18. Traveling

4.7K 948 119
                                    

Ayok istighfar dulu zheyengku, sholawat juga ya. Oh iya, kalau aku bikin kisah Legi ada yang mau baca? Bagusnya publish kapan?

Oke gak usah banyak bacot langsung aja

1

2

3

Legi masuk ke dalam rumahnya, berjalan menuju ke arah kamar yang sunyi sepi tanpa pasangan. Seandainya dulu ia masih bersama Keysha, pasti sekarang ia sudah memeluk erat gadis itu yang kini sudah menjadi wanita pria lain.

"Ahh buset dah! Kenapa malam nih enak banget buat galau!!" pekik Legi frustasi, Legi tinggal sendiri di rumahnya. Ia sudah tidak tinggal bersama Ayah dan Ibunya.

Baru saja Legi berbaring dengan nyaman,matanya yang mulai tertutup dipaksa terbuka saat mendengar dering ponselnya berbunyi. Legi membuka matanya malas, ia menghela nafasnya sabar. Siapapun yang menelponnya semalam ini akan ia ceramahi tentang pasal mengganggu waktu istirahat seorang Legi.

Tetapi saat melihat bahwa yang menelponnya adalah ' Sepupu - otak ' Legi tidak jadi untuk ceramah.

"Assalamu'alaikum Pak Bos! Gaji saya naikkah?" ujarnya semangat.

Legi menunggu jawaban dari Zaid, tapi tak kunjung terdengar. Hanya suara Zaid yang manja kepada Shira, membuat Legi langsung mual.

[ Ayang ih pelan-pelan! Jangan dipaksa Yang! ]

Legi diam mendengar perkataan Zaid, ia langsung beristighfar. Mendengar perkataan itu membuat otaknya berkeliling dunia orange.

Kenapa soal ginian gue cepet banget ngertinya! Apa karna kurang belaian?

[ Yang! Aku pelan aja ya masukinnya, nanti bengkok loh gak masuk ke lubang! ]

Legi tetap diam, ia mulai mengibaskan kain yang ada di dekatnya.

"Hareudang! Hareudang! Hareudang! PANAS! PANAS! PANAS!!" pekiknya kuat, mencoba meng-kode Zaid untuk tidak membuat pikirannya menjadi negatif.

[ Iya Mas, pelan pelan aja masukinnya. Sini adek kulum dulu biar bisa masuk, keset itu gak licin ]

Legi membelalakkan matanya kaget mendengar perkataan Shira lewat telepon.

"Astagfirullah 18+, dikulum dong!" ujarnya kaget.

[ Yang udah jangan dikulum terus nanti malah loyo! Udah Yang, aku masukin dulu ya. Bismillah! ]

Sekarang Legi gregetan, ia ingin merusak barang apapun yang ada disekitarnya. Otaknya perlu di cuci!

[ Alhamdulillah udah masuk, dalem juga masuknya ya Yang ]

"UDAH WOI! LO BERDUA NELPON GUE CUMA MAU PAMER? KENAPA GAK VC AJA SEKALIAN IHHH!" pekik Legi kesal.

[ Eh! Astagfirullah Yang kok ada suara si Legi tapi orangnya gak ada? ]

Legi menghela nafasnya pelan, mencoba menahan sabar. Ia ingin menjambak sepupunya, bolehkah?

"Gue di telpon woi!" ujarnya kesal.

Tak ada jawaban, hanya suara kekehan Zaid yang terdengar. Banyak pahala yang ia dapatkan karena kesal dengan sepupunya sendiri.

[ Oalah, ngapain nelpon Gi? Kangen ya? ]

Stop! Legi kesal, ia membanting handphone miliknya kuat untuk melepaskah amarahnya. Di kasur tapi, mana mungkin di lantai. HP mahal bos.

"Lo yang nelpon, lo ngapain tadi ha? Masukin apa tu pelan-pelan? Kulum-kulum? Mau bikin iri gak gini caranya bos!" keluh Legi pada Zaid.

[ What? Gue sama Shira dari tadi masukin benang! Lubang jarumnya kecil! Astagfirullah Legi pasti lo mikir macem-macem nih! ]

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang