendongakkan kepala. Melihat si pemilik suara dari cermin.

Vernon tersenyum miring. Kelima jarinya terangkat dan tiga benda yang kucari terjepit di sela-selanya.

"Masih mau mengabaikanku?"

Sudahlah ... aku tak perlu lagi liptint.

Aku mengabaikannya sekali lagi. Kulangkahkan kaki menuju ranjang. Aku mengambil kalung berliontin Araceli yang bersembunyi di balik dreamcatcher. Entah kenapa hari ini aku begitu ingin memakainya setelah bertahun-tahun hanya menjadi penghias kamar.

"Sebenarnya kau kenapa?" Vernon berpindah tempat, duduk di atas ranjangku. "Apa aku melakukan kesalahan? Ayolah, kau sudah mendiamiku sejak tadi. Apa karena semalam aku tidak ada di sini ketika kau kembali? Lagi pula kau juga tidak pulang-pulang, jadi aku pergi."

"Berisik," ucapku sinis kemudian melangkahkan kaki keluar dari kamar.

Seperti biasa, keadaan rumah di pagi hari sangatlah sepi. Hanya ada Jeonghan yang seolah tak pernah berhenti menyelesaikan skripsinya di ruang tengah sambil meminum kopi.

Pria itu menoleh ketika aku keluar dari kamar. Kami melakukan kontak mata selama beberapa saat sebelum akhirnya saling berpaling. Aku tak ambil pusing dan langsung pergi.

Masih pagi tapi mood-ku sudah tidak bagus. Karena kejadian semalam kantung mataku menghitam dan bengkak. Aku mati-matian mengompresnya dengan es agar bengkak berkurang. Selain itu aku juga harus menutupi warna gelapnya dengan concealer. Benar-benar menyebalkan.

"Pagi, Sayang!"

Setidaknya sedikit terobati ketika menemukan Mingyu bersandar di gerbang sekolah. Kentara sekali menunggu kedatanganku.

Aku tersenyum tipis kemudian melambaikan tangan. Kakiku langsung bergerak ke arahnya.

"Bagaimana semalam? Apa kau tidur dengan nyenyak?" tanyanya seraya menggenggam tanganku. Kami berjalan beriringan menuju kelas, mengabaikan tatapan orang-orang yang sebagian menyebalkan.

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now