Tidak Bisa Pulang

50 14 4
                                    

Nia menatap ponsel ditangannya, hatinya sedikit gelisah, sudah dua hari Isman tidak menelponya dari semejak Isman balik kampung.

Beberapa kali Nia berusaha menghubungi namun tidak ada jawaban, pesan yang Nia kirim juga tidak ada balasan.

Berbagai macam fikiran buruk mulai bermain di kepala Nia, Dia takut ada sesuatu yang terjadi pada Isman.

Nia bingung harus menghubungi siapa untuk menayakan kabar Isman, dia tidak punya nomor kontak lain yang bisa di hubungi. "Bang.. kamu kenapa", bathin Nia

 kamu kenapa", bathin Nia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hei.. kamu kenapa?"

Nia terkejut dengan sebuah tepukan halus di pundaknya, rupanya Sham yang tanpa Nia sadari kehadirannya.

Nia tersenyum "Takde pape lah.." jawab Nia.

Sham nyengir, nggak percaya kalau tidak ada apa-apa, dari tadi dia memperhatikan Nia, wajahnya terlihat murung.

"Oke lah kalau memang takde pape" sahutnya.

"Eng.. boleh tak kamu temankan abang balik keje nanti gi JB" Sham melanjutkan perkataannya.

Nia mengerutkan kening nya

"Nak buat apa gi JB?" tanya Nia, Dia penasaran kenapa Sham minta ditemani ke Johor Bahru.

"Abang nak cari gift birthday buat Mak,  nak minta kamu tolong pilihkan" jawab Sham

"Oo.." Nia terdiam, Dia ragu takut nanti Isman tahu dia jalan dengan Sham tanpa ijinnya, takut marah lagi seperti hari itu.

"Kenapa?" tanya Sham

"Kalau tak boleh takpelah.." lanjutnya. Sham faham mungkin Nia takut Isman marah.

Sejujurnya dalam hati Sham, Dia masih menyukai Nia, masih menyayangi gadis itu.

Tapi Sham mulai menyadari, Nia terlihat sangat bahagia dengan Isman sekarang, sedikit demi sedikit dia mulai belajar merelakan Nia dan berharap Nia selalu bahagia. Dia sekarang cukup puas dengan statusnya sebagai abang angkat bagi Nia.

"Takpe lah, jom Aku temankan bang.. .." jawab Nia, Nia fikir nanti dia menjelaskannya pada Isman, sekarang handphone Isman masih belum bisa di hubungi.

"Oke, thanks ya.." sahut Sham sumringah , Dia senang Nia mau menemaninya.

****
Sham menjalankan mobilnya dengan tenang, Dia melirik Nia yang duduk di sampingnya yang sedang terdiam, Nia memandang jauh lurus ke depan.

"Adik abang ni kenapa ye asyik monyok je.." goda Sham

Nia meringis, "Takde lah bang, tengah risau je" jawab Nia

"Tu lah.? Apa hal?" tanya Sham serius ingin tahu apa yang sedang di fikirkan oleh gadis di sebelahnya itu.

"Isman, Aku tak dapat cakap dengan dia bang, pesan pun tak reply... takut pape hal dah jadi lah.." jawab Nia lesu

Sham terdiam, "rupanya itu masalahnya" bathin sham. rupanya Nia kelihatan tidak bersemangat karena tidak bisa menghubungi Isman.

Sham sedikit cemburu, sebesar itu rupanya perasaan sayang Nia pada Isman, sampaikan baru dua hari tidak ada kabar saja sudah membuatnya sedih.

"Tenang je, semoga takde hal buruk terjadi!" sahut Sham sambil menepuk bahu Nia.

Nia tersenyum, "ya semoga saja"  batinnya. Saat ini Nia sangat merindukan Isman di sisinya, dia hanya bisa berdoa semoga tidak terjadi hal buruk pada dirinya.

Percakapan terhenti, mereka sudah sampai di Menara Pelangi yang jadi tujuan mereka, Sham memarkirkan mobilnya di parking area.

Sampai di dalam mall mereka kemudian  berkeliling mencari hadiah buat Mak Sham, Nia memilihkan beberapa kerudung dan sandal sebagai hadiah, Sham puas dengan pilihan Nia.

Setelah mendapatkan barang yang di inginkan, mereka berputar-putar sebentar cuci mata. Sham kemudian mengajak Nia makan di kebayan.

Nia asyik menikmati makananya, memang dari tadi dia udah kelaparan banget. Sham tersenyum memperhatikan Nia makan, dia sendiri sudah selesai dengan makanannya.

Nia mengelap mulutnya dengan tisue, kemudian menoleh ke sekelilingnya dia baru tersadar hari sudah malam, saat melihat jam tangannya Nia terkejut,

"Ya Allah bang dah pukul sembilan lewat!" serunya

"Wah.., cam mana ni!"

Sham tak kalah kaget. Jam 9 malam guard pasti sudah mengunci pagar hostel, artinya Nia nggak bisa pulang ke hostel.

"Cam mana ni Bang.." keluh Nia, dia bingung

"Takpe, Kamu menginap di rumah akak abang je ye.." jawab Sham, dia punya solusi, menitipkan Nia di rumah kakanya.

"Tapi.." Nia ragu dengan solusi ini,

"Lebih baik balik hostel je bang, takpelah kena marah guard tu!" lanjut Nia.

"Tapi, nanti kamu kena report kat HRD.." sahut Sham

Nia terdiam, Iya benar juga apa yang dikatakan Sham, dia pasti dilaporin karena melanggar disiplin.

"Ye, tapi kalau menginap pun, lagi nampak aku tak balik hostel bang!" sahut Nia bingung.

"Hmm.. camni, coba kamu telpon Iren, minta tolong dia ambilkan passcard tu kat guard, jadi nanti guard kira kamu dah balik hostel." Sham memberi solusi

Nia berfikir, bisa juga kalau kaya gitu.. dia bisa minta tolong Iren pura-pura ijin pergi kedai, pulangnya bisa ngambil lagi passcard dia sekalian punyanya. Pascard itu biasa di letakan dan diambil sendiri pada kotak-kotak yang tersedia di meja guard.

"Ye, aku telpon Iren ye.." Nia menghubungi Iren dan menjelaskan keadaannya, untung Iren mau membantu dia. "huuh.." Nia sedikit lega.

"Bang, akak Abang takpe ke bila aku menginap?" tanya Nia lembali ragu

"Takpe, nanti Abang jelaskan!" jawab Sham,

"Jom balik.." ajak Sham

Nia mengangguk, beranjak mengikuti Sham yang sudah terlebih dahulu berdiri menuju kasir.

Setelah membayar semua makanan keduanya bergegas menuju area parkir.
Sham kemudian memacu mobilnya meninggalkan Johor Bahru menuju Pasir Gudang.

***




















My Love Undercover Where stories live. Discover now