Julukan (2)

212 49 3
                                    

"Baiklah. Sekarang ceritakan pada kami apa yang terjadi padamu tadi."

Segera setelah bel pulang berbunyi, Ryujin, Yeji, dan Chaeryeong mengerubungi Shuhua dan mengajaknya duduk di bangku taman. Yuna dan Lia sudah pulang lebih dulu. Yuna sedang ada jadwal kursus kepribadian, sementara Lia sudah pulang lebih awal karena ada urusan keluarga. Mereka kini sedang menunggu penjelasan Shuhua tentang apa yang dilihat Ryujin tadi siang.

"Aku dilabrak Minju Kim," ujar Shuhua pelan.

Tidak seperti biasanya, Shuhua terlihat tidak percaya diri dan mengatakannya dengan nada yang sangat lemah. Bibirnya mengerucut dan matanya menunduk lesu, menandakan kalau ia benar-benar tidak suka kejadian siang tadi itu.

Minju Kim.

Gadis itu adalah gadis yang paling populer dari kelas dua belas. Ryujin pernah mendengar nama itu-sepintas lalu. Kabarnya, Minju sangat sering diutus sebagai duta sekolah dan menjadi ujung tombak dalam berbagai kompetisi akademis. Gadis itu tak hanya gadis yang cantik, tetapi juga sangat cerdas.

Benar-benar tipe gadis yang sangat ideal.

Meskipun begitu, sayangnya Minju juga dikenal sebagai senior yang berkelakuan buruk. Ia terkenal ketus serta semena-mena terhadap junior perempuan. Dua minggu yang lalu, misalnya, Ryujin mendengar kabar bahwa Yena Choi sempat hampir ingin berhenti sekolah karena terus-menerus diganggu oleh Minju dan teman-temannya, hanya karena Minju tak suka mobil Yena menghalangi tempat parkirnya. Ryujin bersyukur karena tidak pernah bertemu dengan gadis itu secara langsung.

"Kau dilabrak?" tanya Yeji. Gadis itu mengangguk.

"Kenapa?"

Raut wajah Shuhua langsung berubah drastis. Ia tersenyum dan mengambil sisir dari tasnya. Ia menyisir rambut, perlahan-lahan, sambil menikmati helaian-helaian rambutnya yang halus dan bergelombang. Terkadang ia terkekeh-kekeh sendiri, sambil melirik teman-temannya yang kebingungan.

"Shu," tanya Chaeryeong. "Kau sakit, ya?"

Shuhua menggeleng.

"Aah, memang sulit hidup menjadi seorang gadis cantik," keluh Shuhua, menyesalkan kecantikannya yang melegenda itu. Ia berusaha terlihat depresi luar biasa dan menyeka dahinya yang tidak berkeringat.

Si Ratu Drama sudah kembali.

"Minju khawatir kalau aku akan merebut pacarnya," lanjut Shuhua. "Hyunjin Hwang, senior super ganteng yang kita bicarakan kemarin. Kalian ingat, kan?"

Chaeryeong terperangah.

"Lho, bukannya mereka berdua sudah putus?"

Ryujin mengangguk mengiyakan, sambil menoleh ke Shuhua berusaha untuk meyakinkan lagi. Ia ingat, kemarin mereka sibuk membahas soal Hyunjin habis-habisan-satu hari libur bagi telinganya untuk beristirahat dari histeria Jeno-holic yang melelahkan. Setidaknya gadis-gadis itu sudah punya idola baru.

"Dia mengancamku untuk tidak macam-macam dengan Hyunjin. Heh, dia pikir dia itu siapa?"

Shuhua mendengus dan mencibir.

Ryujin termenung sejenak. Ia tidak mengerti mengapa Shuhua sampai perlu berurusan dengan Minju. Shuhua memang sering membicarakan senior-senior tampan secara dramatis, dengan ekspresinya yang khas, seolah-olah para anak lelaki tampan itu adalah malaikat-malaikat indah yang sengaja diturunkan Tuhan dari surga untuknya. Tapi setahu Ryujin, Shuhua sama sekali tidak pernah mengincar Hyunjin.

Sudah jelas gadis itu tergila-gila pada Jeno.

"Aku tidak mengerti," kata Ryujin. "Kenapa juga dia khawatir? Kau kan tidak pernah menggoda Hyunjin."

RYUJIN & FRENCH CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang