Sang Pangeran (2)

230 54 1
                                    

Ryujin bertemu lagi dengannya di koridor sekolah.

Dari kejauhan, muncul seberkas sinar terang berwarna putih kebiruan yang begitu mudah dideteksi oleh indra penglihatannya, yang bahkan sudah bisa ditangkap dari ujung matanya. Ryujin dengan segera langsung mengenali sosok bercahaya itu.

Jeno Lee.

Meskipun tak pernah menyatakan ini pada teman-temannya, sejujurnya Ryujin mengakui pada dirinya sendiri kalau kesan pertama yang dilihatnya pada anak laki-laki ini memanglah menarik. Baru kali ini ia melihat seorang anak laki-laki yang memiliki aura ketampanan yang sekuat itu.

Ryujin memang baru sekali saja melihat wajahnya, di kafetaria. Saat itu ia hanya sempat melihat Jeno selama beberapa detik-itu pun dari kejauhan. Dan tentu saja, Ryujin sendiri telah memutuskan untuk melarikan diri dari situasi tersebut.

Kehadiran Jeno secara ajaib telah mengubah situasi normal jam makan siang mereka. Dalam waktu singkat, The Lady Witches bertransformasi dari sekumpulan gadis-gadis normal yang mencintai kehidupan sehari-hari mereka yang seru, berubah menjadi sebuah fans club gila pemuja Sang Pangeran Tampan Bercahaya.

Dan itu membuat perutnya mual.

Ryujin sempat hampir berpapasan dengan Jeno beberapa kali, ketika ia sedang bersama-sama dengan teman-teman satu gengnya. Namun, kehebohan gadis-gadis itu dalam menanggapi setiap kemunculan Jeno di sekitar mereka benar-benar membuat perutnya semakin mual. Shuhua, Kayla, Yeji, Lia, Yuna, semuanya saling berebutan ingin melihat Jeno. Dan Ryujin-tak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menguap dan membersihkan kotoran di ujung kukunya.

Sekarang Ryujin ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk memperhatikan wajah anak laki-laki itu dari jarak dekat. Mumpung ia sedang sendirian. Kalau saja ada teman-teman The Lady Witches-nya saat ini, gadis-gadis gila itu pasti akan mengganggu observasinya dengan teriakan-teriakan histeris mereka yang menyebalkan.

Ini memang saat yang paling tepat, pikirnya.

Ryujin berjalan santai sambil bersiul-siul. Kebiasaannya yang tak pernah bisa diam-ia memang suka berjalan sambil sibuk mengamat-amati sekelilingnya-membuat misi penyelidikan kali ini menjadi sedikit lebih mudah. Ia dapat mengerling sekejap ke sana dan ke mari-pura-pura menyapa Heejin, pura-pura menghitung jumlah pilar bangunan sekolah, pura-pura mengagumi ruang kelas Biologi yang baru saja dilewatinya-tanpa perlu takut ketahuan kalau sebenarnya target utama yang diincarnya adalah anak laki-laki misterius itu.

Anak laki-laki itu terlihat semakin mendekat. Ryujin bersiap-siap untuk mengamatinya dengan seksama.

Entah mengapa, seperti ada sesuatu yang aneh yang menggerakkan tubuhnya sekarang. Seolah-olah terdapat medan magnet di antara mereka berdua, yang menghasilkan gaya tolak-menolak.

Ryujin tidak dapat mengendalikan tubuhnya sendiri.

Ryujin merasa tubuhnya terdorong ke belakang, seakan-akan berjalan mundur itu terasa jauh lebih gampang daripada bergerak maju. Kakinya terasa berat sekali.

Ia juga kesulitan menggerakkan kepalanya sendiri. Semakin dekat jarak anak laki-laki tersebut dengannya, semakin berat pula kepalanya diarahkan untuk melihat fokus ke anak tersebut. Mata biru Jeno terlihat sangat menyilaukan, mengacaukan semua usaha Ryujin untuk meliriknya, karena setiap kali ia menatap mata itu, ia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak berpaling-saking silaunya.

Ryujin pun merasa kesulitan menggerakkan kedua matanya. Setiap kali matanya akan melihat ke arah depan, otot-otot bola matanya tiba-tiba bergerak mundur lagi ke belakang. Ketika mencoba untuk menggerakkan matanya ke sebelah kanan-posisi di mana anak itu berada-tubuhnya menghadap ke kiri dengan sendirinya tanpa diperintah olehnya, dan matanya kalau tidak melihat ke bawah pasti akan mencoba menangkap objek lain di sebelah kiri.

Sekarang, anak laki-laki itu berjalan ke arahnya. Sebentar lagi mereka akan berpapasan. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh ia sia-siakan.

Sedikit lagi.

"Yuqi! Haai..!" Ryujin melihat Yuqi baru keluar dari kelasnya. Gadis itu terlihat segar dengan rona merah di kedua pipinya. Entah bagaimana caranya, Ryujin sekarang malah berbincang-bincang asyik dengan Yuqi dalam posisi yang memunggungi Jeno.

Persis di saat Jeno berada tepat di sebelahnya.

Ryujin pun terus-menerus mengobrol dengan Yuqi sampai Jeno tak terlihat lagi. Dan semua itu terjadi di luar kesadarannya. Secara ajaib, seluruh anggota tubuhnya bisa berkoordinasi sendiri melakukan gerakan-gerakan yang aneh, sebelum sempat berkompromi dengan otaknya.

Trik Pura-Pura-Memperhatikan-Segala-Sesuatu Ryujin pun gagal total.


****

Tolong komentar dan vote nya! ;(

RYUJIN & FRENCH CLASSWhere stories live. Discover now