25. Berdamai?

30 28 28
                                    

Vote: Dilarang keras plagiat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote: Dilarang keras plagiat. hargai setiap karya orang lain

Wanita itu membelai wajah Sea,  "Anakku.. " lirihnya.

"Kamu anakku, kan? " tanyanya lalu tertawa menjauh dari Sea.

"Haha,  enggak anakku pasti membenciku dan kamu,  kamu pasti bukan anakku. " ucapnya menunjuk kearah Sea.

Wanita itu sangat kurus,  wajahnya pucat,  rambutnya sedikit berantakan. Sea hanya diam,  hatinya sakit melihat keadaan wanita itu.

"Hiksss...anakku,  hahaha."

Sea tidak ingin melihatnya,  ia segera keluar. Tiba-tiba air matanya menetes,  segera ia menghampusnya.

"Kakek tahu ini sulit, " ucap Hedrik.

"Dia ibuku? " tanya Sea

Hedrik mengangguk, "Sejak identitasmu diketahui oleh publik, Dara mungkin takut kamu akan menemui ibumu.  Aku dan Agha sudah lama memata-matai Dara, karena aku curiga dialah yang menyembunyikan Valen selama ini dan ternyata dugaanku benar. Dara mengurung Valen di sebuah rumah kecil di pedesaan,  kala itu kondisi Valen sangat memprihatinkan. " Jelas Hedrik.

"Dara, siapa dia? " tanya Sea.

"Ibunya Ardan, " sahut Albertina.

"Apa hubungannya dengan kita,  kenapa dia menyembunyikan ibuku? " tanya Sea

Albertina tersenyum getir,  "Dia yang merebut Reksan dari Valen. "

"Jadi,  Else dan Ardan." ucapannya menggantung.

"Kalian saudara tiri, itu sebabnya Grandma melarangmu jatuh cinta padanya. "

"Jadi,  Dara ibu tiriku? " tanya Sea tak percaya.

🌼

Sea ingin menemani Valen,  ia melihat sang ibu yang tengah tertidur pulas. Sebuah benda yang berada di atas nakas menarik perhatiannya.

Ia perlahan mengambil kotak berwarna coklat muda tersebut, Sea membukannya dengan hati-hati.

Ternyata di dalam kotak tersebut ada sebuah miniatur kue ulang tahun, di sampingnya ada secarik kertas.

Sangat tidak sopan jika ia membuka surat tersebut. Sea kembali menutup kotak tersebut,  ia segera meletakkan kotak tersebut.

"Else... "

Sea segera menoleh kearah Valen, perlahan wanita itu membuka matanya.

"Sekarang jam berapa? " tanyanya sembari bangkit dari tidurnya di bantu oleh Sea.

"Tepat jam dua belas malam, " ucap Sea.

Valen kembali memandang wajah gadis itu,  "Kamu sangat mirip dengan putriku, " ujarnya tersenyum.

Sangcheo [On Going]Where stories live. Discover now