Benci-31

322 68 152
                                    

"Bolehkah gue membenci, sebab hati yang terlukai. Meski hanya perihal rasa yang menepi, di waktu ini."
--Keyna Amalia Putri

B

E

N

C

I

Ternyata semua hal, semua waktu yang kita lewati bersama hanya bisa berhujung kenangan yang bahkan untuk di kenang saja sangat sulit. Kenangan kita terlalu manis untuk di lupakan, tapi terlalu menyakitkan untuk di kenang. Lantas bagaimana? bayangan kenangan selalu menghantui.

Setelah hubungan kita yang pupus di tengah jalan, bahkan netijen pun ikut menyuarakan. Lantas milik siapa hidup ini? Ini hidup gue, bukan hidup mereka!

Mereka boleh saja berkomentar, tapi gue berhak untuk tidak mendengarkan semua itu.

Seruan yang penuh makian menyoraki Vio dari semua arah yang ada, membuatnya berusaha menahan amarah. Inilah akibatnya, jika memiliki hubungan dengan the most wanted, bahkan saat putus pun masih saja di teror oleh netijen sang ahli pengolok!

"DIAM! kampret lo pada, ngapain sih banyak bacot. Kayak lo nggak pernah jadi mantan!" sahut Qheysia menyoraki derrtan para gadis yang hanya mampu berkata tanpa tau kebenarannya.

"Setidaknya kita yang memutuskan, bukan yang di putuskan. Dan dia ...."

Tangan Qheysia terkepal sempurna, wajahnya memerah "DIA APA? HAH?"

Vio tersentak, mendengar Qheysia berteriak begitu keras. Ia tau bahwa setelah teriakan itu bisa saja ia melakukan hal yang lainnya lagi. Mungkin pertikaian atau bahkan adu kekuatan. Vio segera mencekat tangan Qheysia.

Qheysia menatap Vio di sertai gelengan kepala, bertanda ia tak ingin Vio menghentikannya kali ini, untuk kali ini. Namun Vio tak kunjung melepas tangan Qheysia, ia tak ingin Qheysia berada dalam masalah karna dirinya.

"Udah yuk, nggak seru"

"Huuu .....!"

Sorak deretan gadis yang tadi mencibir Vio.

"Huuu, gue tampol mulut lo baru tau rasa lo." kata Qheysia menyoraki kembali deretan gadis sang kang nyinyir.

"Biarkan mereka berkomentar, setidaknya gue nggak memiliki kewajiban untuk mendengarkan semua komentar mereka itu" cetuk Vio tersenyum tipis.

Qheysia tak mampu berkata-kata lagi, sungguh Vio yang ada di hadapannya jauh berbeda dengan Vio yang bar-bar yang ia kenal sejak SMP. Vio yang ada di sini, adalah Vio yang tegar dan juga memiliki pemikiran yang baik.

"Vio ..." kata Qheysia terharu, sembari mendekap Vio dari samping. Ia tidak tau, Vio bisa sebijak ini!

"NGGAK USAH SOK SUCI." ketus Keyna.

Vio dan Qheysia saling menatap, apa? Siapa? Yang di maksud Keyna.

"kenapa Key? Lo kenapa?" tanya Qheysia bingung.

Keyna menoleh, ia tersenyum smirk kepada kedua temannya itu. Entah apa maksud dari senyumannya?

"Gue benci Vio" ujar Keyna, seketika mampu membuat jantung Vio berhenti sejenak.

Just You And Me✔Where stories live. Discover now