Krisis (3)

167 38 6
                                    

Yeji mengangkat gelas minuman bersodanya untuk bersulang.

"Ladies, perkenalkan anggota baru kita," kata Yeji. "Jaemin Na, The Dolphin Boy—Si Laki-laki Lumba-lumba—dari klub renang Nimber kita yang hebat. Ayo bersulang!"

Si Laki-laki Lumba-lumba.

Ryujin sendiri tak pernah mendengar julukan itu, Yeji pasti mendengarnya dari klub renang yang mereka ikuti. Sangat aneh, tapi kedengarannya cukup menggelikan.

Gadis-gadis itu bersulang bersama untuk merayakan kedatangan anggota baru mereka. Mereka berlima—ditambah Jaemin—kecuali Shuhua yang tampaknya masih tidak menyetujui gagasan yang disampaikan oleh Yeji.

"Anggota baru?" kata Shuhua sambil mendengus. "Tidak boleh ada anggota baru di The Lady Witches. Apalagi anak laki-laki. Geng ini hanya diperuntukkan untuk gadis-gadis yang sexy dan eksotis, Jaemin!"

Ia mengerutkan keningnya dan memandang Jaemin dengan skeptis.

"Dan kau tahu apa artinya 'Lady' kan?" tanya Shuhua sambil memainkan jari telunjuknya. "Jadi, Jaemin. Kau ini perempuan atau laki-laki? Aku tidak bisa menerima laki-laki di gengku. Kecuali kalau kau ganti kelamin sekarang."

Jaemin tertawa sambil mengangkat gelasnya untuk bersulang.

"Santailah, Shuhua Sayang," kata Jaemin. "Aku cuma bergabung dengan kalian di jam makan siang, kok. Ya kan, Ji?"

Ia mengupil sebentar, menggaruk-garuk lubang hidungnya dengan telunjuk.

"Sudah lama sekali aku ingin bergabung dengan kehebohan geng kalian," kata Jaemin. "Teriakan-teriakan histeris itu—AAAAH—dan jambakan rambut yang seru!"

Jaemin memperagakan jambakan ke rambutnya sendiri.

"Aku benar-benar fans berat," kata Jaemin sambil berekspresi histeris. "Dan kuharap ada gadis-gadis di sini yang bersedia menjambak rambutku."

Ryujin melihat bulu hidung Jaemin dengan jijik. Ia sejujurnya menyukai keberadaan Jaemin di geng mereka. Ryujin bahkan sudah mengekspektasi itu sejak kali pertama Yeji dan Jaemin berkencan. Anak itu lucu dan menyenangkan—penuh dengan drama yang mengejutkan dengan cara yang unik.

Namun bulu hidung Jaemin benar-benar membuatnya depresi. Bulu hidung itu terlalu panjang dan menjuntai-juntai—seperti tanaman hias merambat—yang bahkan membuatmu gila karena juntaiannya. Padahal Ryujin sudah berusaha sekuat tenaga untuk membiasakan diri.

"Yeah, kuharap ada juga gadis-gadis yang bersedia menjambak bulu hidungmu," kata Ryujin. "Selama bulu hidungmu masih berkibar-kibar seperti itu, aku tidak bisa kuat menahan kewarasanku. Bisakah kau kepang saja bulu hidungmu, kumohon?"

Jaemin tertawa senang. Ia memperlihatkan upilnya di depan Ryujin yang kaget setengah mati.

"JAEMIN!" teriak Ryujin. "Kau menjijikkan!"

Ryujin langsung berubah pikiran.

Keberadaan Jaemin di geng mereka adalah ide yang buruk. Sekarang ia sangat setuju dengan Shuhua untuk tidak memasukkan Jaemin ke dalam kelompok mereka. Jaemin dan upilnya adalah tragedi.

"Jaemin," kata Shuhua dingin. Ia terlihat tidak senang dengan kelakuan Jaemin yang jorok itu. "Kau belum kuizinkan bergabung di meja kami untuk makan siang."

"Dan kelakuanmu ini sangat menjijikkan."

Ryujin menatap Shuhua dengan kagum. Shuhua terlihat seperti seorang malaikat pelindung yang membelanya dalam perang melawan kejahatan. Ia tampak sangat kuat dan tangguh.

"Lagipula," kata Shuhua lagi, berusaha menegaskan posisinya saat ini. "Siapa juga yang mengizinkanmu bergabung di meja The Lady Witches yang agung, hah?"

RYUJIN & FRENCH CLASSWhere stories live. Discover now