saran Angel-15

543 186 18
                                    

Sebelum baca silahkan beri votenya
⭐⭐⭐
Happy reading guys

Sedih itu datang, saat kita bersama
orang lain, tapi serasa sendiri. tanpa ada yang peduli
--Alvaro Wijaya


Cahaya yang sangat minim, ruangan yang penuh dengan lampu berwarna-warni. Banyak sekali sekumpulan manusia. yang berjoget dan mengalun indah di sertai alunan musik. Banyak botol dan gelas minuman, berserakan. Sehingga tersebar bau minuman keras yang menyengat indra, penciuman.

Ruangan itu, dominan di penuhi oleh gadis-gadis cantik, berpakaian ketat dan seksi, tak lupa hiasan make up yang menor juga ikut menghiasi wajahnya. Banyak mata, yang termanjakan akan kedatangan setiap gadis. Club ini, adalah club kota yang terkenal nomer 1 yang ada di kota bandung.

"Var, tumben lo kesini. Setelah sekian lama, lo akhirnya balik lagi." Ucap, Bagas. Yang duduk bersanding dengan Varo. Sembari menikmati alunan musik yang terdengar sangat nyaring di gendang telinga. "Lagi, ada masalah?" Tanya, Bagas kepada Varo.

Varo terdiam. Dia menjentik-jentikkan kuku putihnya. Rasanya hampa, tanpa Vio di sisinya. Ternyata, marahan bareng Vio, kayak makan masakan bunda yang gosong. Kalau nggak di makan kasihan bunda, udah capek masaknya. Dan kalau di makan, kasihan kitanya. Yang harus menahan rasa gosong di setiap sentuhan yang menempel di lidah. Kayak ada manis-manisnya, gitu! Ehk, salah deh. Kayak apa, yah? "Heh, gitu deh" jawabnya, singkat dengan rasa hampa dan putus asa. Yang bercampur aduk, dengan nada bicaranya.

Mata, Bagas melirik Varo sejenak "Cewek?" Tanyanya, tersenyum sumbringan "Hmmm" Varo, berdehem.

Bagas, terkejut!!

Dia menutup mulutnya, yang menciptakan senyum, setengah tertawa!!

Dia, menahan tawanya yang mulai lolos dari tenggorokan dan suaranya. Suara pekikilannya terdengar berdecit. Perutnya mulai berdegung, tak karuan. Setelah beberapa saat lalu menahan tawa, yang tak kuasa di tahan. Akhirnya, tawanya pun pecah. Dia tertawa pekikilan, sedangkan Varo menutup kedua kupingnya. Agar tidak mendengar ledekan tawa Bagas, yang sedang menertawainya. "Ngapain sih, galau karna satu cewek. Di sini tuh masih banyak cewek yang lebih baik dari pada cewek lo" Bagas, menghentikan tawanya. Matanya beralih pada Varo, yang masih saja menampakkan sorot mata yang kacau. Sejak tadi, Varo hanya melihat-lihat sekelilingnya sembari termenung, dalam lamunannya.

"Gue, kenalin sama cewek, tercantik di sini"

Tidak ada respon, rasanya Bagas sudah tak asing lagi dengan sikap Varo, yang satu ini. Dia memanglah begitu, kalau sedang ada masalah. Jika membahas tidak penting, maka jangan ucapkan. Kalau tidak, jangan harap direspon.

Berasa ngartis?

Banyak yang ngatain Varo, dengan kata itu di club ini. Namun, tidak dengan Bagas. Tentu saja Bagas, memahami bahwa Varo memanglah begitu. Begitu? Dalam hal, positif. Begitu, dia begitu, Memang kenapa? Begitu memanglah teman, memang salah? Begitu memanglah begitu, serba salah?

"Angel" teriak Bagas. Melambaikan tangannya, di udara.

Tak lama, datang seorang gadis. Bertubuh tinggi, kulit putih, serta rambut yang tergerai indah berwarna hitam pekat. Dia mengenakan dress selutut berwarna putih susu, tanpa lengan, dan juga anting berbentuk bulat besar di kedua telinganya. Tak terlihat seperti wanita penggoda, juga tak begitu seksi. Dia terlihat biasa saja. Tampilannya cukup sopan. "Kenalin ini, teman gue. Al" gadis yang di panggil bagas itu, tersenyum manis. Menampilkan setiap deretan gigi putih miliknya, tak lupa ginggsung di sebelah kiri juga ikut melengkapi.

Just You And Me✔Where stories live. Discover now