10. Kyai Ibrahim

5.7K 968 313
                                    

Ya Allah maaf ketika kalian greget tapi dayen malah ngakak baca komenan kalian. Mood banget 🥺😭😭

Istighfar, sholawat, jangan hujat mulu 😂😂 maaf ya lama kepala dayen lagi mumet 😌

1

2

3

Cekidot...

•••

"Hai Adam," sapa Legi. Legi, Wawan serta kedua seniornya itu sedang duduk di Pondok Pesantren Ibrahim. Tempat dimana mereka saling mengenal.

Legi disuruh oleh Ayahnya untuk bertemu dengan Kakek Ibrahim, tetapi karena ia jomblo dan tidak ingin sendirian maka dari itu ia mengajak Wawan, Satria dan Kemal.

"Kok kalian disini?" tanya Adam, yang kebetulan dia juga ada urusan disini.

"Kepo anda ya!" jawab Kemal.

Adam melirik mereka sekilas, jujur saja melihat mereka bisa berteman hingga sekarang membuatnya sedikit iri. Karena tak ada yang bisa ia sebut teman dalam hidupnya.

"Akhlak kalian masih jelek? Kemal dan Satria juga kenapa kok bisa lulus padahal nilai kalian dibawah rata-rata," ujarnya.

Mereka mengernyit sinis. Apalagi Kemal dan Satria. Adam berkata seolah nilai pelajaran adalah masa depan bagi setiap orang dan karena nilai mereka jelek masa depan seolah tidak ada untuk mereka.

Satria berdiri, hendak memukul Adam tetapi tangannya ditarik oleh Kemal dan Legi.

"Mulutmu harimaumu Adam. Nilai jelek bukan berarti gak ada masa depan! Lo urus aja hidup lo sendiri! Jangan sibuk ngurusin hidup orang, udah bener hidup lo?" jawab Kemal dengan senyuman sinis.

Legi berdiri ditengah mereka, berusaha mencairkan suasana tegang.

"Tunggu bro!" ucap Legi dengan tangannya yang menepuk pundak Adam pelan.

"Jangan esmosi brother, semua bisa diomongkan dengan cara kekeluargaan."

"Dia bukan keluarga lo ogeb!" sahut Satria kesal.

Legi berfikir sebentar, memandang wajah Adam dengan mimik serius.

"Bener juga ya, baku hantamlah udah!" ujarnya lagi membuat Kemal dan Satria bersorak senang dan mendukung.

Wawan gemash dengan mulut Legi yang sangat ember membuat suasana yang sudah keruh makin keruh. Wawan pun mencomot mulut Legi.

"Diem Mas!" ucapnya, Adam kaget melihat kelakuan Wawan yang sedikit– aneh menurutnya.

"Wan sikap kamu berubah? Pasti karna temenan sama mereka kan? Mereka kotor Irwan. Kamu pemuda baik seharusnya kamu berteman dengan orang baik juga!"

Legi mengernyit mendengar perkataan Adam, kotor? Ia melihat pakaian Kemal, Satria, Wawan serta pakaiannya sendiri.

Bersih kampret!

Lalu ia mencium bajunya, mengendusnya dengan penuh perasaan.

Wangi juga.

Seketika Legi berfikir, oh mungkin tadi Adam mencium wangi semerbak yang berasal dari lembah dengan hutan yang lebat. Legi mencium keteknya.

Wangiinya astaghfirullah.

"Pengen pingsan!" ucapnya tiba-tiba , mereka sontak memandang Legi heran.

"Kenapa lo Gi? Mau pingsan?" tanya Satria heran. Legi menggeleng, cukup ia dan Allah saja yang tau.

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Onde histórias criam vida. Descubra agora