Varo kang bucin-16

506 173 22
                                    

Sebelum baca silahkan beri votenya
⭐⭐⭐
Happy reading guys

"I love you"

Deg ....

Deg .....

Deg ........

Jantung Angel, serasa berhenti berdetak. Entah mengapa, Varo selalu berhasil membuatnya jantungan setiap berada didekatnya. Ingin rasanya Angel membalasnya dan mengatakan 'l love you too' upss ingat, Angel lo cuman temenan nggak lebih. Jadi nggak usah ge-er. "So what?"

"Tidak ada, aku hanya itu. A, sudahlah tidak penting" Varo, segera menyalakan sepeda motornya. Dan melaju meninggalkan Angel seorang diri di depan pagar hitam. Angel, melihat Varo yang mulai menjauh darinya, sampai akhirnya Varo, hilang dari pandangannya.

°°°

Vio berjalan memasuki kelas, dengan tas hitam yang dia sampirkan di bahu kirinya. Hari ini dia sedikit berbeda, dia sedikit jauh lebih cantik dari hari-hari kemarin. Dia hanya sendirian? Kemana Qheysia dan Keyna?

"Vio" sahut Varo, sesikit berteriak. Vio malah terus saja melangkah hingga sampai di bangkunya yang cukup nyaman baginya. Varo, mencoba memanggilnya lagi. Mungkin Vio tidak mendengarnya tadi, pikir Varo.

"Vio" sahut Varo, lagi. Masih sama. Tak, ada respon darinya, jangakan membalas sahutannya menegok ke arah Varo saja tidak sudi. Apakah Vio masih marah perihal kemarin? Tidak akan ku biarkan dia begini.

"VIO" teriak Varo, menggemahkan ruangan kelas yang penuh dengan penghuni siswa-siswi. Vio tak kunjung menegok ke arahnya, entah apa yang salah dari Vio. Semua siswa-siswi malah menatap aneh Varo, yang berteriak dan meneriaki nama Vio, sejak tadi.

"Vio, sayang" panggil, Varo dengan lembut. Sedikit menggoda. Hal yang tak diduga, sungguh. Vio menegok dirinya dengan rambut tergerai bebas, seperti Angel semalam yang menggeraikan rambut hitam pekatnya. Oh, tidak! Angel dan Vio berbeda, sangat berbeda. Ingat, Var!!

Mata mereka saling bertemu, membuat kontak mata diantara keduanya terjadi beberapa saat. Sebelum Vio, yang mengakhiri kontak matanya dengan Varo.

Varo, menghampiri Vio di bangkunya.

"Are you crazy? Menyingkirlah, gue sibuk!" tutur Vio, mendorong Varo pelan. Dia muak melihat wajah Varo, yang itu, itu saja. Bosan!

"Sesibuk, itukah kekasihku? Sampai-sampai dia menelantarkan kekasihnya ini! Sungguh malang nasibku" ucapnya dramatis. Vio, malah merasa jijik dengan kelakuan Varo, yang satu ini. Alay, satu kata yang terbesit dalam fikiran Vio. Vio, saja tak pernah seperti itu. Jelas, diakan bukan korban drakor, seperti Qheysia.

Vio, menggenggam tangan Varo. Menyeretnya keluar dari kelas. Melemparkannya ke tembok sekolah, dan menghadangnya dengan tangan. Apa yang salah dengan otak anak ini? Pagi-pagi sudah gesrek! Dia habis makan apa sih? Pertanyaan-pertanyaan itu terbesit begitu saja. Namun, itu terlalu banyak. Entar Varo, ge-er dan mengatainya belum move on. Sorry yah, Queenvio tidak pernah gagal move on. Sejak dulu dan juga saat ini. "Apa yang kau inginkan?" tanya Vio, tegas. Sembari berdecak pinggang, menunggu jawaban dari Varo.

Varo malah diam, dan menatap Vio lagi. Sorot matanya, tak bisa luput dari dua bola mata di hadapannya. Vio geram melihatnya, risih tahu? Vio mencubit pinggang Varo. Hingga dia meringis pelan dan menghentikan tatapannya itu. "Kenapa, kamu begitu serius? Aku hanya bercanda" Varo yang di tanya, malah tanya balik kepada Vio.

Just You And Me✔Onde histórias criam vida. Descubra agora