Seekor Anjing Liar

46 21 0
                                    

"Akhirnya..sampai juga "  Nia menggumam. Perjalanan dari Hostel   ke tempat ini lumayan bikin pegel juga, hampir tiga jam. Tapi rasa pegal itu tak berarti apa-apa setelah melihat keindahan pantai ini.

Setelah mengemasi barang bawaan masing-masing, smua turun dari bis menuju penginapan yang telah di booking panitia, rencananya rombongan akan menginap semalam di sini.

Nia berjalan mengikuti rombongan dengan tas ransel di pundaknya.

"Berat nggak?" Ian yang tahu-tahu menjejeri langkahnya bertanya sambil memegang ransel Nia.

"Kenapa? Mau bantu?" Nia balik tanya

"Nggak, cuma nanya aja" Jawab Ian sambil tertawa, dia berjalan cepat mendahului Nia takut dengan reaksi gadis itu

"Dasar kamu tu ya!" Nia berteriak geram berusaha mengejar Ian

Sampai di penginapan, Nia bengganti pakaiannya dia mengganti celana panjangnya dengan celana pendek sedengkul langsung keluar lagi menuju pantai, dia sudah nggak sabar ingin bermain air laut.

Rupanya bukan hanya dia yang sudah nggak sabar, teman-temannya yang lain malah sudah lebih dulu berada di pantai, asyik bermain dengan ombak sambil foto-foto.

Smua yang berangkat ke pantai hari ini adalah anak-anak Indonesia  yang shift C  karena kebetulan lagi off , nggak banyak yang dia kenal karena walaupun sama-sama orang Indonesia mereka berbeda rombongan keberangkatan dari Indonesia dulu, bahkan ada yang sudah lama berada di sini.

Nia berjalan sendiri menyusuri pantai, sesekali mengambil foto pemandangan pantai ini. Dia tersenyum senang, hati dan otaknya  terasa lebih fresh sekarang jauh dari rutinitas,  jauh dari pemandangan tumpukan PCB..

Panitia sedang menyiapkan acara, seperti pengumuman tadi saat di bis, akan ada acara volley pantai sore ini, dan malamnya mau diadakan acara api unggun.

Di penginapan Ian clingukan mencari Nia, "Ni, kamu lihat Nia nggak?" Ian bertanya pada Ani teman sekamar Nia

"kayaknya tadi dia udah ke pantai duluan deh " Jawab Ani

"Oh, ya udah" Ian garuk-garuk kepala nggak gatal

"Aku nyusul Nia dulu ya" Pamit Ian sambil berlalu dari hadapan Ani

Ian menggumam "Jangan sampai dia ilang nih, gawat kalau ilang tu anak orang, bisa-bisa abang angkatna ngamuk juga"

Sebelum berangkat tadi Hadi sudah wanti-wanti supaya dia jagain Nia, soalnya Hadi nggak bisa ikut karena shift nya kebagian jatah kerja malam ini.

Hadi kayaknya sayang banget sama Nia, dia benar-benar menganggap Nia sebagai adiknya yang harus di lindungi.

Ian bergegas menuju pantai, di pantai acara volley baru saja dimulai, kelihatannya seru banyak juga yang menonton, Ian menghampiri kerumunan suporter mencari-cari barangkali Nia ada diantara mereka, tapi dia tidak menemukannya di sana.

Ian kembali mengedarkan pandangannya mencari-cari sosok Nia, tapi dia tetap tak menemukannya

"Waduh gawat! Jangan-jangan gadis itu benar-benar ilang nih" dia mulai panik.

Sementara itu Nia terus menyusuri pantai, Pantai Tanjung Leman ini lumayan panjang juga, tapi untuk wisata pantai ini dibatasi karena di sebelah utara ya masih terdapat hutan bakau yang jadi area terlarang untuk dimasuki, konon katanya menurut cerita masih suka ada binatang buas disana.

Nia tidak menyadari dia berjalan hampir mendekati area terlarang, tiba-tiba dia dikejutkan oleh jejak kaki di pasir sepertinya jejak binatang, mukanya berubah pucat dia baru sadar dia hampir berada di area terlarang.

Nia cepat-cepat membalikkan badannya bermaksud kembali, dia berjalan cepat setengah berlari, dia takut ada binatang buas yang tiba-tiba menerkamnya.

