22. People in the past

22 27 23
                                    

Note: Dilarang keras plagiat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note: Dilarang keras plagiat. hargai setiap karya orang lain


"Beneran nih?" tanya Zuri tak enak, karena Sea harus mengerjakan hukumannya karena telat tadi.

"Iyaa, udah sana pulang. Liat tuh, kasian pacarnya nungguiin dari tadi. " Bisik Sea.

Zuri melihat Leo yang menunggunya di ambang pintu.

"Maaf, ya. " ucapnya.

Sea tersenyum dan mengangguk.

"Udahlah, nggak usah nggak enak gitu. " ucap Helen sembari memeluk lengan sang kekasih.

Zuri dengan sinisnya berkata, "Nggak ada sopan-sopannya lo! "

"Udah sana, pulang! " usir Sea.

"Grahan, jagaiin tuh temen gue. Awas aja kalau lecet," ancam Zuri.

Grahan menatap Zuri malas.

"Gue duluan, kalau ada apa-apa telepon aja! " ucapnya sambil melambaikan tangannya.

"Bye, bye! " ujar Helen melambaikan tangan.

🌼

"Lo tunggu di kantin aja, " ucap Sea sambil menggendong tasnya.

Grahan diam saja, membuat Sea menggelengkan kepalanya. Ia keluar terlebih dahulu, sedangkan Grahan mengikutinya di belakang.

Keduanya berpisah di koridor, Sea segera kelapangan. Ia di hukum untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan.

Satu persatu sampai ia kumpulkan di bawah teriknya matahari. Sea menyeka keringatnya.

"Lo duduk aja, " ucap Grahan membuat Sea menoleh.

"Lho, bukannya gue nyuruh lo nunggu di kantin. Kenapa malah mungut sampah?"

Grahan segera membuang sampah tersebut, tanpa menjawab pertanyaan Sea.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, ia kembali menghampiri Sea yang masih berdiri.

"Ikut, gue. " ucapnya.

"Eh, ini belum selesai. "

"Udah tinggal aja, nggak ada yang ngawasin jadi aman. "

"Ta-"

Grahan segera menarik tangan gadis itu. Ia dengan pasrah mengikuti langkah Grahan.

🌼

Ia membuka tutup botol dan memberikannya kepada Sea, "Cepat minum, gue mau pulang. " ucapnya.

Sangcheo [On Going]Where stories live. Discover now