26. Bukan saudara kandung

26 26 15
                                    

Note; Dilarang keras plagiat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note; Dilarang keras plagiat. Hargai setiap karya orang lain.

Aku tahu,  berdamai dengan masa lalu sangatlah sulit. Namun, sangat sakit jika terus-terusan mengingat kejadian yang seharusnya dilupakan. -Alisia Demora Benetta-Xie

***********

Setiap perubahan memerlukan proses. Tidak ada salahnya seorang manusia ingin berubah menjadi lebih baik dari dirinya yang dahulu.

Begitu pula dengan Sia,  meskipun masih dongkol,  iri dan dengki dengan Sea. Saat ini,  ia berusaha untuk memperbaiki semua sifatnya.

Walau tatapan sinis itu tidak pernah ia ingin ubah, namun di dalam dirinya terdapat Alisia yang lemah dan lembut.

Ardan dan kedua sahabatnya tidak sengaja melihat kearah kedua gadis itu,  mereka tampak sangat akrab.

Terlihat keduanya sedang tertawa lepas sembari bercerita, sungguh kejadian yang sangat langka.

Yuna menggeleng tidak percaya,  ia tidak pernah melihat Sia tertawa seperti itu.

"Mereka udah baikkan?" tanya Danu entah kepada siapa.

"Siapa yang tau. " ujar Ardan.

Seorang lelaki tinggi menghampiri mereka berdua, wajahnya sangat familir dimata Ardan.

🌼

"Gue boleh gabung? " tanya Alamsyah

Keduanya segera menoleh,  senyum diwajah Sea seketika menghilang begitupun dengan Sia.

"Emm... gue cabut dulu, ya.  Gue lupa ada tugas yang belum di kerjaiin, " Pamit Sia segera pergi.

Sea tahu jelas mengapa tiba-tiba Sia seperti itu, Alamsyah duduk tanpa menghiraukan kepergian Sia.

"Harusnya lo minta maaf sama,  Sia. " ucap Sea dingin.

Alamsyah menatap Sea, "Aku tidak pernah ada masalah sama dia,  kenapa harus meminta maaf? " tanyanya.

Sea tersenyum sinis, "Emang nggak berubah. " ucapnya lalu pergi.

Di sisi lain,  gadis itu mempercepat langkahnya sembari menggenggam tangannya.

Tubuhnya gemetar, masa lalunya dengan Alamsyah terlalu pahit.  Sehingga melukai hatinya, ketika melihat lelaki itu.

Ardan mengingat sesuatu,  lalu ia segera mengejar Sia.

"Mau kemana,  Dan? " teriak Danu.

Lelaki itu tidak menghiraukan teriakan sahabatnya,  ia berlari mencari gadis malang itu.

Sangcheo [On Going]Where stories live. Discover now