Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Note: Dilarang keras plagiat. hargai setiap karya orang lain
Sea duduk di kursi kayu, ia termenung memikirkan tentang nasibnya.
Tiba-tiba Sea teringat sesuatu. Neneknya pernah berkata kepadanya, bahwa sang Ayah mulai mencarinya.
"Grandma khawatir." ujar Albertina
Sea yang sedang memegang bukunya, segera menutupnya. Ia menatap Albertina yang sedang risau.
"Kenapa? "
"Ayahmu..."
"Iya, kenapa dengan dia? " tanya Sea.
Keadaan mulai serius.
"Ayahmu sudah menggerakkan beberapa orang untuk mencari keberadaan kita, " ucapnya terpotong.
"Bukankah mereka juga yang mengusir, kenapa tiba-tiba mencari kita? " tanya Sea bingung.
"Karena mereka hanya ingin, Grandma menandatangani surat menyurat itu. Grandma tidak menyangka anak itu hanya ingin harta bukan orang tuanya. " ucapnya kecewa.
Sea mengusap pundak Albertina, "Lalu apa yang harus kita lakukan, kita baru saja pindah ke sini. Kemungkinan besar mereka akan menemukan kita. " ucap Sea.
"Grandma akan pergi, cepat atau lambat. "
Dahi Sea mengerut.
"Kemana? "
"Kalau sudah tiba waktunya, akan Grandma beritahu. Ini akan tiba-tiba, Grandma harap kamu siap. Ini adalah jalah terakhir, Grandma tidak ingin ayahmu hidup dalam ketamakan. " tegasnya.
"Mereka tidak akan mengenalimu, sayang. " tambahnya
Sea memeluk Albertina.
"Grandma, kalau pergi harus bilang ke Else. "
"Grandma tidak janji. " ucapnya melepas pelukan Sea.
"Tapi percayalah, Grandma akan selalu baik-baik saja. " ucapnya tersenyum hangat.