Pikirannya semakin buruk, feeling nya mengatakan ada sesuatu mengikutinya dari belakang, dia tidak berani menoleh terus mempercepat larinya.

Bruuk..!! Nia terjatuh, sendal jepit ya putus nyelip di pasir, Nia tambah panik, dia tidak sadar ada orang menghampirinya mengulurkan tangannya membantu Nia berdiri.

Ian tadi melihat sosok Nia berlari dari kejauhan, dia memutuskan berlari juga menjemput Nia, dia merasa pasti terjadi sesuatu sampai Nia lari-lari begitu.

"Ian.." Nia merasa sedikit lega dia tidak sendirian, Nia berusaha bangkit berpegangan pada lengan Ian

"Kamu kenapa, kenapa lari-lari?" Ian menatap Nia penuh tanda tanya

"Panjang ceritanya, Ayo cepat kita pergi dari sini?" Nia menarik tangan Ian mengajaknya kembali ke  tempat rombongan mengadakan acara.

"Tunggu!" Ian menghentikan langkahnya, dia menoleh ke belakang, samar di kejauhan seperti ada binatang yang bergerak menuju ke arah mereka, sepertinya cuma seekor anjing. Tiba-tiba muncul pikiran nakalnya.

"Lari...." Tiba-tiba Ian yang menarik tangan Nia mengajaknya berlari, Nia berlari sambil ngos-ngosan mengikuti, setelah di rasa cukup jauh Ian berhenti, kasihan melihat Nia yang hampir kehabisan nafas, dia mengajak Nia duduk di pasir untuk beristirahat.

"Sebenarnya tadi tu kenapa?" Tanya Ian sambil mengatur nafasnya "Kamu sampai lari-lari begitu"

"Ada binatang!" Jawab Nia, kemudian menceritakan kronologis ya.

Ian tertawa sambil memandang Nia, nggak sadar tangannya mengucek-ngucek rambut Nia gemas.

"Makanya jangan sok berani jalan-jalan sendiri, kalau kamu di terkam binatang itu gimana coba?, gimana nasib aku!" Celetuk Ian.

Nia ternganga "maksudnya apa, kenapa dengan nasib dia? kan yang diterkamnya juga aku?" Fikir Nia bingung.

Tadi itu sebenarnya bukan sok berani cuma nggak sadar aja tiba-tiba udah nyampe area terlarang yang kabarnya masih banyak binatang buasnya itu.

Nia terdiam, untunglah masih selamat. Ada benarnya juga ucapan Ian, seharusnya dia tidak pergi jalan-jalan sendiri di pantai ini, kalau terjadi sesuatu bisa heboh sejagat..he..he.

"Kamu mau tahu nggak binatang apa yang mengikuti kamu tadi.?" Ian tersenyum nakal memecah keheningan

"Aku ngelihat binatangnya tadi"

"Serius?" Tanya Nia setengah nggak percaya

"Iya, kalau nggak percaya tuh lihat aja sendiri ke arah sana!" Ian menunjuk ke arah binatang yang terus mengikuti, binatang itu hampir mendekati mereka berdua.

Shiit! Nia menepuk jidatnya dia mengumpat kesal, dia fikir yang mengejarnya adalah binatang buas, ternyata hanya seekor anjing liar. Tapi dia benar-benar bersyukur, masih bisa selamat dalam kejadian tak terduga hari ini.

Ian terbahak-bahak melihat reaksi gadis itu,

Nia melotot kesal " Awas kamu ya!" ancamnya, dia baru sadar dia di kerjain Ian tadi.

"Aaawww.." Ian menjerit saat tangan Nia mencubit pinggangnya, Nia tersenyum puas sambil berlari meninggalkan Ian yang masih duduk.

Ian kemudian bangkit mengikuti Nia dari belakang, Nia berhenti tanpa menoleh saat Ian sejajar dengannya, dia berisik pada Ian

"Kejadian ini, rahasia kita ya?!" Nia tersenyum nakal.

"Oke!" Ian balas berbisik

Mereka kemudian sama-sama tertawa, sungguh cerita yang memalukan andai orang lain tahu bahwa yang dikira macan ternyata seekor anjing.
**

My Love Undercover Where stories live. Discover now