11_Change

648 74 1
                                    

"Rasa rindu ini benar-benar mengganggu. Bagaimana bisa aku merindukan kamu yang tidak ditakdirkan untuk kumiliki? Karena terlalu rindu, aku sampai melupakan sosok yang seharusnya sangat kurindukan. Maafkan aku, Tuhan."

_Kacamata Mertua_

Dua bulan kemudian...

Gue lagi asyik-asyiknya baca novel yang gue bawa dari rumah, tiba-tiba jadi meradang kesel karena senggolan temen gue di siku cantik gue.

"Kenapa sih, Chan?"

Kenalin, sahabat gue selama Rista enggak masuk kampus. Chandriana Wirasukma. Dia cantik, tinggi, kulit putih mulus bersih, hidungnya kek perosotan anak tk, bibir yang beuhh... kiss-able banget. Pokoknya Chandriana ini cuantipp banget.

"Itu di depan sana lo liat, deh," bisik Chan buat gue mau enggak mau angkat kepala.

Deg

"Rizwan?"

Chan ngangguk, "Iya, Ra, kok banyak banget berubahnya, ya? Padahal baru aja dua bulan menghilang tuh anak," kata Chan yang gue balesin ngangguk. "Rumor yang beredar itu bener enggak, sih? Rizwan hamilin anak fakultas lain, ya?"

Gue cepet-cepet nengok Chan dan menggeleng. "Enggak tahu, jangan suudzon, lo."

Gue enggak mungkin kasih jawaban iya, 'kan? Bagaimana pun juga, gue akan menutupi aib sahabat gue. Rista, dia itu sahabat terbaik gue. Yang meninggalkan kenangan indah dan juga menggoreskan luka yang dahsyat.

"Tapi Rizwan makin ganteng, sih," gumam Chan buat gue geleng-geleng kepala.

"Itumah lo aja yang kurang asupan cogan," jawab gue seenaknya.

"Eh, Ra!" Si Chan ngagetin gue yang lagi mesem-mesem baca keuwuan orang di novel, dan sukses buat gue kesel.

"Kenapa sih, Chan?" Gue natap dia menahan esmoni yang bergejolak.

"Lo tahu enggak kalau si Rizwan sekarang bertato? Dia juga sekarang suka banget yang namanya having sex."

Serius? Rizwan sebrengsek itu sekarang? Kok gue yang ngerasa pernah ada something sama Rizwan nyesel, ya? Tapi, 'kan belum ada bukti akurat. 'Kan, 'kan?

"Apa buktinya?" tanya gue kembali fokus ke novel aja, meskipun hati dan pikiran gue bener-bener blank.

Chan berdecak, "Lo tahu enggak yang fakultas fashion itu? Namanya Citra, tuh cewek kerjaannya buat dosa mulu. Ya, meskipun semua orang pasti enggak jauh dari yang namanya dosa, ya. Tapi emang kenyataannya begitu, sih."

Gue mengernyitkan dahi gue, "Emang kerjaan Citra apa?"

Chan mendekatkan bibirnya ke arah telinga kanan gue, "Pelacur."

"Astagfirullah! Mulut lo, ya!" Gue pukul muka Chan kenceng sampe tuh cewek teriak.

"Sakit, Ra!" Chan mengelus hidung bak perosotan anak tk itu.

"Omongan lo, Chan! Tolong dijaga, ya!" Gue bener-bener marah.

"Denger, Ra. Gue enggak akan ngomong begini kalau bukan Citra sendiri yang bilang. Dia kerja sebagai pekerja seks, namanya apa kalau bukan pelacur? Citra bilang sama gue doang."

𝙼𝙰𝙽𝚃𝚄-𝙰𝚋𝚕𝚎✔Where stories live. Discover now